IIDBOY26🦇 Vent A Sense Of Disappointment

1.8K 112 0
                                    

BUDAYAKANLAH VOTE SEBELUM MEMBACA DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. OKE?

🦇 🦇 🦇

"APA GUE SERENDAH ITU SAMPAI SAMPAI GUE SELALU MERASAKAN KESEDIHAN DIHIDUP GUE..."

"Bukan mereka berdua doang yang sakit hatinya, tapi juga kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bukan mereka berdua doang yang sakit hatinya, tapi juga kamu. Maaf,,,,,, maaf banget buat semua rasa sakit dari masa lalunya ay" Alvaro tertunduk dengan mata yang berkaca kaca.

Alya terdiam berusaha mencerna maksud dari alvaro. Hal hal yang tidak pernah terlintas di benaknya, kini malah terjadi dengannya. Sekarang alya harus bagaimana?

"Kenapa kamu ngelakuin itu?apa kamu nggak pernah mikirin gimana hancurnya perasaan aku kedepannya? Apa kamu seegois itu?haha,,," Tawa alya bagaikan melambung tinggi terbang terbawa oksigen oksigen yang terus menerus ia hirup dengan memburu.

"Hahaha,,,,,,,,,,, aku rasa aku udah salah al." Alya menatap kedua telapak tangannya yang kini berada di hadapannya.

Alvaro mengerutkan dahinya tidak mengerti maksud dari perkataan alya barusan. Tetapi alvaro memilih diam dan tetap menunduk.

"Aku salah menilai kamu al. Aku kira kamu itu pelindung dan cinta yang memang udah di takdirin buat aku. Ternyata aku salah al" Ucap alya dengan mata yang ikut berkaca kaca.

"Aku salah tentang bagaimana kamu dan seberapa pantasnya kamu buat aku" Alya melanjutkan ucapannya setelah ia menarik nafas.

"Apa lebih baik kita selesai aja ay? Apa itu adalah keputusan terbaik buat kita? Buat semuanya?" Alya menarik lengan alvaro kemudian ia mengoyangkannya dengan cukup kasar.

"APA AKU NGGAK PANTAS BUAT BAHAGIA?!HAHAHA,,, HIKSS,,HIKSS,," Alya memukul mukul dada Alvar dengan kedua jemarinya yang mungil. Ia berusaha untuk kuat, sungguh. Tetapi apalah daya alya? Disaat kebahagian sudah di depan matanya selalu saja ada kesedihan yang menghambatnya hanya untuk sekedar menyuruhnya sadar bahwa memang ia tidak pantas mendapatkan kebahagiaan.

"HUAAA,,, HIKSSS,,, HIKSSS,,, HIKSSSS,,,, AHH,,, AAAA,,,, HIKSSS,, HIKSS" Alya jatuh terduduk sembari menatap ubin lantai. Kemudian dengan perasaan kecewa bercampur marah alya memukulkan kedua tangannya ke lantai.

"APA GUE SERENDAH ITU SAMPAI SAMPAI GUE SELALU MERASAKAN KESEDIHAN DIHIDUP GUE..." Alya berteriak frustasi. Pikirannya berputar putar saat lintasan masa lalunya yang memang selalu buruk.

Mulai dari keluarganya yang hancur berantakan akibat ayahnya yang memiliki simpanan di belakang ibunya. Lalu teman temannya yang pernah mempermalukannya karena masalah video senonoh dirinya yang memang dengan direkam oleh salah satu sahabat karibnya, hingga alvaro yang ternyata dalang dari perasaannya yang hancur lebur karena cowok brengsek bernama kevin. Lalu bagaimana kedepannya lagi?apa itu akan terus berlanjut? Oh ayolah.

Alvaro menatap alya dengan nanar. Alvaro tidak tahan melihat alya menangis se kencang ini. Sungguh.

Alvaro ikut menjatuhkan dirinya ke lantai ubin kemudian kedua tangannya ia letakkan di atas ubin yang alya terus pukuli, itu semua alvaro lakulan agar alya tidak terus menerus menyiksa kedua tangannya, jadi biar kedua tangan alvaro saja yang di pukulin oleh alya.

Alya masih terus menerus memukuli kedua tangan alvaro dengan keras. Ia ingin sekali rasanya melimpahkan seluruh rasa kecewa dan marahnya.

Drakk,, drakk,,, drakkk,, drakkk, drakk,,,

Setidaknya sekitar 5 menit kejadian itu terjadi akhirnya alya berhenti menatap kedua tangan alvaro yang sudah berdarah dan membiru akibat lebam.

Alya tersentak melihatnya. Apakah sekeras itu?, Batin alya.

Alya masih menunduk memerhatikan kedua tangan alvaro yang hampir hancur. Mungkin jika kejadian itu terjadi lebih lama lagi tangan alvaro akan patah.

Alya mendongakkan kepalanya untuk menatap alvaro.

Alvaro memejamkan kedua matanya dengan mata yang terus menerus mengeluarkan air mata. Wajahnya memerah akibat terlalu banyak menangis. Sebenarnya alvaro bukan menangisi tangannya yang sakit, melainkan saat mendengar tangisan alya yang membuat hatinya bagaikan di cabik cabik oleh puluhan silet.

Alya masih menangis tetapi tidak separah tadi. Lalu alya mengangkat kedua tangannya untuk mengusap pipi alvaro.

Alya mengusap pipi alvaro dengan tangannya yang terkena darah alvaro tadi.

"Kenapa?" Tanya alya pada dirinya sendiri. Tetapi saat mendengar pertanyaan tersebut alvaro membuka matanya.

"Gimana? Udah baikan? Masih pengen nangis lagi? Gapapa lanjutin aja kalau emang itu bikin kamu lega. Aku nggak akan larang kamu buat ngelakuin itu sayang" Kata alvaro sembari tersenyum miris. Alvaro berusaha untuk melakukan yang terbaik agar alya mau memaafkan nya.

Alya menatap nanar kedua tangan alvaro kemudian kembali menatap wajah alvaro.

"Maafin aku ya? Kayaknya aku terlalu emosional. Aku nggak seharusnya ngelukain kamu kayak gini" Ucap alya dengan mata yang memerah akibat tangisnya tadi.

🦇 🦇 🦇

Salam,
Padang panjang, 10 Februari 2020

I'M IN DANGER BECAUSE OF YOU [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang