CHAPTER 4. Break my heart

10.5K 634 44
                                    

Kedatangan Taylor ke apartemennya membuat Ava senang. Taylor meminta maaf padanya karena pergi tanpa berpamitan pada Ava beberapa waktu lalu. Ava mengerti dan tidak terlintas sedikitpun di pikirannya untuk mempermasalahkan hal kecil seperti ini. Lagipula, Heater telah menemaninya berbelanja keperluannya untuk seminggu kemarin. Bahkan sampai sekarang, keperluannya masih ada sisa di lemari bahan makanannya.

"Mum, apa kau tahu siapa yang meletakan bunga mawar di mejaku?" Tiba-tiba Ava mengingat mawar merah yang ada di mejanya beberapa waktu lalu. Mawar itu sudah sangat layu dan kering, akan tetapi Ava tidak membuangnya. Ia tidak tahu kenapa dirinya meletakan  mawar itu di sela-sela bukunya yang berada di meja belajarnya.

"Tentu saja." Taylor meremas patty yang sedang dibuat untuk makan malam mereka. Ava sangat menyukai masakan ibunya, bagaimanapun hanya masakan Taylor yang terenak di dunia. Tidak akan ada yang bisa menandinginya. Taylor adalah koki terhebat bagi Ava. "Apakah kau berteman dengan Damian? Seorang kurir mengatakan jika bunga itu adalah bunga permintaan maaf darinya ," sial!Kebohongan apa yang sedang direncanakan pria itu.

Meskipun Ava sudah tahu jika mawar itu berasal dari pria bernama Damian Cannats, tetap saja Ava ingin memastikannya langsung dari mulut ibunya sendiri. Dan sekarang setelah mengetahui dari mulut Taylor, Ava merasa gelisah. "I-iya, Damian temanku. Kami bertengkar beberapa waktu lalu," Akhirnya Ava juga merancang kebohongan untuk Taylor!

"Aku baru mendengar namanya, Apa Damian teman barumu?"

Ava terdiam untuk beberapa saat sebelum menjawab. "I-iya dia teman baruku." Jawabnya.

"Apa Heater tahu?"

Ava menggigit bibir bawahnya, merasa jika Taylor tahu jika Heater tidak pernah menyukai siapapun dekat dengan Ava."Dia tahu, dan kupikir Heater tidak mempermasalahkan hal ini,"

Ya, kau berbohong lagi Ava! Heater bahkan tidak pernah mendengar nama Damian, Jangankan Heater, Ava sendiri baru saja mendengarnya beberapa waktu lalu saat pria itu membawanya paksa ke...Ava tidak tahu kemana pria itu membawa Ava. Saat membawa Ava, pria itu menutup matanya dan saat mengembalikan Ava ke rumahnya, pria itu juga menyuruh seseorang untuk menutup rapat matanya. Apa Damian pikir Ava akan melaporkannya pada polisi dan menunjukan rumah yang dipakainya untuk membawa paksa Ava? Rasanya tidak mungkin, Ava tidak menyukai hal-hal yang membuatnya terlihat dari siapapun.

"Syukurlah kalau begitu," Taylor memasukan patty yang sudah ia pipihkan ke dalam oven. Taylor mengelap meja dapurnya, dan ia memandangi Ava yang sedikit melamun. "Apa kau sedang memikirkan sesuatu?"

"Ah, tidak. "Ava tersentak. Ia mengambil lap Taylor dan mengelap mejanya. Ia tidak bisa melakukan apapun selain membantu pekerjaan rumah Taylor. Ia tidak bisa memasak. Ah, mungkin belum, ia akan belajar pada Taylor sesuatu saat untuk membuat makanan lezat.

Setelah makan malam berakhir, Ava membantu Taylor membersihkan piringnya. Taylor terlihat duduk di meja makan dengan tangan yang menopang kepalanya. Wanita itu terlihat sedang memiliki masalah serius. "Apa terjadi sesuatu?' tanya Ava mendekati Taylor. Ia memberikan Taylor bir yang baru saja ia ambil di lemari es. Ava tahu jika bir adalah teman yang paling tepat untuk Taylor di saat keadaannya yang sedang terlihat buruk. "Apa David baik-baik saja?"

"Iya, David baik-baik saja." Taylor mengangguk. Ia membuka bir dan meneguknya sedikit, setelahnya ia menatap Ava. "Kami bertengkar,"

"Dia menyakitimu?" Ava menebak

"Tidak, hanya saja aku tidak tahu kenapa kepalaku terasa mau pecah jika aku memikirkan keadaan kami saat ini,"

"Pekerjaannya?"

LITTLE SUGAR (21+)| ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang