Rythem (2)

155 32 47
                                    

Eos, Tenebrae, Fenestala Manor

.

.

Sakura memandang pantulannya di cermin, ia tersenyum seraya merapikan syal di lehernya. Bahu dan punggungnya terbuka karena ia memakai gaun backless dengan warna maroon yang serasi dengan rambutnya. Sakura tersenyum puas, ia bisa memakai pakaian-pakaian yang selama ini tak pernah ia coba. Tren di Konoha hanyalah baju dengan gaya casual yang praktis, tidak banyak yang memakai dress dengan model mewah seperti ini.

Udara di Tenebrae sangat sejuk, malah terkadang terasa dingin ketika dini hari atau mendung. Sakura melangkah keluar kamar, ia ingin menelusuri Fenestala Manor, syukur-syukur jika ia berpapasan dengan Stella atau Ravus. Entah kenapa di istana ini Sakura hanya akrab dengan dua orang itu.

Sakura belum terbiasa penuh dengan kehidupan ala istana, dimana ia yang terbiasa mengerjakan semua hal sendirian, sekarang hanya tinggal memanggil dan menyuruh-nyuruh pelayan. Sakura berhenti ketika menangkap sosok yang tak asing tengah melangkah melewati lorong-lorong, garis wajahnya yang khas dan mirip seseorang, namun rambutnya dikuncir dengan gaya khas yang tetap elegan.

Sosok itu adalah sang Oracle, Lunafreya. Lunafreya yang menyadari keberadaan Sakura nampak mengembangkan senyum ramah, walau wajahnya terlihat pucat.

"Selamat siang, Nona Izunia?" Sapa Lunafreya.

"Saya juga mengucapkan selamat siang untuk anda." Jawab Sakura. "Nona Lunafreya?"

Luna menarik sudut bibirnya, "tentu." Netra birunya yang cerah menelisik Sakura sejenak sampai kemudian ia kembali tersenyum. "Apakah anda mencari seseorang?" Tanya Luna. Sakura mengeleng kecil.

"Tidak, saya hanya berkeliling karena merasa jenuh." Elak Sakura.

"Um, jika anda tak keberatan, maukah anda menemani saya ke taman?" Tawar Luna, "tidak ada salahnya mengobrol barang sebentar."

"Tentu." Jawab Sakura setuju.

Taman Syelleblossom itu terlihat indah, ketika Sakura dan Luna tiba disana. Bunga-bunga mekar dan angin sejuk menyambut mereka, mengerakkan kelopak-kelopak bunga biru tua itu seolah tengah menari. Sakura melirik sang Putri yang mengambil alat penyiram untuk mengairi padang bunganya.

"Maaf, saya mohon waktu sebentar ya?" Pinta Luna sejenak yang dibalas Sakura dengan anggukan.

Sang Oracle menyirami bunga kesayangannya, suasana Tenebrae yang cerah membuat padang bunga Syelleblossom terlihat indah yang membentang dari ujung ke ujung. Tempat tinggal keluarga inti Flauret terlihat luas sekali, dan nampaknya manor ini berada di tempat yang tinggi karena ia bisa melihat pemandangan sebuah pengunungan hijau dengan lembah-lembah, tempat ini sangat indah seperti di dunia fantasy dalam game dan film fiksi.

Sakura bergumam takjub, rambutnya bergerak-gerak kecil ketika angin melewati tubuhnya. Setelah Lunafreya selesai dengan kegiatannya, sang Oracle kembali pada tamunya, senyumnya yang redup nampak mengembang. Wajah Lunafreya tetap terlihat pucat seperti sebelumnya, ia terlihat begitu kelelahan.

"Bagaimana kabar Ibukota kekaisaran, hm?" Tanya Lunafreya membuka pembicaraan, tangannya terdekap di sekitar garis perutnya dengan postur yang anggun khas putri-putri bangsawan.

"Damai seperti biasanya, namun tidak sedamai dan sejuk seperti di Fenestala manor." Jawab Sakura, "kota yang penuh dengan mesin, tentu berbeda dengan kota dengan bentang alam alami seperti ini."

Solitude Were We AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang