Irene menarik Yoona paksa "Na! Itu Sehun, ayo samperin! Tangan gue udah gatel," Yoona berhenti "Rene? Gu-Gue ng-nggak bisa." Irene menggeleng "Ayo, Na! Jangan buang-buang waktu, nggak baik."
Irene dengan cepat berlari dan mencengkal lengan gadis yang berjalan berdampingan dengan Sehun "Eh? Apaan sih Mbak! Ngapain narik-narik saya?" Irene mendecih "Tsk. Mbak-Mbak emangnya gue Mbak lo! Dasar lo pelakor nggak tau diri!"
Dan, saat itu pun Sehun terkejut dengan keberadaan Yoona yang sedari tadi hanya memandanginya dalam diam. "Yo-Yoona?" Yoona mendekatkan diri kearah Sehun. Sehun terlihat gelisah,
"Na, sekarang juga kelarin masalah lo sama Sehun. Biar pelakor ini gue yang urus," Irene menarik gadis itu dengan kasar. "Nggak ada ampun lo sama gue!"
Yoona tepat didepan Sehun sekarang "Hai? Apa kabar?" Sehun masih diam memperhatikan Yoona "Aku nggak akan marah, Hun. Aku cuma mau kamu jelasin yang sebenarnya." Yoona tersenyum tipis,
"Aku bosen, Na. Ngejalanin hubungan yang nggak pasti sama kamu." Sehun masih menatap lurus kearah Yoona "Aku tau ini semua salah tapi perasaan aku nggak bisa ditahan."
"Kalo salah kenapa kamu lanjutin? Kalo udah bosen kenapa nggak bilang, Hun?" Yoona menatap Sehun sedih "Tolong jelasin."
"Aku takut nyakitin kamu,"
Yoona tertawa remeh "Jadi, maksud kamu kalo ngilang secara perlahan nggak bikin aku sakit hati, gitu? Kamu salah, Hun."
"Jadi, gunanya janji-janji waktu itu apa ya? Aku sekalipun nggak pernah marah, Hun. Karena, aku tau didunia ini nggak akan ada yang abadi begitupun seperti cinta kamu ke aku. Aku salah terlalu percaya sama kamu," Yoona menghela nafas pelan "Tapi, aku kecewa. Kenapa disaat kayak gini kamu nggak bisa bersikap tegas, Hun. Apa aku salah terlalu berlebihan? Enggak kan ya? Aku cuma terlalu sayang sama kamu."
Sehun membuang muka kesembarang arah dan mengabaikan ucapan Yoona "Jadi, kamu udah tau kan? Kenapa masih gigih sampe samperin aku kesini. Kamu bodoh atau nggak punya rasa malu?" Hati Yoona mencelos dengan seketika.
"Kamu berubah total."
"Aku nggak berubah, aku masih sama. Cuma--" Sehun berhenti berbicara dan menatap Yoona kembali "Hati aku yang berubah dan itu bukan buat kamu lagi."
"Udah jelas kan? Aku nggak akan minta maaf, jadi kamu nggak usah banyak berharap." Yoona menggeleng "Aku nggak butuh maaf dari kamu."
"Tadinya, aku masih mau memperbaiki hubungan kita. Tapi, setelah aku liat kamu begini, aku rasa itu semua nggak perlu." Lanjut Yoona sambil tersenyum.
"Yaudah. Sekarang aku mau kamu yang putusin hubungan kita, anggap aja rasa kecewa kamu terbalaskan." Yoona mengangguk "Aku mau kita putus, Hun."
"Ta--, Tapi? Boleh aku minta satu permintaan?" Sehun menaikan alis sebelah kirinya "Apa?"
"Aku mau peluk kamu untuk yang terakhir kalinya sebagai pasangan. Mungkin, keadaan kita akan jadi canggung kedepannya."
Tanpa, basa-basi Yoona memeluk Sehun dengan erat. Seolah tidak ingin melepaskan, tubuh Yoona menghangat. Yoona merasakan kehangatan itu kembali tetapi dengan perasaan yang berbeda sekarang.
Yoona melepaskan pelukan itu secara perlahan "Makasih ya atas pelukannya. Semoga kamu bahagia, aku pergi." Dan, Yoona benar-benar pergi meninggalkan Sehun sendiri disebuah taman yang begitu sepi.
PLAK!!!
"Bisa nggak lo jelasin sekarang? Lo masih bocah aja udah pinter ya jadi pelakor! Dari awal emang gue nggak pernah suka sama lo ya. Walaupun lo adik tiri pacar gue sendiri! Nggak akan ada rasa iba gue sedikitpun ke elo," Emosi Irene memuncak dan Suho tak bisa menahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Cantik - Cantik Gesrek | exoshidae.
Fanfiction[COMPLETED] "Seno Pratama, cowok yang dari dulu gue kagumin sampai akhirnya gue bisa jadi pacarnya, seberuntungkah itu gue? atau sebaliknya?" -Yoona Anastasya Julian "Bagaskara, cowok yang bisa bikin gue nggak karuan kayak gini. Gue mesti gimana?"...