Penghianatan

950 50 23
                                    

penghianat pantasnya memang untuk penghianat.
🌷🌷🌷🌷🌷

Seorang lelaki sedang memandang dua lawannya yang sudah terikat tak berdaya. tatapan tajam matanya menandahkan bahwa saat ini emosinya sedang tidak baik-baik saja. Nama pria itu Jonathan Miller. Baginya hidup hanya lah tentang senjata, uang dan kekuasaan, mereka yang berani masuk ke dalam dunianya harus tunduk padanya.

Didalam suatu ruangan....

"Jadi Leo, kau berani bermain-main dengan ku?" ucap Jonathan, sambil menyesap rokoknya.

"Tidak Jo, beri aku waktu untuk mengembalikan uang mu!" dengan berlutut leo memohon.

"Uang? kau pikir ini tentang uang saja Leo, kau pikir sampai saat ini kau masih berhasil membodohiku Leo. Sudah terlalu banyak kesalahan yang kau buat leo, aku tau kita berteman tapi kesalahanmu kali ini tidak bisa aku maafkan, kau mengambil uang dari rekan bisnis ku tanpa kau serahkan sepeserpun padaku, itu masih bisa ku maafkan, tapi apa yang kau lakukan, uang tersebut kau gunakan untuk bersenang-senang dengan kekasihku, kau menusukku dari belakang leo, kau tidak pantas untuk di maafkan!." dengan emosi ku lemparkan kursi yang ada di dekatku ke dinding.

Suara isak tangis terdengar diruangan itu.

"Tidak Jo, aku yang bersalah Jo, jangan bunuh Leo tolong maafkan dia!" ucap Renata di tengah isak tangisnya.

"Kenapa, kenapa, kenapa Renata? kenapa kau berselingkuh dengan dia apa kekuranganku! " dengan emosi Jonathan memukul meja.

"Kau tidak perlu khawatir Renata bagiku penghianat tidak perlu di maafkan oleh sebab itu terima lah ajal kalian." tanpa ada keraguan Jonathan menodongkan pistol dan berniat menarik pistolnya, gerakannya terhenti ketika ada suara yang berbicara lagi.

"Karena aku mencintainya Jo, ketika kau tidak ada di dekatku, hanya Leo yang menemaniku, disaat aku sakit hanya Leo yang merawatku, saat itulah aku menyadari bahwa aku mulai mencintainya!." ucap renata terisak.

"Jangan lupa Renata, Leo ada di dekatmu, merawatmu, itu semua atas perintahku." Dengan tersenyum kecut Jonathan menatap Leo.

"Maafkan aku Jo, aku salah!" dengan tatap bersalah Leo menatap Jonathan.

"Tidak ada penghianat yang pantas untuk di maafkan, terima saja ajal kalian di tanganku!" Jonathan bersiap menarik pelatuk pistolnya.

"Tidak Jo aku mohon maafkan Renata, kau tidak bisa membunuh renata, dia sedang mengandung anak kami!" Ucapan leo membuat Jonathan terkejut.

"Dasar penghianat terimlah ajalmu!." Jonathan sudah siap menarik pelatuk pistolnya, lagi lagi sebuah suara menghentikan nya.

"Penghianat memang tidak pantas di maafkan tapi seorang bayi tanpa orang tua kau tau betul akan bagaimana kehidupannya nanti!" suara seorang lelaki berumur 50 an mendekati mereka.

"Paman, untuk apa paman kesini?" Ucap
Jonathan.

"Pikirkan bayi itu Jo, dia tidak bersalah, kau tau betul bagaimana rasanya hidup tanpa orang tua!" Ucap lelaki tersebut. Kemudian menepuk bahu Jonathan lalu beranjak pergi meninggalkan ruang tersebut.

Jonathan terdiam atas ucapan pamannya, dia selama ini hidup tanpa kedua orang tua, jadi dia tau bagaimana pahitnya hidup tanpa kedua orang tua. Jonathan mengarahkan pistol kearah mereka detik berikutnya.

Dor....

suara tembakan pistol di udara terdengar.
dengan memejamkan matanya Jonathan kembali membuka suara....

"Kalian berdua pergilah jauh-jauh dariku. Jangan pernah muncul di hadapanku lagi, jika kita bertemu maka lari lah!" ucap Jonathan.

Jonathan pergi dari ruang tersebut, kemudian menyuruh anak buahnya untuk mengantarkan Leo dan Renata pergi dari ruang tersebut.

Bagi jonathan renata adalah segalanya, tanpa Renata jonathan tidak akan banyak bicara, tapi entah lah apa yang merasuki kekasihnya itu, sampai-sampai ia lebih memilih berselingkuh dengan temanya sendiri, sekarang bagi sorang Jonathan, Leo dan Renata tidak lebih dari sekedar sampah.

Di sebuah bangun pusat pembelajaran disinilah Jonathan berdiri sekarang, hari ini dia berkeliling di bangunan itu, mungkin dengan sedikit berbelanja masalah yang ia hadapi hari ini akan terlupakan walau sedikit.

bukh....

di pertengahan jalan tanpa sengaja Jonathan menabrak seseorang....

"Shit!"jonthan mengumpat pelan.

Ekor matanya tanpa sengaja melihat bahwa dia menabrak seorang perempuan.

"Sekarang apa lagi?" gumam Jonathan merutuki kesialannya.

"Aduh siapa si?" ucap perempuan itu berdiri.

"Kalau jalan pake mata!" ucap Jonathan tanpa ada niat untuk menolongnya.

"Jalan pake kaki, mata di gunakan untuk melihat! Dari dulu sampai sekarang, belum ada orang yang berjalan pake mata! mata dan kaki mempunyai fungsi yang berbeda-beda." ucap perempuan itu panjang lebar.

"Sudah bicaranya?" ucap Jonathan, kemudian melanjutkan langkah kakinya.

"Minta maaf!" ucap perempuan itu menghentikan langkah kaki Jonathan.

"Apa maksudmu?" tanya Jonathan.

"Kau sudah menabrakku, jadi minta maaf. "ucap perempuan itu.

"Kau bahkan tidak terluka, untuk apa aku minta maaf?" ucap Jonathan.

" Kau telah melakukan kesalahan dengan menabrak seseorang, jadi minta maaf!" ucap perempuan itu.

"Dengar jangan memperumit keadaan, aku tidak akan pernah minta maaf, jadi aku akan pergi sekarang." ucap Jonathan panjang lebar.

"Apa kau tidak pernah di ajarkan minta maaf? " tanya perempuan itu.

"Apa maumu sebenarnya? jangan mencari masalah denganku jadi pergilah!." ucap Jonathan geram.

Brengsek, aku bilang minta maaf sekarang juga padaku!" ucap perempuan itu.

Jonathan berjalan mendekati perempuan itu, tepat di depan wajah Permpuan itu ia berhenti, tanpa aba-aba Jonathan berbisik di telinga perempuan itu.

" Apa kau menyukaiku? bukankah sudah aku katakan aku tidak akan pernah minta maaf padamu atau pada siapapun." ucap Jonathan.

"Sepertinya kau benar-benar tidak tahu caranya meminta maaf!" ucap perempuan itu.

"Anggap saja begitu! sekarang pergilah dan jangan pernah mengharapkan ku untuk minta maaf! " ucap Jonathan.

"Aku minta maaf karena menabrakmu tanpa sengaja. ucapkan seperti itu!" ucap perempuan itu.

"Aku memaafkanmu. Jadi sekarang pergilah! kita selesai sampai di sini." ucap Jonathan penuh kemenangan.

"Apa maksudmu? aku menyuruh mu meminta maaf, kenapa kau mala memaafkanku, aku tidak salah, disini kau yang salah " ucap perempuan itu panjang lebar.

"Kau meminta maaf dan aku memaafkanmu. Sekarang apa lagi masalahnya? jangan membuat ku bertindak lebih padamu, sekarang pergilah!" ucap Jonathan dengan seringaiannya.

"Dasar sialan! ku harap aku tidak akan pernah bertemu denganmu lagi." ucapnya.

"Takdir tidak ada yang tahu! " ucap Jonathan.

"Jangan membawa-bawa takdir, jika kita bertemu lagi, anggap saja kita tidak pernah bertemu." ucap perempuan itu.

"Baiklah, kau tenang saja aku ini orang sibuk, sekalipun kita bertemu aku tidak akan mengingat manusia keras kepala seperti mu!." ucap Jonathan berlalu pergi meninggalkan wanita itu.

"Dasar kepala batu!." ucap perempuan itu.

umpatan perempuan itu masih di dengar oleh Jonathan, dengan sedikit tersenyum Jonathan berujar " Menarik".

Kill It (On-going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang