Derealization

501 65 6
                                    

Hari itu Jisung terbangun dari tidurnya, dirinya melihat Renjun sang kakak sedang bersiap pergi sembari membawa sebuket bunga matahari.

"Kak, kau mau kemana?" Sang rubah menoleh dan tersenyum, "kakak mau ke tempat hyuckie, kau di rumah saja ya." Jisung yang mendengar itu hanya mengangguk, karena entah kenapa sejak membuka mata nya tadi pusing datang menghampiri nya.

Setelah punggung Renjun hilang dari pandangan nya, Jisung kembali memejamkan mata nya.

Namun ada perasaan janggal yang membuat nya harus kembali membuka mata nya, suara semanis madu di padu suara selembut salju menyapa Indra pendengaran nya.

Dengan langkah cepat ia menaiki tangga, dan berhenti di sebuah pintu cokelat. Dua suara yang sangat ia kenali sedang berbincang di dalam, suara kedua kakak nya.

Perlahan ia membuka pintu itu, dan melihat kedua kakak nya sedang berbincang sembari duduk di atas ranjang. Kedua kakak nya tersenyum ke arah nya, sambil menunjuk sebuah laci di meja milik donghyuck.

Lalu kedua bayangan itu hilang, tanpa di sadari pipi putih milik jisung telah di banjiri air mata, dengan gemetar ia melangkah ke arah laci yang di tunjuk oleh kedua kakak nya itu dan membuka nya.

Dua buah surat dan tiga buah kartu bank, serta sebuah note kecil yang hanya berisikan satu kalimat.

'Tetap lah hidup.'

Family? * nctTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang