Ada hantu!

64 9 0
                                    

Tak terasa sudah hari ke- 17 ramadhan hadir di tengah-tengah Satibi. Satibi kini tengah bersiap-siap untuk tarawih bersama Paman Stev dan juga Bi Syfah.

"Ibi ke masjidnya sama Bi Syfah yah. Paman mau duluan ke masjid. Karena hari ini gak ada yang bisa ganti muadzinnya untuk azan. Gapapa kan?" Tanya Paman sambil memakai sarung.

Sementara Satibi masih asik makan ayam goreng kesukaannya.

"Iya gapapa, Paman. Nanti Ibi berdua saja sama Bi Syfah. Paman Stev hati-hati ya," pesan Satibi sambil menyalimi pamannya.

Tangannya yang kotor karena bekas makan ayam itu membuat Paman Stev harus cuci tangan lagi.

"Paman berangkat ya. Assalamu'alaikum," salam Paman Stev sambil tersenyum.

"Waalaikumussalam. Hati-hati, Paman!" Ujar Satibi sambil melambaikan tangan.

Paman Stev membalas lambaian tangan Satibi dan bergegas untuk pergi ke masjid.

"Bi Syfah, tadi Ibi sudah janjian dengan Adiba dan Luthfi. Ibi ingin tarawih bersama mereka. Ndak papa kan, Bi?" Tanya Satibi sambil membuang tulang bekas sisa makanannya.

"Ya sudah gapapa. Tapi Satibi harus tarawih dengan betul ya. Jangan main-main. Nanti dimarahi ibu-ibu loh!" Nasihat Bi Syfah sambil mengambil mukena untuk Satibi.

"Oke deh, Bi."

Satibi segera bergegas untuk mengganti bajunya dan juga berwudhu.

"Nanti habis tarawih boleh beli jajan, Bi?" Tanya Satibi ketika Bi Syfah memakaikan mukena kepadanya.

"Boleh. Tapi kalau sudah benar-benar selesai sholatnya ya," jelas Bi Syfah.

"Sudah selesai. Yuk Berangkat!" Ajak Bi Syfah sambil mengambil sajadah dan berniat menutup pintu.

"Bismillahirrahmanirrahim," ucap Bi Syfah yang kemudian diikuti oleh Satibi.

Mereka berdua berjalan ke arah masjid sambil menyenandungkan beberapa sholawat. Azan isya pun berkumandang menandakan waktu sholat telah tiba.

Setelah sampai di masjid, Satibi mulai menghampiri Adiba dan Luthfi yang ternyata tengah asik bercengkrama di pinggir masjid.

"Halo!" Sapa Satibi sambil tersenyum.

"Wah, Ibi sudah datang," seru Adiba sambil menyuruh Satibi untuk duduk.

"Eh, ada Hasan dan Husein tuh! Hasan, Husein, sini!" Ajak Satibi ke arah dua anak kembar itu.

Jadilah lima kuaci itu meramaikan pinggiran masjid sebelum iqomah berkumandang.

"Tadi aku buka pakai nasi padang! Pedas dan wuenak tenan!" Seru Hasan dan Husein bersamaan sambil mengelus perutnya yang terlihat kekenyangan.

"Kalian suka pedas ya?" Tanya Ibi sambil bertepuk tangan.

"Iya. Pedas itu kesukaan kita berdua," sahut Husein.

"Kalau aku suka yang manis-manis," ujar Adiba sambil tersenyum.

"Memang kamu buka tadi pakai apa, Adiba?" Tanya Satibi.

"Pakai, es cincau, kurma, dan juga kue-kue manis. Alhamdulillah ada rezeki hehe," ujar Adiba sambil membenarkan mukenanya.

"Kalau aku pakai es timun dan juga agar-agar. Bapak juga bikin tape ketan. Enak banget!" Seru Luthfi dengan gembira.

"Oalah," respon Satibi sambil manggut-manggut.

"Kalau Satibi pakai apa?" Tanya Adiba.

"Pakai kolak dan juga ayam goreng macam Upin-Ipin," jelas Satibi sambil mengacungkan jempolnya.

Satibi Mengenal TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang