Setelah kami sampai di penthouse, Chanyeol menurunkan tubuhku didekat kaca jendela besar disisi kamarnya. Dari sini aku bisa melihat gemerlap cahaya lampu Seoul.
"Berbalik dan bersandar pada jendela" perintahnya.
Aku membalikkan tubuhku lalu kedua tanganku bertumpu dikaca mengikuti perintahnya. Dia mengeluarkan suara erangan rendah dari tenggoroknnya sebelum bibirnya mengecup leher belakangku sehingga kepalaku menggeliat ke atas. Perlahan jari-jarinya membuka kancing baju seragamku kemudian melepaskannya. Menggigit bibirku saat udara menggoda tubuhku yang sensitif. Kemudian bibir penuhnya mendaratkan ciuman di sepanjang garis punggungku, perlahan dengan lembut. Aku terlena.
Tangannya perlahan meraih kancing celanaku lalu membukanya. Menarik turun melewati paha, lalu betisku sambil membelainya, jatuh diantara kedua kakiku. Hembusan napas hangat dan harum tubuhnya memasuki indra penciumanku, dominan. Tubuhku akan bergetar setelahnya.
"Angh.." aku melenguh untuk lidahnya yang menggoda telingaku. Kemudian menarik lembut daun telingaku diantara giginya.
"Ah !"
Tanganku bertumpu pada jendela yang telah berembun, mempertahankan tubuhku untuk tetap berdiri. Kemudian suara bergetar tertangkap oleh indra pendengaranku. Aku terkesiap saat Chanyeol melingkarkan lengan kirinya diperutku.
"Menginginkanku melepas ini ?", tangannya berada disekeliling penisku. Aku mengangguk dengan kasar. Benda ini sudah begitu menyiksaku.
Aku terpejam saat bibirnya mencium leherku lalu melepaskan cock ring itu. Kepalaku bersandar pada kaca jendela, mendesah lega karena akhirnya benda itu terlepas. Tapi itu tidak bertahan lama saat lagi-lagi tubuhku terlonjak merasakan sebuah benda bergetar, begitu keras diantara lengan dan dadaku, begitu buruk saat Chanyeol semakin menekannya dikulitku.
Aku menjerit karena ini begitu tiba-tiba. Jari-jari tanganku masing-masing terkepal dijendela. Aku bergetar, panas gairahku semakin merangkak menuju pusat tubuhku. Chanyeol membuat benda itu bergetar melewati dadaku, lalu kembali ke putingku, menekannya disana.
"Ah ! ", ini begitu banyak.
Aku tidak bisa menerima sebanyak ini. Bergerak ke atas salah satu putingku, lalu menuju yang satunya dan aku terhanyut oleh sensasinya, merasa geli disekujur tubuhku, syaraf sinapsisku terbakar saat kebutuhan gelap menggenang di dasar perutku. Putingku mengeras, tubuhku serasa melemas saat menerimanya. Lengannya masih melingkar diperutku, tidak membiarkanku untuk jatuh.
"Akh !" aku menggila, Chanyeol membuatku gila. Siksaan ini begitu intens.
Aku sudah dekat.. semua stimulasi ini, menengadahkan kepalaku kebelakang, aku mengerang lebih kencang dan Chanyeol menghentikan benda itu. Semua sensasinya menghilang."Chanyeol tidak ! kenapa berhenti" Aku memohon. Klimaksku yang akan datang tertunda.
"Frustasi ? Itu yang kurasakan Baekhyun. Seperti ini ? kau frustasi ?"
Oh tidak ! seketika itu juga aku memahami permainannya.
"Chanyeol aku mohon.."
"Diam"
Dia mulai bergerak lagi. Jari, benda itu, dan Chanyeol adalah kombinasi mematikan dari siksaan sensual. Dia bergeser kedepan membuat ereksinya menekan diantara bokongku. Begitu menggoda. Dia membawaku ditepi jurang lagi, tubuhku meneriakkan kebutuhannya, lalu kembali berhenti.
"Tidak" aku merintih dengan keras.
Dia mencium bahuku, berolasi diatas perutku, lalu tepat dipusat tubuhku. Sialan, ini sangat intens."Ahh !"
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT 10 (completed)
RomanceByun Baekhyun mendapati nafasnya selalu tercekat setiap tubuhnya berada dekat dengan eksistensi pemilik phoenix dengan sorot tajam itu. Mengenalkannya pada sebuah prefensi baru yang membawa panas pada tubuhnya Dia tidak pernah mengira untuk waktu ya...