"Dokter. Suster. Tolong. Pasien gawat darurat, dia mengalami pendarahan. Tolong, dok"Suster itu langsung mengambil kursi roda dan membawa tubuh Krystal menggunakan kursi roda itu.
"Astaga, Krystal. Aku mohon bertahanlah" ucap Kai lirih.
Kai menunggu di kursi yang tak jauh dari ruangan itu. Dia terkejut saat melihat Minho supir keluarganya.
"Pak Minho? Kenapa bapak kesini? Ada apa, pak?"
"Itu. Tuan, Kai. Tuan Taemin—"
"Iya. Kenapa dengan Taemin? Bukankah harusnya kau mengantarnya ke Busan?"
"Tuan Taemin kecelakaan, dia tertabrak truk tadi"
"APA? LALU BAGAIMANA KEADAANNYA?"
"Tuan sedang ditangani oleh dokter"
Kai merasa sangat khawatir, dia lalu menelepon ibunya.
Kai langsung berlari dan menghampiri dokter itu.
"Dokter, bagaimana keadaan kakakku?"
"Keadaannya sangat kritis, dia kehilangan banyak sekali darah. Dan stock golongan darah pasien di rumah sakit ini telah habis"
"Ambil darahku, dok. Golongan darahku sama dengannya"
Dokter lalu mengangguk, dia menyuruh salah satu suster untuk mengambil darah Kai.
Yuri telah tiba di rumah sakit, dia langsung menghampiri Minho.
"Minho apa yang terjadi? Taemin? Benarkah dia?"
Minho mengangguk, Yuri hanya menangis.
Yuri berusaha untuk bangkit. Tak lama pintu ruangan Krystal ditangani terbuka.
"Apa ada keluarga pasien Krystal?"
Yuri langsung menghampiri dokter itu.
"Iya, dok, aku mertuanya. Bagaimana dok keadaan menantuku?"
"Keadaannya sangat lemah, tapi maaf nyonya janin di dalam kandungannya tidak dapat kami selamatkan. Saya harap anda bisa sabar dan mengikhlaskannya"
Yuri hanya menangis, dia menatap lirih tubuh Krystal yang melemah.
Kai yang baru saja kembali setelah mendonorkan darah langsung bingung saat ibunya menangis dan menatap Krystal.
"Ada apa, bu?"
Yoona memeluk tubuh Kai.
"Aku. Aku kehilangan calon cucuku, Kai. Aku kehilangannya"
Kai terkejut, dia tak menyangka jika Krystal mengalami keguguran.
"Ibu. Ibu, tenanglah. Jika ibu seperti ini nanti siapa yang akan menguatkan Krystal?"
Yuri mengusap airmatanya.
"Bagaimana keadaan Taemin, nak? Apa dia baik-baik saja?"
"Dia kehilangan banyak darah, bu, tapi aku sudah mendonorkan darahku untuknya"
Yuri memeluk erat tubuh putra bungsunya itu.
"Ibu yang sabar ya"
***
Krystal dan Taemin telah dipindahkan di ruang rawat masing-masing.
Yuri sedari tadi menemani Taemin dan tak lelah menjaganya. Kai merasa kasihan melihat ibunya seperti itu.
"Bu. Kau istirahat dan makan dulu sana. Biar aku yang menjaga kak Taemin"
Yuri menggeleng.
"Ibu tidak lapar"
Kai bersimpuh di hadapan ibunya dan menggenggam tangan ibunya.
"Ibu. Aku mohon. Demi aku"
Yuri menatap wajah putranya yang memelas, dia lalu mengangguk.
"Ingat selama ibu di kantin kau tak boleh meninggalkan Taemin sedikitpun"
Kai hanya tersenyum dan mengangguk.
Dia kemudian duduk di kursi samping tempat tidur Taemin, dia menatap lekat wajah kakaknya.
"Akhirnya kau selamat, kak. Aku tak bisa membayangkan jika kau tiada" ucap Kai dengan terisak.
"TAEMIN"
Kai menoleh, dia melihat Krystal yang tengah duduk di kursi roda menghampirinya.
Mata mereka saling beradu, tapi Krystal mengacuhkan Kai. Dia langsung meraih lengan Taemin dan menaruh di pipinya.
"Taemin sayang. Buka matamu. Aku disini. Krystalmu disini Taemin. Buka matamu" ucap Krystal dengan terisak.
Kai tak tahan melihat pemandangan di depannya, dia memutuskan untuk meninggalkan Krystal bersama Taemin.
"Ya Tuhan. Mengapa sangat sesak? Sangat sakit. Hatiku perih melihat kedekatan mereka. Aku tak suka melihat Krystal seperti itu, nampaknya dia memang sangat mencintai Kak Taemin" ucapnya pelan.
Yuri tak sengaja mendengar ucapan Kai.
'Apa yang Kai katakan? Itu artinya dia mencintai Krystal juga? Astaga. Ini tak bisa dibiarkan. Aku harus mencegahnya agar Kai tak bertindak semakin jauh dan salah' batin Yonna.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT LOVE
FanfictionBagaimana perasaan kalian jika wanita yang kalian cintai malah menikah dengan kakak kandungmu sendiri? Kecewa? Tentu! Sakit! Itu yang dirasakan oleh Kai, saat dia kembali ke Seoul sebuah kenyataan pahit diterimanya. Krystal, gadis yang dia cintai me...