Mew membuka pintu rumahnya, meletakkan plastik belanja bulanan diatas meja makan. Gulf dan chimon menyusul dengan bergandengan tangan di belakang mew.
"Dek bantuin ayah lah" eluh mew yang daritadi bolak balik dari mobil masuk ke rumah membawa belanjaan.
"Kata bunda chimon gak boleh banyak gerak yah, lagi radang"
"Hubungannya apa sih!?"
"Uhuk! Uhuk! Bundaaa ayah jahat! UHUK!"
"Mew!" teriak gulf.
Chimon memeletkan lidahnya, berlari dengan cepat saat mew sudah mau mencekik lehernya. Tertawa kencang sambil melarikan diri ke ruang tv.
"Udah tua kenceng banget larinya" cicit chimon sambil mengatur nafas.
Chimon memutari sofa, baru saja mau duduk diatasnya malah dikagetkan oleh seonggok manusia yang sedang tidur dengan nyenyaknya.
Siapa nih, batin chimon.
"Em.. Mas.. Misi mas.. "
Mas yang dipanggil oleh chimon tidak kunjung membuka matanya. Chimon yang kebingungan akhirnya lebih memilih memanggil ayah dan bunda yang masih sibuk menata belanjaan di dapur.
"Bun! Bun! Ada orang di ruang tv!"
"Hah siapa dek?! Maling?!" ucap gulf yang sudah siap dengan pisau dagingnya.
"Kayaknya sih bukan bun, tapi gak tau juga deh, emang maling jaman sekarang tuh perawatan ya bisa sampe cakep begitu?"
Gulf dan mew mengernyitkan alis. Daripada dibodohi chimon lebih jauh, keduanya memilih melangkahkan kaki ke ruang tv yang tidak jauh dari ruang makan. Menengok ke arah sofa yang sedang ditempati oleh pria dengan baju merah muda.
"Siapa tuh bun?" tanya ayah.
"Gak tau, tapi gemes banget, bentar"
Gulf mengambil ponsel dari saku celananya, mengambil potret wajah pria itu lalu mendudukkan dirinya di sofa sebrang.
"Bun kok malah duduk?" heran chimon.
"Coba liat dari sini deh dek, orangnya cakep banget, bunda mau satu kayak gini dirumah. Sepet banget liat ayah mulu"
Mew tersenyum tipis, coba saja kalau dirinya berani, sudah diajak gulat istrinya.
.
.
.
.
.
Win membuka matanya setelah tertidur beberapa saat. Ia mengusap matanya lalu merenggangkan tubuh bongsornya.
"Bangun tuh bangun masnya" bisik bisik terdengar oleh telinga win.
Ia memfokuskan pandangannya,lalu terperanjat kaget saat ada 3 orang yang menungguinya di sofa sebrang yang ia duduki saat ini.
"Eh, maaf om.."
Win langsung mendudukkan dirinya di sofa, membenarkan rambutnya dengan kikuk lalu menautkan kedua tangannya dengan gelisah.
Bego banget win, habis ini langsung dicoret dari daftar menantu.
"Misi mas, masnya siapa ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything [BrightWin]
Fanfictionevery moment, every time, everything. [βrightWiπ] [🌞🐰] [bxb]