Six

8.6K 207 2
                                    

Evie, adik ku yang manis. Berwajah tanpa dosa tapi memiliki beribu rencana busuk. Jelmaan sempurna iblis berwajah malaikat. Dengan kejam menghancurkan keluarga bahagia hanya demi pria busuk yang mengincar perusahaan kami.

Justine, pria yang mendekatiku sekaligus adikku. Mengadu kami dalam permainan cinta menyedihkan yang berlumuran darah orang tua kami.

Dia berhasil menghasut adikku dengan rayuannya saat upayanya tidak mempan pada ku. Menfitnahku mencoba merayunya dan membuat drama seolah akulah yang berusaha mengambil keuntungan. Padahal waktu itu dia yang berusaha melecehkan diriku tapi dengan mudahnya ia membalik fakta. Membuat Evie membenciku dan bertekad menghancurkan diriku.

Dua tahun yang lalu...

"Lepaskan aku, Justine. Kau menjijikkan. " Cerry terus berteriak dan mendorong Justine agar tidak terus melecehkan dirinya. Cerry tidak menyangka jika Justine adalah pria seperti ini.

"Aku tau kau juga tertarik padaku. Kita bisa menjalin hubungan dibelakang adikmu. " Pria sekuat Justine tidak mungkin dikalahkan oleh tenaga Cerry yang berusia tujuh tahun.

"Kau gila!  dia adikku dan tunanganmu!  akh. "

"Jadi kenapa, yang membuat dadaku berdetak adalah dirimu."

Brak!

Justine terkejut dengan kedatangan Evie, dia langsung melempar tubuh setengah telanjang Cerry ke ranjang dan menfitnahnya.

"Evie, dia merayuku... Aku sekarang dalam pengaruh obat yang dia masukkan ke dalam minumanku! " Justine bertingkah seolah tubuhnya kesakitan.

Cerry tidak percaya jika Justine akan memfitnah dirinya seperti itu.

"Itu bohong, dia yang berniat... "

Plak!

Cerry merasakan pipinya panas karena tamparan Evie. Mata hijaunya memandang tak percaya pada adik satu-satunya.

Tanpa mendengar apapun, Evie mengadu pada Ayah dan Ibunya. Menceritakan kejadian yang tidak pernah terjadi. Dia menangis pada ayah dan ibu, membuat mereka mengusir Cerry karena marah.

"Kakak merayu tunanganku dengan memberinya obat! "

"Aku melihat sendiri kakak berusaha mencium Justine dan mereka hampir melakukannya. "

Ibu Cerry merasa tidak percaya dengan ucapan Evie. Tapi kondisi Justine memang seperti orang yang terbius obat. Jadi Ibu Cerry hanya bisa diam.

"Cerry mulai sekarang tinggallah bersama bibi Momo. Kami tidak ingin kau berbuat ulah jika berada di rumah ini lagi. "

Malam itu, Justine tersenyum penuh kemenangan. Dia tidak hanya berhasil mengusir Cerry tapi juga merencanakan kecelakaan pesawat pribadi yang menewaskan kedua orangtua nya.

Kesedihan Cerry membuat sosoknya menjadi penyendiri. Dia bahkan menolak keluar dari kamar. Pada saat Evie datang untuk menuduh Cerry, ternyata kondisi spikisnya seolah berusia anak-anak.

Kini, dengan hadirnya Scott, Cerry bersumpah akan membalaskan dendam pada Justine dan adiknya yang manis. Membuat mereka merasakan dilempar ke luar dan tidak tidak berdaya.

.
.
.

Scott berkutat dengan laporan keuangan di kasino. Dia menyeringai melihat grafik presentasi keuntungan dari Kasino dan Club malam.

"Ada undangan dari pengusaha muda, kalau tidak salah namanya Justine Wood. "

"Sepertinya tidak begitu penting?  bukankah dia pemula. "

"Benar ku rasa pesta yang mereka adakan karena merayakan kolaborasi antara perusahaan Kite dan Wood. ''

Scott menyesap minuman di tangannya. Dia sangat enggan datang karena ingin melewatkan waktu dengan mainan barunya.

Louis yang hafal tindak tanduk temannya mengerutkan keningnya.

"Kau mempunyai mainan baru. "

Scott tidak menjawab tapi hanya memutar-mutar glock di meja. Terlihat jelas mata biru gelap tajam itu menyimpan gairah.

"Oh sial, kau menolak wanita seksi penghuni club kita, juga model sekaligus artis karena sudah bosan. Jadi jalang seperti apa mainan barumu, eh? "

"Bukan jalang. Tapi peri yang masuk ke dalam jaring tangan iblisku. "

"Boleh aku mencobanya? "

"Kau harus melewati peluruku lebih dahulu. "

"Ck, seperti biasa kau bajingan yang beruntung. "

"Aku pergi, aku merindukan mainanku. Kau tetap bersenang-senang di sini hingga membusuk bersama mereka. "

Scott dan Louis memandang sekumpulan wanita berpakaian minim bahkan ada yang hanya memakai lingerie. Semua untuk menarik perhatian dua iblis penguasa dunia hitam ini.

"Ow, sebenarnya aku ingin berhenti. Tapi melewatkan kesenangan seperti ini akan membuatku serasa dikutuk. "

"Yah teruslah membual sampai aku bosan dan meledakkan kepalamu. "

Louis tertawa terbahak dan menarik tiba orang wanita menuju ruang VIP. Disini untuk bercinta tidak perlu ditempat tertutup. Para penjudi dan pencari kesenangan bebas asal tidak membuat keributan. Pelurunya lebih cepat bereaksi dari pada mulutnya ketika terjadi keributan di tempat mereka.

.
.
.

"Sweety... "

Scott membuka pintu kamar yang sudah menghipnotis dirinya untuk masuk. Ternyata ranjang itu kosong. Ia sangat panik dan hampir berteriak sekaligus menghajar anak buahnya jika Cerry menghilang.

Tapi suara percikan dari dalam kamar yang akhirnya melegakan pikirannya yang sempat meledak karena khawatir.

"Cerry, kau di dalam? "

"Cerry mandi, Daddy. " Teriak Cerry. Dalam hati ia membisikkan kata - kata agar Cerry masuk ke kamar mandi.

*Ayo Scott, datanglah dan lihat tubuhku ini. Dengan berlumuran busa aku terlihat lebih imut

*"Boleh daddy masuk? " Apel adam Scott bergerak naik turun. Dia tidak sabar ingin mencicipi sweetynya yang basah. Terutama sekarang sang junior sudah bersemangat.

"Iya daddy ~"

"Fu*k ..." Scott mengumpat melihat tubuh berkilau Cerry yang diguyur shower. Apalagi sweetynya itu kini telah mengusap tubuhnya dengan busa berlimpah beraroma segar.

Scott dengan segera membuka bajunya hingga sama-sama tanpa busana. Segera ia meraih Cerry dan melumat bibirnya.

"Daddy... ingin mandi? Benar juga pasti Daddy gerah habis kerja? " tanya Cerry usai bibirnya dilepaskan Scott.

"Apa kau ingin Daddy mandi? " Scott balik bertanya pada Cerry.

Gadis itu tersenyum lebar. Dengan semangat ia mengangguk. "Cerry mau, Cerry suka Daddy yang wangi... "

Cerry berusaha tampil semurni anak kecil. Tinggal menunggu waktu agar Scott bisa percaya sepenuhnya padanya.

tbc

Girl Behavior (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang