17.gue lebih sakit

10 4 0
                                    

Sebelum kalian baca vote dulu dong! 
Kalau kalian menyukai cerita ini😍😘


Alin mengerjapkan matanya perlahan sebuah sinar masuk ke iris matanya membuat dia silau dia berpikir apakah ia sudah berada di surga dia pun tidak tahu dia masih mengingat kejadian itu

Tapi setelah mengerjapkan mata beberapa kali dia melihat dia tidak sedang berada di surga tapi di sebuah mobil

Mobil? Bukankah aku tadi di gudang. Pikirnya

Arah mata alin mengarah ke sosok kakak seniornya itu dia yang biasanya memiliki aura dingin tapi kali ini sorot matanya hangat dan juga tersenyum ke arahnya

"Kak afkhan kok alin disini tadi alin-.. " Alin langsung menangis sejadi-jadinya dan alin juga memeluk tubuh tegap kakak kelasnya itu mencari keamanan dan kenyamanan di dada bidang seorang yang diam-diam ia sematkan namanya dalam doa

Alin tidak tahu kenapa dia melakukan itu yang pasti sekarang dia amat sangat ketakutan
Dan ternyata kak afkhan membalas pelukannya dia makin mengeratkan pelukannya sungguh jika ada yang melihat mereka mungkin alin akan benar-benar di cap sebagai wanita jalang yang telah berani memeluk seorang pria yang bukan mahram

Tunggu kak afkhan bukan mahramku

Dia sadar langsung  melepas pelukannya dan membuat afkhan mengernyit bingung

"Maaf kak maaf alin enggak sengaja meluk kakak"

Sekarang afkhan baru paham tadi itu alin sama sekali tidak menyadari nya
Afkhan hanya mengangguk kan kepalanya dia menghormati alin yang menjaga kehormatan nya

Dan kini mereka berdua amat sangat canggung berada di dalam mobil kini afkhan sudah beralih ke depan untuk mengemudi alin tetap berada di jok belakang

"Lo kalau masih pusing tidur aja nanti kita ke rumah gue, gue udah bilang ke adel buat bilangin kalau lo nginep di rumah dia tapi lonya harus nginep di rumah gue"

"Hah?  Kok gitu sih kak? alin enggak mau alin mau  balik ke rumah aja"

"Lo mau dengan keadaan lo yang kayak gini pulang terus nyeritain segalanya sama keluarga lo yang ada nyokap lo bakal sedih udah deh lo nurut aja sama gue "

"Tapi kak- kita kan bukan mah-"

"Gue tau lo kira dirumah gue enggak ada orang lagi selain kita dirumah gue ada bibi dia nanti yang bakal jaga lo,udah ngobrol nya tidur aja"

Alin pasrah ia menurut pada afkhan dan mulai menidurkan tubuhnya yang terasa lemas dan kepalanya yang pusing

Tanpa alin sadari sedari tadi ada yang memperhatikan alin saat ia tidur sambil tersenyum manis

Siapa lagi kalau bukan afkhan "-"

****

Mobil afkhan telah memasuki pekarangan rumahnya dia segera turun dari mobil dan berniat untuk membangunkan alin
Tapi saat ia membuka pintu belakang

terlihat sosok alin yang tertidur pulas dia tidak enak untuk membagunkan alin maka dari itu lagi-lagi  ia menggendong alin dengan gaya bridal style  terlihat sangat cool dengan badan afkhan yang tinggi semampai juga sangat tegap

Dia langsung memasuki rumahnya yang besar dan langsung disambut oleh bi inem

"Ya Allah den itu mbaknya kenapa den? " Tanya bi inem khawatir

"Udah bi ikut saya bukain pintu kamar karin"

"Iya den"
Mereka berjalan menaiki anak tangga dengan  alin yang masih setia di gendongan afkhan tanpa terganggu sedikit pun tidurnya

Saat sudah berada di kamar karina kakak afkhan, ia meletakan alin di kasur king size  dengan hati hati takut kalau sang empu akan terbangun

Bi inem yang melihat perlakuan anak majikanya kepada seorang wanita berjilbab itu dia hanya tersenyum

"Oh ya bi nanti tolong gantiin bajunya ya soalnya ini bajunya juga kotor pake punya karin aja cari yang lengan panjang sama celana panjang ya bi saya mau ke kamar dulu"

Sang bibi hanya menganggukan kepalanya menuruti perintah tuannya itu

Saat afkhan telah hilang dari pintu bibi mulai membuka lemari karin ada beberapa baju yang ia tinggalkan di lemarinya sebelum ia pindah ke luar negeri
Bibi sudah menggantikan baju alin dengan baju yang panjang dan celana training panjang tapi untuk jilbabnya bibi enggak tahu saat ingin membuka jilbabnya tiba-tiba ada suara ketukan pintu

Tok tok tok...

"Bi udah belum aku buka ya"

Sebelum afkhan benar-benar membuka nya bibi sudah membuka nya terlebih dahulu

"Udah den tapi itu jilbabnya bibi bingung mau gantiin juga apa enggak soalnya non karin kan enggak punya jilbab"
Afkhan juga menengok jilbab yang dikenakan alin  benar juga ya karin kan enggak punya jilbab

"Oh yaudah bi enggak usah diganti biar pake itu aja bibi keluar aja enggak pa-pa makasih ya bi"

"Iya den, oh iya den tadi bibi megang dahi mbaknya itu kayaknya dia demam soalnya panas banget, apa mau bibi ambilin kompresan? "

"Gitu ya bi iya bi enggak pa-pa bibi ambil kompresan aja"

"Yaudah bibi permisi dulu ya den"

"Iya bi"setelah bibi keluar untuk mengambil kompresan afkhan berjalan mendekati alin dan duduk di pinggir kasur dengan wajah cemas

Apa yang udah Laura lakuin ke lo bikin gue juga sakit

Dia memberanikan diri untuk menyentuh dahi alin dan benar saja dahinya panas dan ia nampak menggigil dalam tidurnya
Segera mungkin afkhan menarik selimut alin sampai ke batas dada

" Ini den kompresanya, bibi tinggal dulu ya den sama itu bibi juga naruh teh anget di meja"

"Iya bi makasih"
Setelah itu afkhan mengompres dahi alin dengan telaten dan lembut hingga membuat Sang empu perlahan membuka matanya karena ada bulir air di dahinya

"Loh kak kok aku disini? " Tanya nya kebingungan karena sudah berada di sebuah kamar bernuansa elegan yang alin pastikan ini bukanlah kamarnya

"Lo di rumah gue udah lo senderan dulu badan lo itu panas lo minum teh dulu ya"

Setelah itu afkhan beranjak dari duduknya mengambil teh hangat untuk alin sebelum dia sampai meraih tehnya alin sudah berteriak

"Aaaaa....  "

"Lo kenapa teriak - teriak ada yang sakit?" Tanya afkhan cemas

"Baju alin kok ini perasaan tadi masih pake seragam" Alin yang kebingungan lantas memandang afkhan meminta penjelasan apa yang telah ia lakukan

"Kakak yang ngelakuin ini ke alin" Mata Alin  mulai berair

"Enggak lo kira gue yang gantiin baju lo, gue suruh bibi tadi yang ganti jangan nangis dong"

Mendengar itu ia menghela napas lega dia kira dia tidak akan bisa lagi menjaga kehormatan yang selalu ia jaga itu

"Udah gak usah nething ke gue nih minum biar badan lo enakan" Afkhan menyodorkan teh pada alin berusaha menyuapi nya tapi alin tentu saja tidak mau dia tahu batasan dengan laki-laki

"Biar saya sendiri aja kak"

"Yaudah lo habisin teh nya dulu gue mau keluar bentar"
"Iya kak"

Setelah punggung tegap itu menghilang dibalik pintu alin tersenyum sangat manis hingga ia mengatakan

Semoga Allah menjadikan kita sepasang insan yang dirindukan surga kak

.
.
.
.
.
.

Jazakumullah khairan

salam cinta ikhwan masa depanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang