Chapter 1

1.4K 91 6
                                    

“Nghh…” lenguhan seorang wanita yang baru saja bangun di pagi hari di sebuah kamar yang sangat mewah.

“Aku di mana?” gumannya sambil menatap sekeliling ruangan tersebut. Kepalanya sangat pusing dan mual ia merasa ingin muntah, entah apa yang ia lakukan semalam sehingga jadi seperti ini. Tempat ini hampir sama dengan interior apartemen nya, hanya dekorasinya saja yang berbeda.

“Sebenarnya apa yang terjadi?” ia mencoba mengingat-ingat kejadian semalam sambil memegang kepalanya yang berdenyut.

Ah, kemarin dia pergi ke club karena stress memikirkan perjodohannya kemudian memesan wine lalu..’Bodoh, kau bodoh Sakura’ wanita yang bernama Sakura itu kemudian merutuki kebodohannya sambil memukul jidatnya sendiri. Sudah tahu tidak kuat minum wine tapi tetap meminumnya.

Tiba-tiba Sakura mengingat sesuatu, ia pun langsung meyingkap selimut yang dipakainya.
“Ah, untung saja aku masih berpakaian lengkap” ucapnya dengan lega.

Pintu kamar itu terbuka dan seseorang masuk membawa sebuah nampan kemudian meletakkannya di atas nakas. Perempuan itu masih tidak sadar jika dirinya tidak sendiri lagi di ruangan tersebut

“Kau sudah bangun?” ucap pria itu.

Wanita itu pun kaget mendengar suara seorang pria dan membuyarkan lamunannya.
“Kau siapa? Dan kenapa aku bisa ada di sini?” tanyanya dengan suara yang kecil. Ia sedikit takut dengan pria itu. Bagaimanapun ia ini seorang perempuan yang tiba-tiba bangun di tempat yang asing.

“Kau di apartemen ku” pria itu kemudian berjalan menuju sofa yang ada di dekat jendela kamarnya, kemudian kembali berbicara “Sebaiknya kau bangun dan membersihkan diri”.

“Kau siapa?” wanita itu kembali bertanya.
Pria itu pun menghela nafas lalu menjawab “Sasuke, dan cepat bangun”

“Ah, baiklah” ucap Sakura. Kemudian ia kembali menatap Sasuke intens.

Sasuke yang ditatap seperti itu pun merasa risih, ia kemudian berjalan menuju Sakura kemudian memberikannya handuk.

“Kenapa memberiku handuk?” Tanya Sakura bingung.

“Bersihkan dirimu dulu!” perintah Sasuke, lalu berjalan menuju pintu untuk keluar. Tapi sebelum mencapai pintu, Sakura tiba-tiba kembali bertanya dengan wajah polosnya.

“Ano, di mana kamar mandinya?”
Sasuke kembali menghela nafas kemudian menjawab,

“Di ujung sana” ucapnya sambil menunjuk arah yang di maksud. Sakura kemudian melangkah menuju kamar mandi yang di maksud Sasuke.

“Terima kasih” ucapnya.
Tanpa menghiraukan suara Sakura, Sasuke keluar dari kamarnya kemudian berjalan menuju meja makan untuk sarapan. Ia tidak peduli kalau ia makan tanpa menunggu tamunya itu.

Tidak lama kemudian terdengar suara pintu yang dibuka, Sasuke pun menolehkan kepalanya lalu menatap intens wanita yang kesasar di apartementya tersebut, walaupun ia akui kalau wanita itu lumayan cantik, tapi tetap saja sudah membuatnya repot kemarin. Ah, lupakan itu.

“Maaf yah, aku memakai pakaiannmu soalnya bajuku kotor” ucapnya Sakura dengan malu. Sebenarnya ia tidak mau memakai pakaian pria tersebut, tapi mau bagaimana lagi ia tidak punya pakaian ganti, untung saja ia melihat pakaian Sasuke yang tergantung dekat lemari jadi ia langsung saja memakainya.

“Hn.”

Apa-apaan itu’ inner Sakura.

“Ano, sebenarnya apa yang terjadi semalam kenapa aku bisa sampai ada di sini” Ucap Sakura kemudian.

“Apa kau tidak ingat?” Tanya Sasuke dengan suara yang datar.

“Mana mungkin aku bertanya kalau aku mengingatnya, dasar bodoh,” guman Sakura dengan jengkel.

Sasuke yang mendengar gumaman wanita itu langsung saja menatapnya dengan tajam. Sakura yang ditatap seperti itu pun langsung menciut.
“Kau mabuk—“

“Aku tahu, maksudku bagaimana aku bisa sampai ada di sini?” potong Sakura tanpa tahu aura yang tidak mengenakkan di sekelilingya.

“Aku belum selesai bicara” ucap Sasuke datar. Sakura yang mendengarnya hanya memasang wajah polos tanpa rasa bersalah.

“Kau tiba-tiba saja ada di depan pintu apartemen ku saat aku kembali kemarin dalam keadaan mabuk” ucap Sasuke kemudian.

“Lalu kenapa kau tidak mengantarku pulang, kenapa membawaku ke sini?” ucap Sakura.

“Kau bodoh?” Sahut Sasuke dengan suara yang menyebalkan kemudian kembali berucap,
“Aku tidak tahu alamatmu di mana.”

Sakura lalu mengangguk-anggukkan kepalanya, ‘benar juga yah’ pikirnya. Sakura kemudian berucap “Ini apartemen mana?”

Sasuke yang mendengar pertanyaan Sakura pun langsung menjawab,
“Nara’s Apartment.”

“Kamar nomor berapa?” Tanya Sakura dengan mendesak.

Sasuke yang melihatnya hanya menaikkan alisnya heran dengan tingkah wanita itu, ia pun langsung menjawab,
“102.”

“Ya ampunn, aku salah kamar.” guman Sakura sambil memukul jidatnya untuk yang kedua kali. Ia langsung saja meminta maaf pada Sasuke karena kebodohannya.

“Maafkan aku telah merepotkanmu, aku kira ini kamarku. Kamarku tepat berada di sebelah kamarmu 101, sekali lagi maafkan aku.” ucapnya dengan rasa bersalah, “Kalau begitu aku permisi, sekali lagi aku minta maaf” tambahnya dengan kepala menunduk
Sasuke yang melihatnya kemudian menyeringai, di otaknya sudah tersusun rencana licik untuk membalas wanita tersebut.

“Ini tidak gratis.” ucap Sasuke

Sakura yang mendengarnya kemudian mendongakkan kepalanya, menatap Sasuke dengan tatapan bingung,
“Apa maksudmu? Aku kan sudah minta maaf, lagian ini juga tidak sengaja.” ucap Sakura dengan nada protes.

“Apa kau tahu apa yang kau lakukan kemarin padaku? Aku tidak mau rugi.” Sasuke kemudian berbicara dengan nada angkuh.

Sakura langsung saja menghela nafasnya, “Baiklah aku akan ganti rugi, berapa semuanya?”
“Aku tidak butuh uang.”

“Lalu kau mau apa?!” bentak Sakura, ia sudah jengkel setengah mati pada pria ini. Rasanya ingin menonjok muka angkuh, tapi itu tidak mungkin.

“Jadi pelayanku selama sebulan!” ucapnya Sasuke dengan nada tanpa mau dibantah.

“Apaa?! Aku tidak mau!” teriak Sakura protes.

Sasuke mengendikkan bahunya acuh, “Kalau kau tidak mau, hidupmu tidak akan tenang mulai sekarang.”

“Tapi..ah.. baiklah.” ucap Sakura dengan tidak rela. Tentu ia tidak mau punya masalah dengan orang ini, kalau dilihat pria bukan orang sembarangan.

“Besok kau mulai bekerja. Sebelum aku bangun ruangan ini sudah harus bersih, dan jangan lupa buatkan aku makanan!” titah Sasuke.

“Kenapa harus begitu? Aku juga harus bekerja, banyak pasien yang lebih membutuhkanku daripada harus mengurus dirimu!” protes Sakura

“Baiklah kalau itu maumu.” ucap Sasuke dengan seringainya.

Sakura yang melihat itu hanya menghela nafasnya, mau tidak mau ia harus menjadi pembantu pria angkuh itu selama sebulan, ia kemudian berucap dengan pasrah “Baiklah.. baiklah”


TBC..

Salam hangat dari Kin untuk kalian Semua *emotpeluk

Ini cerita pertama kin, jadi mohon maaf kalau gak bagus, huhu

Dan Jangan lupa vote dan comment yah

Fausse RelationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang