12. 4 O'clock

17 0 0
                                    

Di dunia ini, semua manusia berhak bermimpi. Bermimpi menjadi apapun. Tapi, harus ada usaha untuk mewujudannya. Tak kecuali perempuan, laki-laki, dewasa, anak-anak, bahkan orang tua boleh bermimpi dan mewujudannya. Sayangnya, aku tak pernah bisa mewujudkan mimpiku. Ayahku melarangku bermain basket saat aku bermimpi menjadi pemain basket putri paling mahir. Lalu, ayahku melarangku untuk bermain musik ketika aku bermimpi menjadi pemusik terbaik di dunia. Dan yang terakhir, ayah melarangku menulis cerita karangan-karangan ketika aku bermimpin menjadi penulis terbaik seperti tere liye.

Aku menghela nafas. Hari ini hari aku akan melaksanakan tugas bu Ainia. Aku sedang menunggu Ali menyiapkan kamera. Aku sudah duduk di kursi, di depanku ada microphone. Di sebelah kananku ada Arvan dengan pianisnya. Sementara di sebelah kiri, ada Ryan dengan gitarnya.

" Ok. Udah siap semua?." Tanya Ali menatap kami bertiga.

" Udah." Jawabku. Sementara 2 orang di sebelahku hanya mengangguk sebagai jawaban.

" Gue mau ambil posisi, lo yang pencet tombol mulai." Ucap Ali kepadaku.

Aku mengangguk. Ketika Ali sudah siap, aku segera menekan tombol play. Tersenyum ke arah kamera.

" Selamat siang bu. Saya Nharasifa Asfania mahendra. Lalu di sebelah kiri saya ada Ryan Putra Ardinata, di sebelah kanan saya ada Arvan Akbar Pramudya. Dan di belakang saya ada Ali Mahendra. Kami disini akan menyanyikan lagu dari grupband korea berjudul '4 O'clock'. Dari BTS."

Aku bersiap-siap. Musik mulai terdengar dari piano Arvan. Ku tutup mataku untuk merelekskan diri serta mendalami arti lagu ini.


Eoneu nal dalage

Gilgogin pueonjileul ssosseo

Neo boda hwanajin anhjiman

Jageun cheosbeulul kyeosseo.

Eoseuleumhan gongwonhe

Noraehaneun ileummoleussae

Where are you

Oh you

Wae ulgo issneunji

Yeogin nawa neoppuninde

Me and you

Oh you

Gipeun bameul ttarasseo

Neoui noraesseoriga

Han geoleumssik du geoleumssi

TWO COOL IN SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang