Bright mengacak-acak lemarinya. Ia mencari kaos jersey kebanggannya di lemari baju, di tempat biasa ia menaruh kaos jersey berwarna putih tulang miliknya. Tapi beberapa lama mencari hasilnya nihil, ia sama sekali tidak bisa menemukan kaos jersey putih miliknya.
Bright memutuskan untuk keluar kamar dan mencari bunda untuk menanyakan kaos jerseynya.
"Bunda!"
"Di belakang bri!"
Mendengar sahutan bunda, bright segera berlalu ke belakang. Ia bisa melihat bunda sedang menjemur beberapa pakaian yang masih tampak basah.
"Lihat jersey bri yang putih nggak?"
"Itu, barusan bunda jemur"
Bright menepuk keningnya. Hari ini ia ada janji main futsal dengan teman-temannya, tapi jerseynya malah dicuci.
"Bun, terus gimana? Bri mau futsalan loh ini"
"Pake yang item aja, kan ada dikamar kamu"
Bunda menyahuti seadanya, tangannya masih sibuk menjemur pakaian ayah, bright dan juga chimon yang sudah cukup menggunung diatas ember.
"Kan itu punya temen bri, bun.."
"Pinjem dulu sih, balikin besok sekalian bunda cuci lagi"
Bright menghela nafas pelan. Mau membatalkan futsalan, tapi mereka sudah janjian sejak seminggu yang lalu. Ditambah kepadatan jadwal masing-masing orang yang tidak menentu menjadi semakin sulit. Tapi kalau ngeyel sama bunda dan bright memilih pakai baju setengah kering, bisa-bisa baju bright tidak akan dicuciin bunda lagi.
Serba salah kan. Tapi bright lebih memilih pakai jersey 'teman' dan tetap bermain futsal siang ini daripada di suruh cuci baju sendiri sama bunda.
"Yaudah deh, bri sekaluan pamit mau futsalan ditempat biasa ya bun"
"Futsalan aja? Gak sekalian ngapel doi?"
"Bun, bri berangkat ya.."
"Hahaha iya, ati-ati bri"
Bright menyalami tangan bunda, mencium pipi lalu berlalu menuju kamarnya untuk bersiap. Gulf menggelengkan kepalanya melihat kelakuan bright akhir-akhir ini. Anak sulungnya sekarang lebih sering malu-malu jika ditanya hal berpacaran, padahal dulunya gulf kira bright ini tidak punya perasaan tertarik karena tidak pernah dengar cerita kalau bright menyukai seseorang.
Aduh, gulf jadi penasaran siapa yang berhasil menaklukan putra sulungnya.
🌞
🐰
🌞
🐰
Bright menatap dirinya di cermin. Membolak- balikan tubuhnya lalu tersenyum tipis. Jersey hitam bernomor '12' dan bertuliskan 'WinNer' dipunggungnya membuat bright teringat wajah panik win saat menumpahkan minuman ke bajunya. Imut sekali, tidak tidak, maksudnyaa jelek sekali.
Bright membuka ponselnya, menelpon mike untuk bertanya apakah ia sudah sampai atau belum.
"Udah nyampe mek?"
"Anjir lo! Udah, baru ada
gue sama senyum""Gue otw"
Bright mematikan sambungan teleponnya begitu saja, saat baru saja mau mematikan ponsel sebuah notifikasi muncul di layar ponselnya.
Dek Win
Mas bright, jerseynya kembaliin
pas agak malem aja ya mas?
11.29Ini win masih ada acara
sampe sore kayaknya..
11.29
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything [BrightWin]
Fanfictionevery moment, every time, everything. [βrightWiπ] [🌞🐰] [bxb]