14.Masalah baru

17 4 0
                                    

Setelah alin mengetuai organisasi rohis dia makin menunjukkan eksistensi keagamaan di sekolah SMA nya itu, dan dia makin dikenal seantero sekolah karena kesederhanaan, kealiman nya, juga kecantikan yang dia miliki.

Hal ini membuat Laura, cewek yang waktu itu pernah melabrak alin makin membenci alin karena pasalnya Laura adalah cewek yang selalu diincar para cowok dan ia selalu diagung-agungkan tapi sekarang semua teman-temanya dan para lelaki yang dulu mengejar Laura, tidak lagi nampak dan malah asyik mengejar alin dengan cara menjadi secret admirer nya ataupun fansnya.

Hal itu justru makin membuat Laura geram dengan alin. Dia akan mencari cara agar popularitas nya disekolah ini kembali.

Meski harus menyakiti orang lain.

Saat ingin menuju perpustakaan alin berpapasan dengan kak agham di Koridor sekolah.
Dia hanya menyapa lewat senyuman lalu sesegera mungkin melanjutkan langkahnya baru beberapa langkah agham seperti memanggilnya

"Dek... " Alin membalikan tubuhnya ketika mendengar ada yang memanggilnya

"Eh-kak agham ada apa kak? "

"Enggak apa-apa sih kebetulan lewat sini dan ketemu kamu" Alin hanya manggut-manggut, tapi bentar kak agham bilang kamu enggak salah nih, biasanya lo gue kok-ah udah lah.

"Dek, kenapa kok geleng-geleng kepala, kamu pusing" Tanyanya berusaha menyadarkan ku dari lamunan ku tentang nya

"Ha?-eh.. Eng-enggak kok kak enggak pa-pa" Sangkal ku

"Oh yaudah kalo ada apa-apa bilang ya? Jangan sungkan"

"I-iya" Sumpah bingung mau jawab apa, tadi malem alin mimpi apa ya Allah kok agham hari ini kayak manis banget gitu ngomong nya ke alin.

"Oh ya rohis gimana? Lancar enggak? Sekarang kamu sibuk ya? Dan sekarang udah jadi most wanted aja nih hehhe" Serentetan pertanyaan yang ia ajukan, gimana mau jawab pertanyaannya kek gitu

"Alhamdulillah rohis lancar kak, dan bener sekarang alin makin sibuk tapi enggak apa-apa ada Allah juga yang bikin alin semangat dan untuk masalah most wanted alin enggak tau kenapa jadi terkenal gini padahal alin enggak sekeren kayak anak most wanted lainya, tau ah yang penting alin pengen terkenal nya kelak di surga" Ucapnya yakin disertai senyuman manis.

Alin tidak sadar bahwa orang dihadapan nya kini tengah bersusah payah menahan deg-deg an di dada nya juga keringat dingin yang menjalari tubuhnya dia berusaha bersikap tenang.

"Aamiin semoga kelak yang akan jadi peneman setiap suka duka mu itu aku ya dek" Ucapnya tak tahan lagi

"Maksud kakak? " Tanya alin sambil mengerutkan kening

"Hehhe enggak kalo ada waktu aku pengen bicara sama kamu boleh? "

"Boleh kok kak, tapi liat dulu nanti ya kak" Ucap alin hati-hati sebenarnya dia ingin menolak tapi yang dihadapanya kini adalah orang yang telah bersedia membantunya untuk mewujudkan keinginannya membentuk organisasi rohis jadi kalau untuk menolak alin rasa tidak lah pantas, siapa tahu dia mau ngomong soal tips and trick dalam mengatur keorganisasian kan bisa sangat bermanfaat bagi alin. Yang penting bagi alin adalah husnudzon.

