Chapter 4

9.9K 971 124
                                    

Sebelumnya..

"Baekhyun, apa yang baru saja kau lakukan ?"

.

.

.

Aku mengerjapkan mataku tidak mengerti apa maksudnya. Sedang lengannya yang melingkar dipinggangku tidak membantuku untuk berpikir jernih.

"A-apa ? Aku tidak melakukan apa-apa" jawabku.

Chanyeol menggeleng sambil mengeryitkan dahi, tak sependapat.

"Memutar matamu" ucapnya.

Maaf ?

"Kau tahu itu sungguh tidak sopan" lanjutnya.

"A-aku minta maaf" ucapku reflek. Kuakui itu tidak sopan, sadar bahwa Chanyeol juga lebih tua dariku.

"Ya, itu sudah seharusnya. Aku melihat ada piano disini. Kau memainkannya ?" tanyanya sambil melepaskan tanganku dan berjalan menjauh.

"Baekhyun ?" panggilnya.

"Ya ?"

"Kau memainkannya ?" Ulangnya lagi.

"Ah itu..tidak. Aku tidak begitu bisa memainkannya. Hyung yang sering memainkannya" ucapku.

"Hyung ?" Tanyanya sambil mendudukan diri dikursi piano.

"Ya, sudah lama hyung berada di Amerika. Ibu mengatakan hyung akan segera pulang tahun ini" ucapku.

"Kemarilah" ucapnya.

Aku menurut, berjalan menuju piano. Chanyeol menepuk sisinya. Aku duduk tepat disampingnya. Oh, ini seperti de javu.

"Kau suka musik apa ?" tanyanya.

Aku tidak begitu mengerti musik tapi-

"Klasik ?" jawabku ragu-ragu.

Setelah itu jari-jari Chanyeol mulai menari diatas tuts piano. Oh..ini sangat indah. Ini adalah sebuah nada-nada lain yang sebelumnya belum pernah aku dengar.

Aku memejamkan mataku menikmati dentingan indah yang mengalun dibawah jemarinya yang begitu lihai. Sangat lihai diatas tuts piano, sama dengan ketika dia menyentuh pipiku beberapa kali.

Tunggu, apa yang ada dipikiranmu Byun Baekhyun!.

Tidak terasa permainan selesai. Aku membuka mataku dan menoleh padanya. Kami berdua melempar senyum satu sama lain. Sungguh aku masih tidak percaya jika sebentar lagi aku akan menjadi tunangan dari pria di sampingku ini.

Aku meremang saat nafasnya membelai wajahku. Tunggu, ini semakin dekat. Deru napasnya.. Tidak, atau mungkin ini deru napasku yang terengah-engah karena kurasa Chanyeol semakin dekat denganku ?.

Chanyeol membelai rahangku pelan. Lalu terkejut ketika berikutnya aku merasakan bibirku berada dalam bibirnya. Tubuhku seperti jelly saat ciumannya semakin dalam.

"Mmhh"

"Ngghh"

"Ngh..channh"

Rancauku tak jelas. Ciumannya menuntut, dalam, bergairah, membawaku melayang tak menapak lantai. Ini adalah ciuman pertamaku dan Chanyeol yang mendapatkannya.

Tak lama kemudian Chanyeol melepaskan ciumannya. Aku ? terengah-engah mengatur napasku sendiri. Kurasakan ibu jarinya menyapu lembut bibir bawahku. Aku mendongak untuk menatapnya setelah cukup untuk menetralkan napasku.

PERFECT 10 (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang