the healing star

498 66 13
                                    

Jisung terbangun dari tidur nya, membuka mata saat cahaya matahari menyentuh wajah nya, ia melirik kalender dengan ekor mata nya, dan menghela nafas lega saat tau bahwa hari ini merupakan hari libur, dia dengan perlahan mendudukkan tubuhnya mencoba mengabaikan pusing yang menyerang nya.

Mata nya menelusuri kamar kedua kakak nya, ia terkejut saat melihat kakak nya yang paling tua tertidur di lantai yang memiliki sedikit bercak darah, smdengan kemeja putih yang telah bercampur merah, Jisung takut darah, karena itu lah Donghyuck selalu melindungi nya.

Jisung berusaha berdiri, tapi tubuh nya menolak, pusing itu masih terasa, ia tidak tau berapa banyak obat yang ia minum, karena ibu nya langsung memaksa nya minum dengan membekap mulut nya, jadi ia tidak ta pasti berapa pil yang ia minum.

Pandangan nya menelusuri tubuh sang kakak paling tua, dan tertegun saat melihat pisau lipat di tangan nya, ia tau kebiasaan buruk sang kakak, ia pun menghela nafas nya, dan memaksa tubuh nya berdiri.

Mengabaikan tubuh nya yang mungkin masih terpengaruh efek obat, dia berjalan ke arah meja belajar Donghyuck, dan mengambil kontak p3k yang selalu kakak nya itu letakan di atas meja.

Tidak lupa juga dia mengambil satu botol air yang juga berasal dari meja belajar Donghyuck.

Lalu dia pun duduk di dekat Renjun, dengan hati-hati mengambil pisau lipat itu dan meletakan nya di atas nakas, perlahan Jisung mengambil tangan Renjun dan menguyurinya dengan air.

Dengan pelan Jisung mengobati luka sang kakak tidak lupa ia pun membalut nya dengan perban. Memang tidak setalenta Donghyuck dan tidak serapi ikatan perban Renjun, tapi ia sudah berusaha sebaik mungkin.

Ia pun menggendong sang kakak, karena tubuh sang kakak yang lumayan kecil, Jisung dengan mudah mengangkat nya dan memindahkan nya ke atas ranjang.

Jisung lalu berusaha membuka pintu kamar kakak kembar nya itu, tugas nya sekarang adalah menjemput sang kakak kedua.

Pintu yang terkunci membuat Jisung menghela nafas nya, pasti ayah nya yang mengunci, karena entah kenapa ayah nya itu tidak pernah melukai Renjun.

Tiba-tiba suara langkah kaki membuat nafas nya tercekat, ia tau itu pasti ayah nya.

Ia langsung mundur, dan berpura-pura tidur di kasur milik Donghyuck.

Berusaha mengabaikan suara kunci pintu yg terbuka, dan 'sesuatu' yang di lemparkan ke dalam kamar.

Langkah kaki itu kembali menjauh, membuat Jisung langsung mendudukan badan nya kembali dan menatap Donghyuck, ia menduga bahwa kakak nya itu yang tadi di lempar oleh ayah nya. Tubuh Donghyuck yang penuh luka-luka gores baru membuat nya meringis, membayangkan seberapa sakit yang di rasakan sang kakak.

Ia berdiri, dan melakukan hal yang sama seperti yang ia lakukan pada Renjun, mengobati luka sang kakak dan menggendong nya ke kasur.

Mata itu kembali mengamati kedua kakak nya, ia berjanji pada diri nya sendiri, bahwa dia akan mengubah dunia ini, agar kedua kakak nya tidak lagi tersakiti.

Family? * nctTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang