IIDBOY25🦇 Past Events

1.8K 120 0
                                    

BUDAYAKANLAH VOTE SEBELUM MEMBACA DAN KOMEN SETELAH MEMBACA.

🦇 🦇 🦇

Jika ku tau akhirnya kau akan
bersama ku, mungkin disaat itu aku akan memilih berjuang lebih lama untukmu. Bukannya malah kabur dari masalah.

"Lo mantannya kevin kan ay?" Tanya alvaro dengan alis yang naik turun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo mantannya kevin kan ay?" Tanya alvaro dengan alis yang naik turun. Matanya manatap lurus tepat di retina mata alya. Nafasnya bahkan agak sedikit memburu akibat deg deg-an.

"Iya. Emang kenapa? Apa dia ngelabrak kamu? Atau dia macem macem sama kamu? Maaf ya al, gue janji deh kejadian itu nggak akan terulang lagi sama kamu. Oke? Kamu percaya sama aku kan? Sayang?" Alya mengusap dahi alvaro dengan khawatir. Kemudian tangannya turun ke pipi alvaro. Alya mengusapnya dengan lembut. Matanya berbinar menatap alvaro, berharap kalau itu semua tak benar.

"Jujur aja sama aku. Ya? Kamu nggak boleh nyembunyiin apapun dari aku. Ya?" Tanya alya ditengah tengah kekhawatirannya.

Alya terdiam sembari menatap alvaro yang diam tak merespon apapun yang ia lontarkan.

Jemari alya menepuk pelan kedua lengan alvaro. Lalu disusul dengan tangan alya yang mulai menggoyang goyangkan tubuh alvaro.

"Kamu kenapa? Jawab aku plis. Aku nggak suka di diemin gini alvaro. Jawab aku jujur, sekarang. Ya? Apa bener kamu di ganggu sama si kevin?" Tanya alya sekali lagi.

Cukup sudah alya rasa. Alya mencengkram erat erat bajunya, sembari mengempalkan sebelah tangannya.

"Brengsek. Bajingan itu emang nggak pernah bisa buat hidup gue tenang." Alya melangkahkan kakinya menuju pintu utama rumah alvaro.

Seketika alvaro menahan sebelah pergelangan alya.

"Salah. Aku yang seharusnya minta maaf sama kamu" Alvaro ternyum miring dengan pandangan mata menatap kedua kakinya. Alvaro menelan salivanya, lalu ia menarik tubuh alya mendekat. Alvaro meraih kedua jemari alya, setelah itu ia mengusapnya dengan lembut.

Alvaro mengangkat kepalanya demgan pandangan mata alvaro beralih menatap balik alya yang memang sudah dari tapi menatapnya.

"Kevin itu sahabat masa kecil aku."

Seketika suasana ruangan tamu rumah alvaro bahagaikan daerah kutub. Dingin dan hening. Bahkan alya dapat merasa kan bulu kuduk nya berdiri akibat tubuhnya bagaikan membeku du tempat.

Alya tersenyum dengan cengiran yang tak bisa alvaro prediksi apa yang sebenarnya isi hati alya sekarang.

"Haha, terus? Apa hubungannya sama kamu? Udah biarin aja. Aku nggak perduli, mau dia sahabat kamu kek, apa kamu kek. Yang penting kan tentang kita" Sahut alya sembari menarik nafasnya. Alya tertawa gusar. Alvaro tau sekarang, karena saat mendengar tawa alya, alvaro seperti tersambar petir ribuan kali.

"Ini ada hubungannya sama kamu ay." Lagi lagi alvaro terdiam setelah mengucapkan beberapa kalimat.

"Oh ayolah aku nggak perduli" Alya berusaha pura pura tidak memperdulikannya. Alya menengok ke kanan dan ke kirinya untuk mengalihkan pandangannya dari sorot mata alvaro yang tak henti henti menatapnya.

"Kamu tau kenapa kevin mau nembak kamu waktu itu?" Tanya alvaro yang langsung mendapatkan gelengan kepala dari alya.

"Nggak tau dan ggak mau tau." Jawab alya acuh tak acuh.

"Aku. Aku lah orang yang buat dia nembak kamu. Sebenernya dia itu udah punya pacar, sahabat aku juga namanya dersha." Alvaro mulai memjelaskan dengan detak jantung yang terus menerus memompa dengan kesempatan tinggi.

Alya menatap alvaro dengan bingung. Oh ayolah ini hanya masa lalu yang tidak seharusnya di bahas oke?

"Jadi dulu aku sama dia lagi di istirahat di atap sekolah, terus kita disana bercanda berdua dan disitu aku buat tantangan ke dia. Disana itu aku udah mulai tertarik sama kamu tapi sayangnya aku terlalu cupu buat memulai semua nya. Karena reputasi kevin di sana lebih famous, jadi aku taruhan buat nyuruh dia nembak kamu didepan semua orang di lapangan basket. Aku inget banget disana dia bawa sekuncup bunga mawar berwarna merah dengan poster poster foto kamu yang di pasang di dinding sekolah lantai dua." Ucap alvaro dengan mata yang mulai meneteskan air mata.

Alya masih terdiam, bingung mau bereaksi apa. Nafasnya kini terasa sesak. Sangat sesak.

"Kamu tau nggak? Siapa yang nyiapin itu semua? Haha aku. Iya aku. Aku sengaja buat poster segede gaban itu buat kamu, dan aku juga sengaja beli sekuncup bunga itu hanya untuk kamu. Tapi sayangnya aku yanh terlalu bodoh saat itu malah memberikan kesempatan yang seharusnya dilakuin sama aku ke kevin. Aku bisa lihat senyum kamu waktu kevin nembak kamu. Cantik. Sampai sampai di detik itu juga aku sadar bahwa aku udah buat suatu keputusan yang membuat diri aku sendiri tersakiti. Aku udah bohongin diri aku sendiri. Aku udah buat kamu kecewa. Aku udah sia siain kesempatan yang udah tuhan kasih ke aku. Hikss,,,hikss,,," Alvaro terjatuh dengan lutut yang terumbu pada ubin ubin lantai rumahnya sendiri.

"Besok nya aku langsung minta minta sama ibu aku ke sekolahan ini. Kesekolahan yang memang ia kelola, nggak kayak sekolahan aku yang dulu. Kamu tau apa alasan aku? Aku pindah karna marasa sakit setiap kali ngeliat kamu jalan berdua sama kevin. Boro boro aku liat kamu pegangan tangan, ngeliat kamu senyum manis sama dia aja rasanya aku mau bunuh dia ditempat." Alvaro tertawa pelan dengan mata yang terus menerus mengeluarkan air mata.

Alvaro mengusap wajahnya yang basah, lalu ia tersenyum kepada alya.

"Maaf ya, karena aku kamu jadi ngerasain yang namanya patah hati. Jujur aku merasa bersalah banget karena bukan kamu doang yang sakit hati, tapi juga dersha dan kevin. Karena aku mereka putus, karena aku juga kevin mutusin kamu setelah 6 bulan. Katanya sih kevin udah nggak bisa lanjutin perasaannya yang dipaksain terus menerus buat kamu. Soalnya dia sama dersha memang udah saling mencintai dari awal. Aku harusnya sadar itu dari awal. Tapi sayangnya aku telat menyadarinya. Dan malah buat hidup kedua sahabat aku hancur" Alvaro menutupi jawahnya dengan kedua tangannya kemudian disana ia mulai menangis lagi. Ia terisak sangat keras. Bagaikan pisau yang terus menerus menusuk tepat di hatinya. perih rasanya.

Jika ku tau akhirnya kau akan bersama ku, mungkin disaat itu aku akan memilih berjuang lebih lama untukmu. Bukannya malah kabur dari masalah.

🦇 🦇 🦇

Salam,
Padang panjang, 7 Februari 2020

I'M IN DANGER BECAUSE OF YOU [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang