Twelve

4.8K 182 1
                                    

Kyaaa...

Ctar!

Ah...

Ctar!

"Berhenti! "

Ctar!

Puas mencambuk, Scott melempar cambuknya lalu mengamati tubuh Cerry.
Punggung Cerry awalnya putih bersih dengan sedikit rona merah sekarang berhiaskan garis-garis merah darah yang kontras dengan kulitnya. Seringai puas tercipta di wajah tampannya.

"Ini hukuman mu Cerry. "

"Kyaa Scott lepaskan aku! "

Cerry terengah-engah karena mulai kehabisan tenaga.

'Gadis kecil ini ingin bermain-main denganku, oh sungguh lucu. '

''Pemikiran yang sangat naif jika kau mengira bisa mengendalikan seorang Scott Anderson hanya karena seks, Sayang. "

Aroma bunga yang tadi tercium samar bertambah kuat. Scott mencari dari mana datangnya aroma bunga yang kuat ini. Dia dari dulu mengetahui jika Cerry memiliki aroma manis bunga. Tapi belum pernah sekuat ini.

Seekor kupu-kupu datang menyelinap dari celah jendela. Itu terbang menuju Cerry yang sedang mengatur nafasnya. Tak lama kupu-kupu yang lain juga turut hinggap ke tubuh Cerry.

Barulah Scott sadar jika aroma yang kuat ini dikeluarkan oleh Cerry.

"Melihat kupu-kupu itu, aku merasa telah menyiksa seorang peri. " Scott berkata acuh tak acuh. Ada senyum malas di bibirnya yang tipis.

"Sayang sekali bukan?  karena aku memang berkutat dalam dunia hitam."

"Lepaskan aku," Cerry tidak ingin repot-repot mendengarkan ucapan sombong Scott.

"Tentu saja. "

Scott melepaskan tali yang mengikat Cerry. Hampir saja Cerry jatuh ke lantai jika tidak ditahan oleh Scott. Kakinya terlalu lemah karena cambukan tadi.

Scott membaringkan Cerry di tempat tidur. Beruntung tempat tidurnya memiliki sprei lembut berbahan bagus. Itu cukup baik sehingga tidak menambah buruk rasa perih di punggungnya. Sayangnya sebelum Cerry melepaskan nafas panjang, Scott mulai memberikan hukuman yang lain.

"Akh... "

"Siapa yang bilang kau boleh tidur?"

"Scott lepaskan aku, tolong... Oh berhenti Scott... " Cerry hanya bisa menangis karena siksaan Scott yang tidak berhenti.

Cerry terus berteriak, tapi pria di itu malah menyiram tubuhnya dengan air es. Lukanyw semakin pedih. Dia merasa tersiksa dengan ulah Scott.

"Baiklah, aku tidak berani lagi. Aku akan menuruti mu, akh! "

Cetar.

Cetar.

"Berhenti. ''

Cerry menegang, rupanya ia sudah sangat kesakitan karena segala hukuman dari Scott.

"Pembohong, kau menyukai kekerasan tapi menolak untuk mengakui, " sinis Scott.

"Tidak, aku bukan masokis. "

"Coba kita buktikan. "

Scott ternyata mulai memberikan hukuman lain yang lebih kejam. Dia memperlakukan dirinya seperti jalang di club. Sebagai orang yang berkutat dalam dunia hitam Scott tidak pernah melakukan hubungan intim dengan lembut. Sama seperti yang ia lakukan sekarang.

"Lepaskan aku hiks... " Cerry sudah menyerah pada pria ini. Satu hal di otaknya yaitu dia harus segera pergi jauh dari jangkauan Scott.

Scott berhenti dan menjauh dari Cerry. Dia kemudian mengambil benda lainnya untuk menghukum Cerry. Dia membawa lilin yang menyala. Tanpa perasaan Scott meneteskan lilin itu ke kulit Cerry. Itu membuat Cerry menjerit. Sayangnya Scott seperti menikmati jeritan Cerry yang menanggung siksaannya.

"Akh... Scott, kau gila! " teriak Cerry. " Berhenti, itu sakit bodoh!"

.

.

.

Justine mendatangi Josh yang duduk di kursi wakil CEO. Meskipun Scott menunjuk dirinya sebagai CEO perusahaannya tapi Josh menolak untuk di kursi yang seharusnya Scott berada.

Pemandangan yang janggal bagi pria serakah seperti Justine. Justine berpikir, jika dirinya adalah Josh maka ia akan berusaha sekuat tenaga mengambil Anderson company menjadi miliknya. Sama seperti yang dia lakukan pada White inc. Kini dirinya berkuasa atas dua perusahaan sekaligus.

Louis kebetulan datang ke perusahaan Scott. Ia agak jengkel dengan Scott. Sahabatnya itu seperti hilang di telan bumi. Dia tidak pernah lagi hadir di club untuk bersenang-senang. Kehadiran Justine menarik perhatian Louis. Dia bertanya-tanya mengapa pria itu berada di Anderson company.

"Bukankah kau pemilik perusahaan baru itu? " tanya Louis ketika Justine menyapanya.

Justine tersenyum ramah, tapi kelicikan di matanya tidak bisa disembunyikan senyumnya. "Benar, senang bertemu dengan anda tuan Louis. Aku beruntung bertemu dengan anda disaat aku mengunjungi tuan Josh. "

Josh mengangkat tangannya, ia menerima proposal dari Justine. "Aku akan mempelajari proposal ini. Jika proposal ini menguntungkan, kau akan aku hubungi. "

Ucapan Josh terdengar mengusir Justine. Jari-jari Justine mengepal karena penghinaan ini. Tapi ia harus menelan kemarahannya demi kepentingan perusahaannya.

"Baiklah, jika demikian aku akan menunggu kabar baik dari kalian." Justine pamit bersama dengan sekretaris dan asistennya.

Setelah sosok Justine menghilang dari pintu, Louis yang duduk di meja Josh mendengus. "Kau kasar sekali Josh. "

"Ini adalah perintah tuan Scott. Tapi aku cukup senang melakukannya. "

"Oh, bajingan itu, sampai kapan ia akan menghilang!" Louis berteriak kesal.

"Jika kau mau, kau bisa menemuinya di markas tengah hutan."

"Tidak, tempat itu suram. Jika Scott tiba-tiba kesal aku takut kehilangan nyawaku di sana. ''

"Jika begitu berhentilah mengeluh. Tuan Scott dalam kondisi baik dan bersenang-senang saat ini. "

Josh memberi senyum bearti pada Louis. Dan Louis langsung tau arti senyum Josh.

"Sepertinya aku akan melakukan saranmu. Aku ingin tau mainan yang ditemukan Scott. "

Louis sangat penasaran pada gadis yang bisa membuat Scott kembali menjadi dirinya sendiri setelah memutuskan hubungannya dengan para kekasihnya. Dia bahkan harus mengusir mereka karena jengah. Para wanita yang dicampakkan Louis itu akan terus berdengung di sekelilingnya jika dia tidak bertindak tegas.

Tbc.

Girl Behavior (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang