Terhitung sudah seminggu sejak aku diperbolehkan untuk pulang dari rumah sakit. Eomma begitu memperhatikanku kali ini, dia akan menelponku saat jam istirahat hanya untuk mengingatkanku untuk tidak lupa makan. Well, bukan hanya eomma saja, Chanyeol juga akan menelponku untuk mengingatkanku, bedanya ada sisipan kata rindu ditengah-tengah pembicaraan kami.
Eomma meminta Chanyeol untuk tidak membiarkanku menginap dipenthousenya sementara ini dengan alasan ingin menjagaku dengan baik. Chanyeol tentu saja tidak bisa menolaknya. Oleh karena itu, kami hanya bertemu saat Chanyeol mengantarkanku kesekolah dan setelah sepulang sekolah dia akan mengajakku untuk makan di suatu tempat. Seperti sekarang ini.. Dengan rahang mengeras, bibir menipis juga kedua alis tebal yang tertekuk tajam. Menahan marah. Hei, aku tidak tahu dia sepemarah ini. Aku hanya tidak dalam mood untuk makan.
"Baekhyun makan" ulangnya untuk kedua kali.
"Chanyeol mengertilah.. aku sudah makan tadi disekolah bersama dengan Kyungsoo"
"Dan apa yang kau makan ?"
"Puding ! Dan itu rasa mangga. Aku baru tahu jika rasa mangga akan seenak itu"
"Kau harus tetap makan Baek" ucapnya secepat aku memberengut masam.
"Apa kau akan tetap tidak menghargaiku seperti ini ? Aku sudah memesankan makanan untuk kita"
"Aku tidak ! Maksudku aku hanya tidak bernafsu" jawabku berangsur-angsur melirih. Aku tidak bermaksud membuatnya berpikir seperti itu.
"Oh alasan itu lagi. Dengar, aku bersumpah pada diriku sendiri untuk membantumu makan dengan caraku, sekarang juga, di restoran ini, diatas meja ini jika kau tak segera makan" ucapnya tidak main-main, diikuti tangannya yang diletakkan di atas meja. Aku menelan ludahku. Chanyeol memang selalu tau cara membuatku untuk menurut padanya.
"Fine, aku akan makan"
"Good"
"Oh ya.."
"Hm ?". Gumamku sambil melahap daging panggang dipiringku yang entah mengapa rasanya benar-benar enak sehingga aku tidak bisa berhenti menyuapkannya kedalam mulutku. Apa kau sedang berada dalam mood swing Baekhyun ?, batinku sedang tersenyum miring. Oh jangan tanyakan itu padaku.
"Apa kau belum memiliki jawaban untukku ?". Aku mengerutkan keningku saat tidak dapat menangkap maksudnya.
"Jawaban ?" Ulangku.
"Ya, perihal memintamu pindah denganku dan lamaranku". Aku tersedak seketika. Tidak menyangka Chanyeol akan kembali membawa topik ini.
"Hei.. pelan-pelan"
Chanyeol menghampiriku dan menyodorkan segelas air minum dengan tangannya yang menepuk lembut punggungku.
"Merasa lebih baik ?" Aku mengangguk. Lalu Chanyeol kembali ke kursinya.
"Jadi ?" Aku berdehem sebentar.
"Chanyeol.. tentang pindah bersamamu.. aku perlu memikirkan ini matang-matang, ini bukan tentang aku pindah ketempatmu saja. Tapi merupakan keputusan yang besar dan akan berpengaruh dalam hidupku"
"Apa kau tidak mau pindah bersamaku ?"
"Aku mau ! Maksudku tentu saja aku mau. Tapi biarkan aku memikirkan ini hm ? Please..."
"Aku mengerti, lalu lamaranku ?"
Aku melebarkan mataku. "Seriously Chanyeol ?"
"Ya, I am being serious right now"
"Kau menyebutnya lamaran ?"
"Ya aku serius saat memintamu untuk menikah denganku dan menghabiskan sisa hidupku bersamamu. Aku tidak bisa memikirkan yang lain, aku hanya ingin memilikimu"
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT 10 (completed)
عاطفيةByun Baekhyun mendapati nafasnya selalu tercekat setiap tubuhnya berada dekat dengan eksistensi pemilik phoenix dengan sorot tajam itu. Mengenalkannya pada sebuah prefensi baru yang membawa panas pada tubuhnya Dia tidak pernah mengira untuk waktu ya...