Bel istirahat berbunyi membuat seluruh siswa SMA Ganesa berebut menuju kantin untuk mengisi perutnya.
"Cin kantin kuy." Ajak Caca.
"Bentar Ca, Cinta beresin ini dulu." Cinta memasukkan bukunya kedalam tas nya,"yuk." ajaknya setelah buku-buku nya sudah masuk kedalam tasnya.
Cinta dan Caca berjalan menuju kantin,saat mereka berjalan di koridor,mereka bertemu dengan Bagas dan sohibnya,siapa lagi kalau bukan Rendi sama Tegar.
Cinta melewati Bagas tanpa menyapa atau apalah itu yang seperti biasa Cinta lakukan saat setiap kali bertemu dengan Bagas, kali ini ia benar-benar akan menjauhi Bagas.Cinta yakin usahanya tidak akan gagal, mungkin jika ia menjauh dari Bagas, Bagas akan merasakan kehilangannya lalu mencarinya dan memohon kepadanya untuk tetap bersamanya.Seperti yang dilakukan tokoh pria dalam novel yang dibacanya. Namun realita tak semanis ekspetasi.
Bagas hanya acuh tak acuh saat berpapasan dengannya.Membuat Cinta semakin sakit ia fikir Bagas akan mengejar nya saat ia menjauh darinya.
"Ca, Cinta gak kuat kalo harus gini terus." Mata Cinta berkaca kaca membuat siapapun tak tega melihatnya
"Cin percaya sama gue." Caca menyakinkan Cinta.
Mereka terus berjalan menuju kantin tanpa adanya suara canda dan tawa yang biasa mereka lakukan,biasanya Cinta dan Caca selalu heboh dengan hal sepele yang membuat mereka tertawa,namun tidak dengan sekarang,mereka hanya diam tanpa suara.Hanya ada suara bising murid-murid lain yang terdengar.Kantin sangat ramai dipenuhi siswa-siswi SMA Ganesa yang berebut mengantri makanan,untuk mengisi perutnya yang sudah mulai demo.
"Cin lo mau pesen apa?" tanya Caca."Terserah Caca aja." Cinta berjalan menuju kursi yang kosong,Caca merasa tak enak dengan Cinta mungkin karna ucapannya Cinta menjadi lebih pendiam.
Tak butuh waktu lama Caca kembali dengan membawa somay dan es teh ditangannya.
"Nih Cin makanannya." Caca memberikan makannya pada Cinta. "Makasih Ca." Cinta menerima makanan nya tanpa melihat kearah Caca, pandangannya lurus kedepan membuat Caca mengikuti arah pandangan mata Cinta. Namun nihil tak ada apa-apa didepan sana,membuat Caca mengernyitkan dahinya bingung. Tetapi ia memilih mendiamkan diri, mungkin Cinta butuh waktu untuk sendiri.
Cinta tak memakan makanannya,ia terus mengaduk aduk es tehnya,tanpa meminumnya sedikitpun.Matanya terus menatap kedepan dengan tatapan kosong. Membuat Caca iba melihatnya.
"Cin kalo lo emang gak bisa jauh dari Bagas,jangan dipaksa yah. " Caca menggenggam erat tangan Cinta,membuat Cinta menoleh kearah Caca dengan senyuman tipisnya.
"Udah lah Ca, Cinta juga udah males sama bagas." Cinta menunjukan senyuman tulusnya untuk menyakinkan Caca.
"Cinta mau kebelakang dulu ya Ca."
"Mau ditemenin?"
Cinta menggeleng kan kepalanya sambil tersenyum kepada Caca.
Bel masuk berbunyi membuat semua siswa memasuki kelasnya, bukannya memasuki kelasnya, Cinta malah berjalan tak tentu arah dengan tatapan kosongnya,ia berjalan sendirian disepanjang koridor, sunyi itulah yang dirasakannya saat ini. Setelah lama berjalan Cinta menghentikan langkah nya. Tak terasa butir-butir air mata turun membasahi pipi nya dan membentuk sungai kecil disana. Ia duduk bertumpu dengan lututnya.
"Arrrggghhh." Teriaknya diiringi dengan suara tangisan kecil. "Hmm." Ia membekap mulutnya sendiri agar suara tangisannya tak dengar oleh siapapun disana.
"Cengeng banget si, gitu aja nangis." Suara berat itu berhasil membuat Cinta menghentikan tangisnya ia menghapus air matanya lalu menolehkan kepalanya kebelakang, namun nihil, tidak ada orang disana. Dan itu membuat ia merasa sedikit ketakutan."Gue diatas." Cinta mendongakkan kepalanya keatas. Dan benar saja ada seseorang diatas pohon besar itu.Cinta menatapnya dengan tatapan sendunya membuat dia turun dari pohon lalu menghampiri Cinta.
Ia berjongkok didepan Cinta dan mengusap pipinya. "Jangan nangis." Katanya,singkat padat namun mampu membuat jantung Cinta berdegup lebih kencang.
Cinta memegang dadanya, detak jantungnya berpacu lebih cepat,membuat dadanya sakit. Ia mengambil obat yang ada di saku seragamnya lalu meminumnya. Cinta bernafas dengan lega,jantungnya kembali berdetak dengan normal. Lalu ia menatap seseorang yang telah membuatnya jantungnya berdegup kencang itu.
"Lo__" Cinta menunjukan kepalan tangannya pada Mahesa, yah ia seseorang yang selalu membuat detak jantung berdegup lebih cepat dari biasanya.
"Ya?" Ia menaikan satu alisnya membuat Cinta semakin geram dengan tingkahnya.
"Lo kenapa sih slalu aja buat gue deg-deg an."
"Lo naksir kali sama gue."
"Hah? Gak tuh gue kan sukanya sama Bagas." Cinta menyilangkan tanganya didepan dadanya sambil tersenyum jahat kearah Mahesa.
Mahesa terdiam.Matanya terus menatap Cinta dan diiringi dengan senyum tipisnya,yang mampu membuat siapa saja yang melihatnya terpukau dengan parasnya. Cinta yang dilihat seperti itupun gugup, ia mencoba menetralisir kan rasa gugupnya namun tak bisa. "Ahh kenapa dia menatapku seperti itu." Batinya.
"Muka lo tu kaya psikopat tau gak si. Jangan natep gue kaya gitu,gue takut."Kata Cinta sambil merapikan anak rambutnya kebelakang telinga. Membuat Mahesa tersenyum jahil. Tanpa sadar,Mahesa mengangkat tangannya dan merapikan anak rambut Cinta kebelakang telingannya membuat Cinta membulatkan matanya.
"Cantik." Satu kata keluar dari mulutnya membuat Cinta mengedipkan matanya beberapa kali. Lalu menatap sorot mata Mahesa.
Mata mereka saling bertatapan satu sama lain."Gue gak pernah lihat tatapan setulus ini, apa? Ahh sudah lah jangan berpikir terlalu jauh." Batin Cinta.
"Lagi ngapain kalian." Seorang guru datang membuat Cinta dan Mahesa mengalihkan pandangannya.
"Aa___anu pak." Cinta mengkode Mahesa dengan tatapannya agar membantu menjawab pertanyaan dari guru itu.
"Kita disuruh ambil bola pak di gudang." Cinta menghela nafas lega saat Guru itu percaya dengan perkataan Mahesa.
Cinta dan Mahesa pergi meninggalkan taman,mereka berjalan beriringan menyusuri koridor.Ditemani dengan semilir angin yang membuat Cinta merasakan kantuk.
"Huaaaaa." Mahesa menatap Cinta dengan tatapan tajamnya.
"Why?"
"Anak gadis kalo nguap mulutnya ditutup." Ocehnya membuat Cinta salah tingkah.
______
"Arrggrhhh."Teriakan itu membuat Bagas terbangun dari tidurnya.
"Cengeng banget si, gitu aja nangis." Bagas mencari asal suara itu dan...
"Lo kenapa sih slalu aja buat gue deg-deg an."
"Lo naksir kali sama gue." Bagas mengepalkan tangannya mendengar pecakapan mereka berdua.
"Lo gak bakal dapetin Cinta Hes." Batinnya lalu pergi meninggalkan mereka berdua.
Bersambung
Jangan lupa vote komen yah temen temen. Makasih udah baca. 🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Of Love
Teen FictionGadis berusia 17 tahun bernama Cinta yang berasal dari keluarga kaya. Meskipun kaya namun ia menderita penyakit jantung yang membuatnya tak bisa mendapatkan cinta pertamanya. "Bagas jalannya pelan-pelan aja yah,"Cinta berhenti berjalan sambil memega...