Satibi itu?

427 34 11
                                    

ﺧﻴﺭﺍﻟﻨﺎﺲ ﻤﻦ ﻳﻨﻔﻊ ﻠﻠﻨﺎ ﺱ

(ﺮﻮﺍﻩ ﻤﺗﻔﻕ ﻋﻠﻴﻪ)

Artinya : "Sebaik-baik manusia adalah orang yang selalu memberi manfaat kepada manusia lain." (HR Muttafaqun Alaih)

💐💐💐

"Iya InsyaaAllah pekan ini kami akan mengirimkannya kesana, Kak. Maaf ya kalau aku merepotkan. Habis aku sudah tidak tau lagi harus berbuat seperti apa padanya," ujar Umi dari telepon.

Aku hanya bisa menguping pembicaraan Umi yang belum sempat aku mengerti.

"Iseng, ah!" Ujarku.

"Umi, Abi jatuh dari tangga. Abi berdarah, Mi!" Seruku pada Umi yang masih asik bercakap.

Ku rasa Umi mulai melotot tajam dan langsung menutup handphonenya.

"Di mana, Bi? Abi!!!" Umi langsung berlari untuk mencari keberadaan Abi di anak tangga.

Aku langsung tertawa sambil menutup mulut. Ku ikuti Umi yang masih panik dengan raut wajah yang memerah.

"Abi! Kata Ibi Abi jatuh. Kok sekarang Abi sehat wal'afiat? " Tanya Umi dengan sedikit bingung.

Abi yang tengah membaca koran di sofa hanya bisa melongo sambil mencerna apa yang sedang Umi katakan.

"Mi, Umi gak sadar ya?" Tanya Abi sambil melirik ke arahku yang tengah mengintip dari kejauhan.

"Gak sadar apa, Bi?" Tanya Umi keheranan.

"Umi lagi dikerjain sama Ibi ya?" Tanya Abi sambil tertawa terbahak-bahak dan memeluk koran yang dibacanya.

"Astaghfirullah, Ibi kamu ngerjain Umi lagi ya?!"

"Wahahah!! Dadah Umi. Ibi mau main keluar dulu," ucapku sambil lari keluar rumah.

Umi hanya terlihat menepuk keningnya sambil beristighfar berkali-kali.

Halo teman. Perkenalkan namaku Lyna Satibi. Kalian bisa memanggilku dengan sebutan Ibi. Umurku 5 tahun. Hobiku adalah berbuat nakal dan kerusuhan. Abi dan Umi selalu memarahiku atas apa yang aku lakukan. Tetapi hal itu tidak sama sekali menghalangiku dalam bergerak bebas. Akulah Ibi si pecinta kebebasan!

🕌

"Agamamu apa Ibi?" Tanya Umi dengan perlahan.

"Islam," jawabku singkat sambil merengut.

"Tuhanmu siapa?"

"Upin Ipin."

"Astaghfirullah, Ibi. Tuhanmu itu Allah," ujar Umi yang tampak frustasi denganku.

"Iya, Umi. Ibi tahu soal itu. Jadi, jangan tanyakan soal itu lagi ya. Ibi sudah bosan mendengarkannya," ucapku sambil menarik permen yang ada di tangan Umi.

"Kalau kamu tahu kenapa gak kamu jawab dengan nama 'Allah?'," tanya Umi yang mencoba sabar kembali.

"Kan Umi udah tau jawabannya adalah Allah. Jadi, kenapa Ibi harus jawab lagi?" Tanyaku sambil terduduk manis.

"Ya Allah Gusti. Dosa apa hamba sampai anak hamba seperti ini," ucap Umi sambil mengusap wajahnya.

"Umi yang sabar ya. Orang sabar disayang Allah kok," ucapku yang masih memakan permen lollipop di tanganku.

Satibi Mengenal TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang