Booty Raised the Moody

2K 393 50
                                    


Seminggu terasa bergulir sangat cepat, terutama ketika kau sedang dalam kondisi bad mood yang prima selama liburan musim panas. Perkara perasaan benar-benar mengacak kondisinya.

Sasuke tidak akan berbohong, dia cukup menikmati waktunya. Karibia sama sekali tidak buruk. Dia menikmati bermain voli air, berenang, gym, mengubur Noctis dengan pasir hidup-hidup, pinacolada adalah yang terbaik, menenggelamkan Itachi saat surfing, gym lagi, seminggu yang sangat merileksasi. 

Tapi Sakura belum membalas email nya. Ralat. Gadis itu bahkan tidak membacanya. Dan itu cukup untuk menjatuhkan moodnya. 

Noctis mendudukkan diri jauh dari Sasuke demi menghindari bogem mentah. Mengenakan t-shirt bertuliskan 'KARA-BYE-A' dan dia menyumpal telinga dengan earphone. Itachi duduk di depannya, mengenakan bantalan leher berbentuk payudara yang vulgar. Fugaku dan Mikoto duduk berdempet di barisan kursi lain, tertawa mesra melihat foto-foto selama liburan. Seperti bulan madu kedua.

Keluarga Uchiha yang dermawan dan penyayang sedang menunggu pesawat yang akan membawa mereka kembali ke Indiana. Meninggalkan Karibia dan menjemput Sakura. 

Wajahnya bahkan tetap terlihat kesal ketika mereka menaiki boeing. Fugaku, Mikoto dan Noctis duduk di baris depan sementara dia, Itachi dan seorang wanita lansia berambut metalik di belakangnya. 

"Mau gum?" Itachi menyodorkan permen karet, menusuk pipi Sasuke. 

"Punya." Jawabnya tidak jelas dan mendorong tangan Itachi menjauhi wajahnya. 

"Astaga.. dari tadi kau tidak bisa tidak merengut, heh?!" Itachi mengusap tangannya dan berdecak. "Jangan khawatirkan soal Haruno itu, cara ampuhku akan langsung berhasil nanti ketika kalian sudah bertatap muka,"Itachi menyeringai. Dia merogoh bagian depan tas yang ia bawa. 

"Mudah untuk bicara," Sasuke memutar mata. Dia menyalakan playstation miliknya. Akan lebih baik jika dia mengacuhkan Itachi sepanjang perjalanan. 

"Kalau berkerut seperti itu maka di sudut matamu akan muncul keriput. Mau tua secara prematur?" Itachi menyodorkan padanya kemasan berwarna pink. "Mau masker mata? Ini sangat enak jika kau pakai berpergian."

Sasuke melotot menatap kaķak sulungnya seolah dia sedang berhadapan dengan orang sakit jiwa. Dia? Uchiha Sasuke menggunakan masker mata berwarna pink dan bergambar strawberry? Lempar saja dia keluar dari pesawat. 



Mereka mendarat, utuh, hidup, dan selamat. 

Itachi menyenggol lengan adiknya, membangunkan koala itu agar merapikan barang-barangnya supaya mereka bisa turun dengan cepat. Sasuke terbangun, mendengus dan membuka masker mata, yang mengejutkannya ternyata nyaman itu, kemudian memasukkan barangnya ke tas di antara kaki. 

Kurang lebih empat puluh lima menit perjalanan dengan mobil, keluarga besar Uchiha tiba di depan gerbang rumah mereka yang aman sentosa. Mikoto berbinar ketika mereka akhirnya pulang dan langsung masuk ke dalam rumah bersama Fugaku, sementara barang-barang diurus oleh tiga kurcaci pribadi. (Di mana tentu saja, Sasuke dan Itachi akan masuk ke rumah dan meninggalkan Noctis membabu seorang diri)

"Akhirnya," pemuda itu merebahkan diri di sofa santai ruang nonton. Kakinya ia luruskan dan dia mendongak, menghadap langit-langit.

Dia sudah di Indiana. . . 

Oke. . .

Apa Sakura sudah di rumah?

Dengan cepat lelaki itu menyalakan ponselnya yang sialnya tidak ia nyalakan sedari tadi. Layar berkedip sebelum sepenuhnya beroperasi, jemarinya bergerak ke e-mail dan memeriksa ada atau tidaknya pesan dari Sakura. 

The Upside of FallingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang