Part 2

373 53 16
                                    

Balik lagi guys. Selamat menikmati jangan lupa vote, koment, and share okayyy❤

*
*
*
*
*

"Sekarang lo semua istirahat. Netralin semua tenaga lo. Besok kita kumpul lagi di ruang latihan buat persiapan rencana kita." perintah Vanya yg diangguki mereka semua. Dan mereka pun kembali ke kamar masing masing untuk mengistirahatkan tubuh mereka.

*
*
*



Keesokan harinya mereka semua telah berkumpul di ruang latihan seperti ucapan Vanya. Hanya tinggal 1 orang saja yg belum Alvaro.

Sudah 15 menit mereka menunggu Alvaro tapi tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Vanya benar benar muak.

"Lo semua tunggu disini, gw mau bangunin tuh orang" pinta Vanya bangkit lalu pergi.

"Gaes gw mikir kayak nya mereka bakal jodoh" ucap ziva

"Gw juga mikir gitu. Tiap ketemu pasti berantem" kata Queen sambil terkekeh

"Do'ain yg terbaik dah buat kembaran gw" ujar Vano yg di angguki mereka.

Sedangkan di tempat lain, Vanya sedang berjalan ke arah kamar Alvaro. Untuk membangunkan orang itu.
Entah mengapa setiap melihat Alvaro, Vanya selalu tersulut emosi.

"Nyusahin aja sih tu orang" gerutu Vanya saat berjalan ke kamar Alvaro.

Akhirnya Vanya telah sampai di depan kamar Alvaro. Vanya langsung mengetuk pintu kamar Alvaro dan berteriak "woi bangun lo." teriak Vanya dari luar sambil mengetuk pintu Alvaro.

Sedangkan didalam kamar Alvaro menutup telinga nya akibat teriakan Vanya. Pagi pagi sudah menggangu tidurnya saja.

Vanya masih berusaha untuk membangunkan Alvaro dengan cara mengetuk dan menggedor pintu Alvaro.

Akhirnya Vanya menyerah dan ingin mendobrak pintu tersebut. Tapi disaat bersamaan pula Alvaro membuka pintu dan itu membuat tubuh Vanya tak seimbang dan jatuh menabrak tubuh Alvaro.

Mereka jatuh bersamaan dengan posisi tubuh Vanya diatas dan tubuh Alvaro dibawah. Sejenak mereka saling menatap manik mata mereka.

Kenapa detak jantung gw jadi cepet gini ya? Gw lagi gak kena penyakit jantung kan?.' monolog Vanya dalam hati sambil menetralkan deru nafas dan detak jantung nya.

Sedangkan Alvaro begitu terpana akan kecantikan yg dimiliki Vanya.
'Gila Vanya kalo dari deket cakep bener. Tapi dingin bat.' monolog Alvaro dalam hati.

5 menit masih di posisi yg sama akhirnya mereka bangkit dari posisi karena mendengar deheman seseorang yg tak lain adalah Aryan.

"Sakit bat siku gw" ucap Vanya pelan yg masih bisa di dengar oleh Aryan dan Alvaro.

"Coba sini gw liat" kata Aryan lalu mengambil tangan Vanya. Aryan menaiki sedikit lengan kemeja yg dipakai Vanya agar luka nya terlihat. Dan benar saja ada luka kecil di siku Vanya.

"Obati luka lo habis itu balik ke ruang latihan. Dan lo Alvaro cepat siap siap ada hal penting yg harus di bicarakan" ucap Aryan lalu pergi meninggalkan Vanya dan Alvaro.

Alvaro melirik Vanya yg masih sibuk meniup luka yg ada di sikunya. Alvaro terkekeh melihat tingkah Vanya.

"Udah sini lu masuk trus gw obatin" ucap Alvaro sambil menarik tangan Vanya memasuki kamarnya.

Vanya duduk di kasur Alvaro sambil meniup sikunya. Sedangkan Alvaro mengambil kotak obat lalu duduk di samping Vanya.

Alvaro menarik tangan Vanya dan mengobati luka Vanya dengan pelan pelan. Selesai membersihkan luka Vanya, dengan telaten Alvaro memperban tangan Vanya.

B4JIN9 the BLACK MAFIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang