4. Maintain Relationship

66 33 8
                                    

Rendy pun langsung mendorongnya ke tembok sehingga jarak mereka sangat dekat.

Perempuan itu kini sedang ketakutan. Ada apa dengan lelaki ini? Mesum? Jahat? Apa dia mau menghajarnya?

Yang jelas jantung Gita kini sedang berdebar dan nafasnya mulai tidak beraturan.

"Lu jadi cewek rese banget sih, apa mau Lo? Pingin dicium, dipeluk apaaaa––" ucapan Rendy terpotong dengan Gita.

"Please jangan apa apain aku Renn" lirihnya.

Rendy kini malah makin mendekatkan tubuhnya padanya. Dan hal itu membuat Gita semakin takut dan satu air mata meluncur dipipinya.

Ia tidak tega melihat cewek menangis. Akhirnya ia menghapus air matanya dan menyentuh bibir mungilnya.

Shhttt

Gita malah semakin menangis bahkan tidak menengok ke arah Rendy sedikitpun.

"Gua ga bakal apa apain lu,  gua hanya minta satu, lu jangan nangis yaa entar cantik lu ilang dan gabakalan ada yang naksir sama lu."

Tangisannya seketika berhenti ketika mendengar ucapan dari Rendy. Ia langsung mendorong Rendy sekuat tenaga.

"Eh lu pikir gua cewek apaan!" Kesalnya.

Tawa cowok itu seketika pecah. "Dah selesai nangisnya mba?"

Gita yang merasa diremehkan kini langsung mendengus kesal ia segera lari dan keluar dari toilet.

Namun... Ada sebuah tangan yang menahan lengannya dengan lembut.

"Ish, apaan sih sok romantis banget" kesalnya.

"Kalo lu gua tembak pastinya lu bakal terima kalik."

Jantungnya seketika berdebar. Ia benar-benar mati baper dengan ucapannya. Apakah ucapan Rendy ini serius atau hanya candaan semata.

"Dah dah, jangan baperan, gua cuman latian."

"Zzz, bagus lah kalau latian, lagian gua juga gamau sama cowo model kaya lu!"

"Ah masakk?"

"Ya, lu itu orangnya ga jelas, rese, kasar lagi!" Perjelas Gita.

Ia pun langsung merespon dengan tatapan andalannya. Yaitu tatapan sinis ala Rendy.

"Kenapa si lu demen natap gua sinis!"

"Yang natap lu sinis emang siapa, pd amat jadi cewe!"

Gita hanya terkekeh pelan melihat tingkah Rendy yang seperti bocah.

Perasaan Rendy tiba-tiba nyaman terhadap Gita. Kenapa ia bisa langsung suka pada cewek rese itu.
"Huss pergi lu pikiran, gua ga mau mikirin cewek rese itu!"

Mereka kini malah sama-sama berdiam diri bahkan sekalipun mengecek ponselnya. Tidak ada yang membuka suara sedikitpun bahkan untuk pergi dari tempat itu.

*****

"Jeng, enaknya pilih yang mana ya?" Tanya Tante Rini.

"Pilih yang spf nya tinggi aja biar kamu tambah cantik jeng" kekeh Tante Syahda.

Mereka kini sedang berada di Girly Shop. Disana terdapat banyak kebutuhan para wanita, terutama make up, skincare, dan aksesoris.

Hampir satu jam mereka berada di Girly Shop. Yaa maklum lah mama muda, mereka juga butuh hiburan yaitu shoping sepuasnya.

Setelah selesai memilih produk yang diinginkan mereka akhirnya segera menuju ke kasir untuk membayar semua yang ia pilih.

"Ini mbak uangnya" ucap Tante Syahda sambil menyodorkan uang.

"Oke mbak saya hitung dulu."

"Ini kembaliannya, terimakasih."

*****

Keadaan sunyi membuat mereka tidak ada yang membuka suara sedikitpun. Sekitar beberapa menit mereka berdiam diri di toilet. Apakah mereka tidak jenuh? Mereka pikir tidak. Karena walaupun mereka sama-sama hening namun mereka melakukan kesibukan sendiri-sendiri.

"Dah selesai skincer nya?" Jenuh Rendy.

"Belom nih tinggal dikit lagi" balas Gita sambil memoleskan sedikit bedak.

"Oke finish"

"Lu itu mau ngemall tapi kea mau kondangan, takut banget skincer nya ilang sampe-sampe lu bawa semua."

"Lu itu bisa ngomong skincare ga sih! Ngomong aja kagak lulus!" Kesalnya.

Maintain RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang