Aku sedang memasukan buku-bukuku satu persatu ke dalam tas berniat segera menyusul Chanyeol dikantornya. Sudut mataku melirik jam dinding di kelas. Jam setengah 4 sore. Ini belum jam pulang Chanyeol. Aku baru saja menghubunginya dan bersyukur Chanyeol tidak ada rapat perusahaan sekarang.
"Kau yakin pergi ke kantor Chanyeol sendirian ?" ucap Kyungsoo menghampiriku yang sudah siap dengan tas di punggungnya.
"Aku benar baik-baik saja Kyung.."
"Katakan pada orang yang tadi mengeluh perutnya sakit dan tidak mengikuti pelajaran matematika"
Aku terkekeh. Memang benar, setelah aku mengatakan padanya ingin kekamar mandi, aku tidak kembali kekelas dan pergi UKS. Aku terlalu lemas karena memuntahkan semua sarapanku tadi pagi.
"Sungguh aku baik-baik saja Kyung. Kau tidak perlu khawatir""Kau terlihat buru-buru. Mau kemana ?"
"Menyusul Chanyeol" jawabku.
"Aku akan memberimu tumpangan. Kai menjemputku"
"Oh tidak, itu adalah ide yang buruk. Aku akan berakhir menjadi obat nyamuk di mobil nanti" ucapku sedikit tertawa.
"Apa ? Bukan begitu Baek. Aku hanya-"
"Sampai jumpa besok Kyung"
"Baek ! Aku belum selesai bicara ! Hei !"
.
.
.
"Selamat sore Tuan Baekhyun" ucap seorang wanita di meja resepsionis. Huh ? Orang yang berbeda. Aku tersenyum padanya.
"Apakah Chanyeol memiliki tamu ?" Tanyaku. Kali ini aku sedikit berhati-hati. Kejadian dimana aku mendapati hyung di kantor Chanyeol dulu masih membuatku sedikit trauma.
"Tidak Tuan, Presdir tidak memiliki tamu"
"Baiklah, terimakasih" lalu wanita itu membungkuk sedangkan aku segera berjalan menaiki lift.Aku mengeluarkan smartphone dari saku celana, bermain game sembari menunggu lift sampai di ruangan Chanyeol. Tak lama kemudian, Ting !. Oh sudah sampai. Segera setelah itu aku mempause gameku dan memasukkannya kembali ke saku celanaku. Berjalan keluar lift dan mengetuk pintu kantor Chanyeol setelah sampai di depannya.
"Masuk.." Sahut suara berat terdengar dari dalam.
Aku tersenyum lalu segera membuka pintu ruangan Chanyeol. Aku melihatnya sedang membuka lembaran-lembaran kertas yang memenuhi meja kacanya. Beberapa kali Chanyeol juga terlihat mengetik sesuatu di laptopnya. Dia sama sekali tidak tertarik untuk sekedar melihat siapa yang berkunjung ke ruangannya ?. Astaga.
"Apakah aku mengganggu presdir ?" Ucapku. Chanyeol menoleh. Aku tersenyum saat atensinya beralih padaku. Aku berjalan menghampirinya.
"Kenapa tidak mengatakan kau sudah disini ?" Tanyanya. Aku mengedikkan bahu.
"Kupikir aku mengganggumu" jawabku.
Berikutnya suara seperti tikus terjepit keluar dari mulutku saat Chanyeol secara tiba-tiba menggendongku lalu terduduk dimejanya.
"Kau tidak mengganggu sama sekali"
"Chanyeol turunkan aku.." rengekku. Sedikit tak rela sebenarnya karena aku bisa melihat wajah tampan Chanyeol secara jelas dari sini. Garis tajam alis hitamnya sangat jelas dan hidung itu. Ugh, terkadang aku iri padanya. Bagaimana dia memiliki hidung menjulang tinggi seperti itu. Perlahan tanpa aba-aba tanganku turun untuk mengelus pipi dan rahang tajamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT 10 (completed)
RomantikByun Baekhyun mendapati nafasnya selalu tercekat setiap tubuhnya berada dekat dengan eksistensi pemilik phoenix dengan sorot tajam itu. Mengenalkannya pada sebuah prefensi baru yang membawa panas pada tubuhnya Dia tidak pernah mengira untuk waktu ya...