*****

Alin mulai melanjutkan langkahnya menuju perpustakaan tapi saat alin tiba di ambang pintu dia melihat kak Laura sedang berlari menuju kearahnya ada perasaan tidak enak dihati alin tapi ia mencoba menyingkirkan perasaanya dan mulai berpikir positif pada kakak seniornya itu

"Alin.... " Teriaknya sepanjang koridor memanggil-manggil nama alin. Rambut yang bergerak kesana kemari mengikuti arah lari gadis itu dengan seragam yang amat ketat bahkan belahan dadanya sampai kelihatan jika dalam posisinya yang sedang berlari membuat para kaum adam di sekitar koridor memandangnya seakan haus darah hingga tak berkedip sama sekali

"Hosh-hosh.. Huuu uhh Al-alin lo harus ban-t-u g-u..e" Ucapnya dengan nafas tersengal-sengal

"Kak Laura tenang dulu, tarik nafas habis itu baru ngomong"

"Ok, gini gue butuh bantuan lo lin" Pintanya dengan muka memelas

"Alin harus bantuin apa kak? " Tanyanya dengan perasaan Was-was

"Gue pengen berubah gue enggak pengen jadi kek gini lagi gue pengen bisa jadi kayak lo, lo mau kan bantuin gue" Ucapnya dengan gaya dibuat nangis

"MasyaAllah kakak beneran pengen berubah? " Tanyanya tidak percaya tapi alin sangat senang

"Iya lo enggak percaya sama gue? Gue pengen berubah lin semenjak dulu waktu gue nge-bully lo gue dijauhin sama temen-temen gue bahkan agham pun juga jauhin gue, gue mohon lin gue butuh bantuan lo gue pengen berubah" Ucap Laura dengan menangkupkan tangannya memohon kepada alin

"MasyaAllah alin seneng banget kak kalau kakak beneran mau berubah InsyaAllah alin siap membantu kakak" Ucap alin yakin dan tidak ada rasa Was-was dalam dirinya. Mungkin inilah hidayah yang diberikan Allah pada hambanya alin hanya bisa membantu untuk urusan lainnya biar Allah yang mengaturnya

"Beneran lo mau bantu gue lin? Ok kalau gitu gue pengen ngobrol banyak sama lo boleh kan? Lagi pula ini masih jam istirahat lo mau kan ikut gue?"

"Emmm... Sebenarnya alin mau ke perp-"ucapan alin terpotong

"Ayolah lin masa gue minta bantuan lo gak mau bantuin gue, gue serius pengen berubah bantu gue ya gue pengen ngobrol banyak sama lo soal agama"

"Ok kak alin akan ngikutin kakak, emangnya kita mau kemana kak? "

"Udah lo ikut gue aja ayo! " Seketika senyum smirk nampak di sudut bibir Laura alin tidak menyadari itu ia hanya menurut mengikuti langkah kaki seniornya yang 'katanya ingin berubah, eh semoga beneran batin alin

Sepanjang alin berjalan mengikuti langkah Laura perasaan buruk tiba-tiba muncul di benaknya pasalnya sekarang mereka memasuki area belakang sekolah yang sama sekali tidak pernah dijamah oleh siswa di sekolahnya ini

Buat apa kak Laura ngajak aku ngobrol di belakang sekolah kenapa enggak di dalam sekolah aja. Batinnya

"Udah lo enggak usah takut gue ngajak lo kesini karena gue banyak musuh yang enggak suka sama gue jadi kalau gue ngobrol sama lo dan niat gue mau berubah nanti musuh - musuh gue bakal cari cara buat ngehancurin gue bahkan bisa aja dia juga ganggu lo lin makanya lo gue ajak kesini biar enggak ada yang tahu soal masalah ini" Seolah faham dengan raut kebingungan alin Laura berusaha meyakinkan alin dengan berucap seperti itu

"I-iya kak terserah kakak aja"

"Nah udah sampe kita masuk yuk, kita ngobrol di dalem" Ajaknya membuat alin bergidik ketakutan melihat ruangan yang terletak di pojok sekolah yang kondisinya sudah seperti gudang tapi kayak emang gudang dengan banyak debu juga sarang laba-laba ditambah bau ngap juga tak jauh dari ruangan itu ada pohon beringin yang menjulang dan sangat lebat menambah aura mistis tempat itu

"Kita ngobrol di dalem sini kak? " Tanyanya dengan bersusah payah menelan salivanya sendiri

"Iya, udah ayo masuk enggak usah takut kan ada gue lo percaya kan sama gue? "

"Eh-iya kak" Alin pasrah dan mencoba berpositif thinking pada kakak seniornya ini.

Dengan segala kemungkinan alin mencoba meyakinkan dirinya untuk selalu berpegang teguh bahwa Allah akan selalu melindungi nya tapi entah untuk kali ini.

.
.
.
.
.
.

Please tinggalkan jejak kalian vote+comment

Jazakumullah khairan🙏

salam cinta ikhwan masa depanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang