° 6 °

88.8K 2.7K 60
                                    


🍂🍂🍂




(Pov Jungkook)

Sepertinya wanita itu melapor ke eomma, setelah siang itu ia datang ke kantor. Malamnya aku menemui eomma dan di marahin.

Mereka tau saat aku bilang mempunyai orang yang aku cintai, itu hanya salah satu alasan untuk menolak perjodohan ini.

Appa dan Eomma kompak bilang akan menjodohkan ku dengan wanita lain kalau memang tidak cocok dengan Yoora.

Mereka akan melakukannya sampai aku memutuskan untuk menikah dan berhenti bermain dengan wanita.

Akhirnya aku minta waktu beberapa bulan ke mereka untuk membawa orang yang aku cintai dan bisa menghentikan kebiasaanku.

Kalau ternyata sampai waktu itu tidak ada wanita yang aku kenalkan, mau tidak mau perjodohan akan terlaksana.

Sesampainya di apartmen aku duduk di ruang tamu dan mengambil minuman untuk menyegarkan otakku.

Bagaimana bisa dalam beberapa bulan aku membawa orang yang aku cintai. Padahal aku sudah menutup hatiku dari tahun lalu.

Hujan deras di luar sepertinya membuat orang bergumul nyaman dengan selimutnya, tapi tidak buatku.

Hujan membuat darahku sangat mendidih teringat kejadian dimana orang yang aku cintai sedang bercumbu nikmat dengan sahabatku.

Aku menekan gelas yang aku pegang sampai pecah hingga membuat telapak tanganku mengeluarkan darah segar.

Ting Tong....

Suara bel membuyarkan pikiranku.

Aku melihat di layar Hye Jin sedang basah kuyup berdiri di depan pintu.

Aku membukakan pintu dan menyuruhnya masuk.

"Ada apa kau kesini malam²?"

"Mm__aaf Sajangnim, saya lupa memberikan materi untuk rapat besok pagi. Sepertinya tidak akan cukup waktu untuk mempelajarinya kalau saya memberikannya besok." Aku melihat ia menjelaskan dengan tubuh yang sedikit bergetar.

Ya, sepertinya aku lupa kalau besok ada rapat penting.

Karna setelah Yoora pergi akupun keluar dari kantor untuk bertemu Hoseok hyung.

"Duduklah dulu" aku menoleh ke belakang Hye Jin masih berdiri di depan pintu.

"Kenapa kau masih disitu?"

"Maaf Sajangnim, pakaian saya basah nanti sofa di dalam juga basah karna saya." Ia menundukkan kepalanya.

Aku melihat seksama pakaiannya yang benar² basah dan memperlihatkan sedikit lekuk tubuhnya.

Aku menarik tangannya menuju kamar atas, ia sempat merontah.

"Lepas semua bajumu, dan pakailah ini!!" Aku melemparkan baju yang bisa ia pakai.

"Turunlah kebawah saat sudah selesai dan tinggalkan bajumu dikamar situ, pelayan akan mencuci bajumu"

"Tapi saj_____" ia menghentikan ucapannya saat mataku menusuk tajam ke arahnya. Sepertinya ia tau aku tidak suka dibantah.

Pelayan sudah membersihkan sisa pecahan gelas dilantai. Tepat sebelum Hye Jin turun.

Ia turun dengan memakai bajuku yang kebesaran di tubuhnya. Rambutnya masih setengah basah karna kehujanan tadi.

Kemeja itu hanya menutup tubuhnya hanya sampai bawah pantat dan ada sedikit tonjolan di dadanya.

Kemeja itu hanya menutup tubuhnya hanya sampai bawah pantat dan ada sedikit tonjolan di dadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malu² ia duduk disebelahku, aku memberikan selimut di pangkuannya dan memberikan teh hangat.

"Ssa__jangnim tangan anda" ia menarik tanganku yang terluka karna pecahan gelas tadi, dan menjatuhkan selimutnya.

Ia mengambil perlengkapan obat di meja karna pelayan menaruhnya disitu.

Sebenarnya aku sudah membersihkan asal tadi saat Hye Jin mengganti pakaian.

Hye Jin duduk dibawahku dan memberikan salep kemudian membalut lukaku dengan rapi.

Jari² lembutnya menempel di pergelangan tanganku.

Setelah selesai, ia duduk dan memakai selimutnya lagi.

Ia menjelaskan dengan seksama materi untuk rapat besok pagi.

Pikiranku tidak bisa fokus karna penampilan Hye Jin, aku salah sudah memberikan baju itu kepadanya.

Aku berdiri dan menjauh darinya, aku tidak pernah tergoda saat melihat sekertarisku memakai pakaian sexy, sekalipun mereka bugil aku tidak akan terangsang.

Tapi dari awal melihat Hye Jin masuk kantor, ia menarik perhatianku. Padahal ia tidak pernah sekalipun memakai pakaian sexy.

Dan sekarang ia di depanku dengan penampilan seperti ini dan tidak menunjukkan kalau ia sedang menggodaku.

Wajahnya yang seperti itu semakin membuatku penasaran.

Entah karna pikiranku yang sedang kacau tadi, atau memang karna Hye Jin.

Saat aku melihatnya, sesekali ia memasukkan rambutnya di sela² kuping.

Aku kembali duduk di sampingnya dan memperhatikannya dengan seksama.

Ia sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari laptop dan masih terus mengetik.

Sampai saat wajahnya aku arahkan mendekat ke arahku untuk melumat bibirnya.

Ia mendorongku karna kaget.

"Ssajangnim_____" matanya membelalak dan menutup bibirnya.

Aku mengambil laptopnya dan meletakkannya di meja.

Tubuhku mendekat ke arahnya hingga ia tertidur di sofa, aku mengunci tubuhnya.

"Ssajangnii____ euummppp" ia masih berusaha menolak ciumanku dan memukul dadaku.

Tapi kekuatannya tidak membuatku sakit sedikitpun.

Aku gigit bibirnya agar ia membuka mulutnya dan lidahku bisa bergerak disana.

Matanya tertutup rapat dan tangannya masih berusaha untuk memukul dadaku.

Aku membiarkannya, tanganku sudah masuk ke dalam V nya yang basah.

Sial ia tidak memakai celana dalam karna sedang di cuci.

Aku berhenti melumat bibirnya dan menatap wajahnya yang sedang menggigit bibir bawah untuk menahan erangannya.

Semakin cepat jariku bermain di klitorisnya, badannya melengkung ke belakang dan erangannya menyeruak keluar.

"Eunggghh ahhh..."

Aku lepas satu²nya kain yanh menutup tubuhnya.

Satu jari tanganku memilin putingnya, dan satunya lagi masuk ke dalam liangnya.

"Ssa__jangg aahhh ngghh________"

Tubuhnya melikuk tak karuan, tangannya mulai meremas bantalan sofa dan desahan nafasnya membuatku semakin terangsang.

"Hen__tikaann aahhh____ aaacgh__" pahanya bergetar hebat, cairannya membanjiri sofa.






_____________ tbc

HEALING // JEON JUNGKOOK (NC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang