Author's POV
Kurang selangkah lagi Athara memasuki kelas, sebuah rangkulan mengagetkannya. "Selamat sangat pagi, Can—," sapa si usil. Naasnya, belum sempat ia menyebutkan cantik. Athara telah menyiku tajam dan menyubitnya. Pengusil tersebut mengaduh kesakitan sambil mengusap perutnya. "Galak bener lu hari ni, Ra."
Athara menatapnya tajam dengan melipat kedua tangan penuh geram. "Lo pagi-pagi udah nyari masalah ya, Ken."
Kenzo membalas tak kalah sinis, "Kemarin Zeryn ngerakul, lo nggak nyubit dia," cibirnya dengan cemburu yang begitu ketara.
"Kapan juga si Zeryn ngerangkul, hah? Kapan?"
"Kemaren di toko buku! Gue liat sendiri, Ra."
"Kok lo tau?" tanya Athara penuh selidik. "Jangan bilang kemarin lo ngikutin gue?!"
Kenzo langsung mengutuk mulutnya sendiri yang terlalu enteng membeberkan hal tak penting. Ia pun menyengir seraya mengalihkan pembicaraan agar tak menerima ocehan dari gadis itu. "Itu tasnya berat, kan? Sini, biar gue yang bawain," tuturnya dengan cepat mengambil ransel Athara.
"Kenzo, sini lo!"
"Nih, udah ya. Udah dibangku lo. Gua mo main basket bentar, dah!"
Athara hanya bisa mengendus jengkel melihat kelakuan si Alnair itu. Selalu saja begitu, selalu saja kabur jikalau terciduk melakukan kesalahan. Ia heran, buat apa juga Kenzo membuntutinya kemarin. Sungguh sangat tidak penting, tapi ya sudahlah. Sudah rahasia umum kalau Kenzo itu sangat protektif terhadap dirinya.
"Apaan sih, ntu anak. Nggak jelas," cibir Stilly yang menyaksikan kejadian tadi.
"Biasalah, emang rada aneh anaknya."
"Kenapa juga ya gue bisa suka? Rada nyesel gua, Ra."
"Jadi ... Udah aman, nih? Nggak bakalan ngelabrak lagi?" ledek Athara mengingat kejadian dua minggu yang lalu.
Stilly langsung mengerang seraya menutup wajahnya dengan tangan. "Udah, Ra. Jangan ingetin lagi. Malu gua ngingatnya ... Bisa-bisanya suka sama badut kaya gitu. Malu-maluin, tau nggak?!"
"Tau, ah. Nggak mau ikutan."
"Nggak ikutan juga nama lo pasti bakalan keseret, Ra."
Athara jelas mengetahui arah perkataan temannya itu. Namun, ia memilih untuk diam. Niat awalnya untuk bercanda, tidak jadi dilakukan karena apa yang dikatakan Stilly memang benar. Kenzo selalu memperibet keadaan dengan selalu membawa namanya. Berkali-kali Athara memarahinya, bahkan pernah sampai tidak seteguran, tapi Kenzo selalu berhasil balik menjadi seperti biasanya. Kenzo yang memikat hati Athara hingga ia tak bisa bertahan marah berlama-lama.
—🌙💙✨—
Menjelang bel masuk berbunyi, Kenzo memasuki ruangan kelas dengan tergopoh-gopoh. Edgar, alias teman sebangku Kenzo yang lumayan lemot, bertanya padanya. "Napa lu?"
"Ada Bu Marni, Bego!" decak Kenzo yang ribet memakai ikat pinggang, berhasil didengar seisi kelas.
Sekejap saja, seisi ruangan menjadi panik tak ketulungan. Pasalnya Bu Marni adalah guru BK yang terkenal akan kehebohannya sebagai tukang razia di SMA Alpha Gruis ini. Kalau sudah sekali bermasalah dengannya, naas sudah nyawa kalian akan menjadi targetnya melulu. Maka dari itu, seisi siswa yang telah hadir di kelas bercepat-cepatan merapikan seragamnya hingga memastikan tiap penjuru kelas dalam keadaan bersih.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALNAIR
Teen FictionSelamat datang di SMA Alpha Gruis. Banyak cerita tentangnya yang menumbuhkan berbagai rasa bagi siswanya. Di sini, jalinan cinta dan derita akan sulit untuk dibedakan. Apalagi semua yang terkait oleh sang Alnair. Cinta yang seharusnya hanya untuk At...