CHAPTER 13. Heater Franklyn

12K 611 83
                                    

Ava menggeliat. Badannya terasa sakit dan lelah karena permainan Damian yang kembali terulang setelah mereka membicarakan beberapa semalam. Bercinta di atas sofa, adalah hal pertama yang baru pernah Ava lakukan. Damian begitu mahir dan membuat Ava meneriakan namanya berkali-kali.

Gadis itu membuka matanya, dan melihat samping tempat tidurnya telah kosong. Damian telah pergi. Pria itu mengatakan jika ada pekerjaan yang mengharuskannya pergi ke Sisilia. Ava tidak menanyakan kapan Damian akan kembali, karena Ava pikir, Ava tidak berhak menanyakannya.
Ava harus mulai membatasi diri mulai sekarang, ia tidak boleh terpesona dan terlena dengan kebaikan Damian padanya. Ini aneh, dulu ia menganggap Damian adalah pria mengerikan. Tapi setelah sedikit mengenal Damian, Ava berpikir jika Damian adalah orang yang baik. Apa karena Damian telah memberinya begitu banyak uang sehingga Ava berpikir seperti itu. Ini memalukan, Ava sama saja dengan wanita yang menjual tubuhnya demi mendapatkan uang jika ia berpikir demikian. Namun, sepertinya nalurinya mengatakan jika Damian orang yang baik. Iya, untuk saat ini dia hanya akan berpikir seperti itu.

Ava menatap dirinya di dalam cermin. Kissmark yang dibuat Damian dua hari yang lalu mulai menghitam dan hampir pudar. Ia mengusapnya perlahan.
Ava memejamkan matanya, mengingat saat Damian menciumi lehernya dengan sangat lembut. Ava tersenyum. Tangannya menyentuh bibirnya. Disana, Damian begitu rakus menciumnya sampai-sampai ia tidak memberikan napas yang cukup untuk Ava. Namun ia begitu menyukainya . Beralih dari bibirnya, tangannya turun ke buah dadanya. Disana Damian menyentuh dadanya dan mengulum puncak payudaranya sampai menegang dengan memalukan. Damian selalu mengatakan jika payudaranya terlihat cantik. Dan—

Ava menyentuh bagian bawah tubuhnya dengan wajah memerah. Ava bahkan masih bisa merasakan milik Damian terbenam sepenuhnya di dalam sana. Menghujamnya bertubi-tubi, tanpa ampun, sampai berkali-kali Ava mengeluarkan desahan liarnya. 

Tiba-tiba sapaan hangat dari pelayan Damian membuat pikirannya tentang Damian menjadi pudar. Seorang wanita dengan seragamnya tampak membawa beberapa pakaian untuk di kenakan Ava. Lagi-lagi sebuah dress cantik.

"Selamat siang, nona. Tuan Damian meminta anda untuk memilih pakaian yang sudah disediakannya."

"Pukul berapa Damian berangkat tadi?" Ava beranjak dari tempatnya berdiri. Sekarang ia memilih dress yang menggantung di sebuah hanger. Ava mengamatinya,

"Kami kurang tahu, nona."

Dari beberapa pilihan dress yang ada di depan Ava, dress bermotif bunga kamomil menjadi pilihan Ava. "Aku akan memakai yang ini," kata Ava tersenyum.

"Baik, nona. Jika anda berniat untuk makan siang, kami akan membawanya kemari jika anda enggan ke bawah."

"Aku akan mengabarimu nanti. Terimakasih sebelumnya,"

*

Jesslyn terdiam untuk beberapa detik saat berhadapan dengan Heater tiba-tiba. Laki-laki itu sudah ada di depan rumahnya siang ini. Ia sudah berjanji untuk menjemput Ava di sebuah halte. Tapi yang ia temukan hari ini malah bertemu dengan Heater sesiang ini, bisa-bisa ia akan membuat Ava menunggu lama.

"Apa kau ingin aku melindasmu di depan rumahku sendiri?" Sapaan Jesslyn terdengar malas saat ia melongok Heater dari balik mobilnya. "Naiklah,"

Heater tersenyum, meskipun Jesslyn adalah gadis yang bisa dibilang sedikit tempramen, namun Heater tahu jika gadis itu memiliki sisi yang sangat baik.

"Terimakasih,"

"Apa kau menyuruhmu duduk dengan santai di mobilku?" cibir Jesslyn melirik ke arah Heater, ia melemparkan kunci mobilnya ke arah Heater. "Aku selalu menjadi ratu, kau tahu itu Heater. Minggir!" teriaknya. Jesslyn turun dari mobilnya dan berpindah tempat duduk.

LITTLE SUGAR (21+)| ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang