Ending

919 55 1
                                    


Krystal masih termenung di kamarnya, dia melipat kakinya dan menopangkan wajahnya di lutut.

Tetesan airmata terjatuh tanpa irama, mengalir dengan deras seakan memberontak terhadap rasa sakit yang hati Krystal rasakan.

Baru saja dia mencoba untuk mulai membuka lembaran barunya kembali dengan Kai. Tapi kini? Dia harus menutup kembali buku itu?

Krystal meremas rambutnya, dia menagis dalam diam. Hanya perih yang terasa begitu menyayat ke dalam hatinya, tergores? Bukan lagi tergores. Tapi ini meninggalkan luka, luka yang begitu dalam hingga Krystal tak mengerti bagaimana lagi cara untuk mengobatinya.

CEKLEKK..

Suara pintu terbuka dan mengayun, tapi Krystal tak menoleh. Dia begitu hanyut dengan pemikirannya sendiri, begitu khusyuk dengan rasa sakitnya sendiri.

Seseorang itu kini duduk di samping Krystal, menarik lengan Krystal dan melukiskan tinta merah ke telapak tangan Krystal.

Tapi Krystal masih terdiam, dia masih hanyut dengan kesedihannya sendiri.

Dia meneteskan airmatanya lagi dan menutup kelopak matanya. Saat dia kembali membuka matanya, dia terkejut saat melihat sosok pria kekar tengah duduk di sampingnya dengan melukiskan tinta merah di tangannya.

"Kai" ucapnya pelan.

Kai menoleh sebentar dan tersenyum, lalu dia kembali menundukkan kepalanya dan tangannya sibuk melukis telapak tangan Krystal.

"Apa yang kau lakukan, Kai?"

"Melukis tanganmu dengan tinta ini"

"Untuk apa?"

Kai tersenyum.

"Besok kita akan menikah"

Mata Krystal terbelalak, dia terkejut dengan ucapan Kai.

'Apa dia gila? Dia ingin menikah denganku? Lalu bagaimana Jennie dan anak yang di dalam kandungnya?' pikiran itu berkecamuk di dalam otakku.

"Aku akan secepatnya menikahimu, aku tak ingin melihat airmatamu terjatuh lagi"

Kai menggerakkan tangan kirinya untuk menghapus airmata yang masih tertinggal di pipi Krystal.

"Tapi Jennie?"

Kai terkekeh.

"Wanita itu? Jangan kau pikirkan, dia sudah mendapatkan ganjaran atas kebohongannya"

Krystal mengernyitkan alisnya tak mengerti dengan ucapan Kai.

"Apa maksudmu?"

"Ssttt (Kai mengarahkan jari telunjuknya di depan bibir Krystal) jangan membahasnya lagi. Sekarang kau bersiaplah turun ke bawah. Kau harus mencoba gaun pengantinnta, jika tidak nanti mungkin gaunmu tidak akan muat" goda Kai.

Krystal mencubit perut Kai.

"Awww sakit"

Krystal tersenyum, dia mendekap tubuh Kai. Dia menatap lukisan di telapak tangannya.

"Ternyata kau berbakat juga, Kai" puji Krystal.

Kai hanya menarik sedikit sudut bibirnya.

"Iya. Demi dirimu"

Krystal masih menatap lukisan tangan yang dibuat oleh Kai itu.

"KAISTAL?"

"Iya. Kai dan Krystal"

Krystal menggelengkan kepalanya.

"Bagus, kan?"

Dia mengangguk.

ABOUT LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang