Lima tahun.
Sudah lima tahun Choi Yeonjun dihantui rasa bersalah. Setiap bulan dia akan ketempat Soobin, bertanya pada semua orang disana barangkali Soobin kembali.
Tapi, kemudian berhenti karena dirinya harus keluar negeri.
Bodoh, tolol, brengsek.
Sekarang dia tahu apa itu penyesalan. Ryujin yang bermain di belakangnya, berakhir wanita itu stress berat setelah digilir oleh empat pria saat mabuk di bar. Dan Yeonjun tidak merasakan apapun. Bahkan tidak ada rasa kasihan.
Sekarang dia disini, duduk di sofa di ruangan direktur utama perusahaan yang sama besarnya dengan miliknya. Menunggu CEO yang katanya sedang menjemput anaknya.
Menghela nafas untuk menghilangkan fikirannya yang berkecamuk. Selalu tentang dia. Matanya beralih ke dinding sebelah kiri, dekat jendela besar. Ada banyak lipatan kertas berbentuk bintang. Sialan! Dia semakin rindu.
Suara pintu menghilangkan atensinya. Terlihat seseorang yang usianya lebih muda darinya tengah menggendong seorang bocah yang terus mengoceh.
"Oh Choi, maaf membuatmu menunggu"
Yeonjun berdesis
Giliran orang itu menatapnya datar. Mereka terkekeh. Dua orang CEO muda yang bertingkah konyol.
"Papa... hiks~ mau mommy"
Papa muda itu mengelus punggung puterinya.
"Iya sayang, mommy sedang dijalan"
Yeonjun menatap mereka, melihat bagaimana anak kecil itu merengek dengan pipi memerah. Pipi itu, bulat sekali, seperti milik dia.
"Aku tidak diundang saat kau menikah, jahat sekali. Mentang-mentang kita tidak bertemu setelah pertemuan terakhir dulu"
Huening Kai mendengus. Memilih memainkan pipi si kecil.
"Jadi, kapan proyek dimulai?"
Yeonjun meminum teh nya sebelum menjawab.
"Setelah kita rapat lusa"
Mereka terus berbincang hingga seseorang masuk tanpa mengetuk pintu. Tepat di belakang Yeonjung yang sedang menghadapnya.
"Sayang, aku lupa membawa ponsel, maaf"
Huening Kai berdiri dengan anak kecil di pangkuannya yang sudah terlelap. Menghampiri pemuda manis yang terlihat kesulitan dengan kantung bekal di tangannya. Menyangga si kecil dengan satu tangan, kemudian mengambil kantung itu. Mencium kening pemuda di hadapannya.
"Ekhem.."
Yeonjun berdehem cukup keras. Apa dia sedang di abailan? Si bule ini! Awas saja!
Huening Kai terkekeh kemudian berbalik.
"Choi, kenalkan. Jung Soobin"
Dan pandangan mereka bertemu setelah sekian lama. Setelahnya Huening Kai mengernyit melihat Soobin yang menggeleng dan melangkah mundur. Semakin terheran ketika mengambil si kecil dengan cepat, kemudian berlari darisana.
Dan total bingung saat Yeonjun ikut berlari keluar.
Setelah memahami apa yang terjadi, dia menyeringai.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Bin!"
Soobin semakin mempercepat langkahnya. Airmatanya sudah mengalir deras, isakan mulai terdengar.
Grep
"Lepaskan!"
Soobin berontak, bahkan puterinya mulai terbangun dengan hal itu.
"Kita perlu bicara Bin!"
Soobin menggeleng bruntal. Tidak, dia tidak mau bertemu dengan pria di hadapannya.
Membuka luka lama.
Yeonjun melepaskan cengkramannya saat melihat si kecil dalam gendongan Soobin hampir terjatuh. Tak lama muncul Huening Kai dengan wajah paniknya.
"Hey sayang, Bin kenapa menangis?"
Dengan segera Soobin memeluk pria itu. Meminta perlindungan dari pria lainnya yang kini sedang menatap dirinya. Membuat puteri kecilnya tersembunyi diantara tubuhnya dan Huening Kai.
"Kalian saling kenal?"
Yeonjun memalingkan wajahnya. Kemudian pergi darisana kecewa, entah kenapa.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Soobin duduk di ranjang sambil memeluk lututnya. Menangis tanpa henti sejak tadi. Membuat Huening Kai khawatir setengah mati.
Ini persis saat pertama kali mereka bertemu. Saat Huening Kai sedang berjalan disebuah taman melihat seseorang duduk di dekat tong sampah sambil menekuk lututnya. Melindungi perutnya yang agak buncit saat itu.
Hingga akhirnya dia membawa kerumahnya, melamarnya, kemudian menikahinya. Menerima dengan lapang dada keadaan si manis. Keluarganya juga memberikan dukungan penuh, meskipun ibunya sempat menolak keras dengan keadaan Soobin yang hamil dan wajah yang rusak. Tapi, kemudian luluh setelah tahu cerita hidup Choi muda.
"Bin, lihat aku sayang"
Huening Kai mengangkat wajah Soobin perlahan, mencium keningnya.
"Hiks... a-aku tidak mau, dia akan mengambil Hubin"
Huening Kai memeluknya, mengusap punggungnya perlahan.
"Tidak sayang, ada aku"
Sempat menyesal bahwa dulu dia sempat ingin melenyapkan pemuda ini. Dendam setelah dia tahu siapa pemuda di pelukannya. Tapi, kemudian telak jatuh.
Berulah kali meminta maaf telah melanggar janji nya pada sang sepupu yang sekarang ada di sebuah rumah sakit jiwa, tidak sepenuhnya gagal karena dia sudah menghancurkan yang satu dengan memiliki yang satunya.
Ya, dia melihatnya, Choi Yeonjun hancur bukan? Bagus, karena pria itu membuat sepupunya- Ryujin menjadi gila.
Dan dia mendapatkan apa yang dia inginkan. Choi Soobin dia miliki, dan Choi Yeonjun juga hancur. Balas dendamnya mulus sekali.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Choi Yeonjun meremat pinggiran kursi miliknya. Soobin ada dihadapannya. Orang yang dia cari selama ini ada digenggaman rekannya. Air mata lolos begitu saja.
Dia tidak bisa melakukan apapun. Jung Huening Kai sama kuat dengan dirinya. Mungkin ini hukuman untuknya.
Yeonjun hanya ingin tahu, siapa si kecil itu. Tapi dia takut mendengar kenyataannya. Dia sering menggunakan Soobin dulu, san reaksi Soobin tadi membuatnya takut.
Ingin sekali menghampiri, tapi merasa tak pantas. Jadi, dia memilih menerima penyesalan dan hukuman. Dia telah menyakiti Soobin dulu, dan sekarang pemuda itu tampak bahagia.
Yeonjun akan membiarkan semuanya seperti ini asal Soobin bahagia. Giliran dirinyalah yang berkorban.
END
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt's REMAKE [Yeonbin]
FanfictionOneshoot/twoshoot apa pun tentang yeonbin. Attentions! - yeonjun (dom) - soobin ( sub) Lapak yeonbin bukan soojun Genre : hurt, sad, angst, slice of life, romance, drama • Bahasa baku • waring! BxB • mpreg? Of course • GA my brithday ehe TOM...
![Hurt's REMAKE [Yeonbin]](https://img.wattpad.com/cover/208466730-64-k198116.jpg)