Bright Nusa Aldebaran, atau sering dipanggil bright. Laki-laki perpaduan Bandung, Thailand dan Amerika yang sering dijadikan alasan oleh para perempuan berteriak heboh di Universitas Pesona.
Bright adalah salah satu anggota band yang sangat terkenal di fakultasnya atau bahkan di Universitasnya. Paras menjanjikan, berbakat, dan pintar. Apalagi yang kurang dari laki-laki satu ini?
Sekarang idola kampus pesona sedang berada di dalam mobil, bright mengencangkan sabuk pengamannya dan mengecek handphone untuk memastikan tujuan pemberhentian mobil hitam miliknya. Bright berlalu meninggalkan parkiran kondominium miliknya dengan alunan musik dari Scrubb yang telah ia download satu album.
Rencana bright hari ini ia akan pergi ke supermarket, membeli jajanan dan printilan makanan ringan yang sudah menipis di apartemen miliknya. Memberhentikan mobilnya di parkiran supermarket, mengambil dompet dan hp yang ia letakkan begitu saja di jok samping kemudi.
Bright memasuki supermarket, membawa satu keranjang kecil yang ia genggam di tangan kanannya. Sesekali menelisik makanan ringan apa yang mau dibeli.
Bright berhenti disalah satu etalase. Memiringkan kepalanya, berfikir jajanan apa yang enaknya ia beli sedangkan uang didompet miliknya sedang sekarat. Setelah berfikir cukup lama, bright memilih jajanan berkemasan kuning cerah dengan gambar bebek yang berada dibawah kemasan.
"Mas..."
Bright menoleh, menatap tanya pada seseorang yang baru saja menepuk lengannya.
"Eum.. Mas, boleh gak kalo chiki yang dipegang mas buat saya?"
Laki-laki disamping bright bertanya dengan pelan, ia mengusap tengkuknya yang tiba-tiba saja terasa sedikit merinding karena tatapan bright.
"Saya yang ambil, kenapa kamu yang dapat?"
Bright langsung saja memasukkan chiki yang ia pegang sedari tadi kedalam keranjang merah yang ia genggam dan meninggalkan laki-laki disampingnya yang jelas sekali sedang menatapnya.
"Mas!"
Bright memutar bola matanya, melanjutkan jalannya tanpa menghiraukan panggilan si perebut chiki yang sedang membuntutinya memilih jajanan lain.
"Mas, plis ya? Jajanan itu kesukaan saya banget, tinggal satu tadi kata mbak warungnya"
Bright menipiskan bibirnya jengkel. Cowok ini kenapa ngebet banget dapat jajanan yang padahal masih bisa dia beli di supermarket lain? Lagipula, jajanan ini bright dulu yang ambil dan cowok bergigi kelinci disebelahnya yang berusaha mengklaim jajanan ini miliknya.
"Maaf ya mas..." bright menjeda ucapannya.
"Win Putra Erlangga" cengir si cowok yang mengaku namanya win.
"Ya, ya mas win. Jajanan ini, saya dulu yang ambil jadi ini punya saya" ucap bright sambil menunjukkan chikinya kedepan wajah win.
"Yah mas... Buat saya aja ya, masnya bisa beli di warung lain"
Bright menatap tidak percaya laki-laki didepannya. Seenaknya bilang beli di tempat lain, padahal dia dulu yang ambil. Bright benar-benar tidak habis pikir, untung saja bright masih punya stok kesabaran yang lumayan banyak dan kembali menjawab ujaran tidak masuk akal win.
"Mas, denger ya, saya yang ambil duluan, harusnya mas yang beli ditempat lain"
"Tapi ditempat lain harganya beda mas. Selisih dua ratus rupiah, disini lebih murah"
Bright melongo, gila ya cowok ini? Selisih dua ratus rupiah saja dipikirkan dan dihitung seperti bendahara kelas. Bright menghela nafas jengkel lalu mengusap wajahnya pelan karena tidak habis pikir dengan pola pikir cowok bernama win yang sudah dewasa ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything [BrightWin]
Fanfictionevery moment, every time, everything. [βrightWiπ] [🌞🐰] [bxb]