Part 4

225 40 13
                                    

Balik lagi guys. Selamat menikmati. Jangan lupa vote and koment okayy❤.

*
*
*
*
*

"Dek, semoga lo baik baik aja." Ucap Aryan sebelum dia memejamkan matanya.

*
*
*



Ditengah perjalanan keadaan Vanya semakin memburuk. Darah masih terus saja mengalir dari perutnya. Vano yg melihat itu tidak bisa berkata apa apa lagi.

Sedangkan Alvaro, tak jauh berbeda dari Vano. Dia begitu menghawatirkan keadaan Vanya. Alvaro selalu ada disamping Vanya.

Begitu pula yg lain. Mereka sangat menghawatirkan keadaan Vanya. Sudah berbagai hal dilakukan agar darah tak lagi mengalir dari perut Vanya.

Tak lama kemudian mereka semua telah sampai di Pag utama. Alvaro langsung menggendong Vanya ala bridal style. Sedangkan yg lain menyusul Alvaro.

Aryan yg mendengar bahwa pasukan Dyonsus telah sampai, langsung mencoba mencari keberadaan Vanya.

Vanya di bawa kedalam kamarnya. Alvaro meletakkan Vanya dikasur. Muka Vanya benar benar pucat. Dan tangan nya dingin.

Aryan telah tiba di Kamar Vanya setelah diberitahu oleh bawahan nya bahwa Vanya berada di kamar nya. Aryan langsung menghampiri Vanya, dan memeluknya.

Aryan melepas pelukan nya dan mengusap tangan Vanya, agar tetap hangat.

"Cepat panggilkan dokter sekarang juga!" teriak Aryan. Mereka langsung menelpon dokter pribadi yg biasa mengobati luka pasukan yg terluka.

Tak lama kemudian dokter itu sampai bersama 2 perawatnya dan langsung memeriksa keadaan Vanya. Dokter itu menghela nafas. Lalu berbicara pada suster tersebut.

Setelah beberapa menit, suster itu memberikan perban di perut Vanya, agar darah tak lagi mengalir deras.
Lalu alat alat medis di pasangkan di tubuh Vanya.

Mereka yg melihat itu hanya bisa menghela nafas dan menatap lesu Vanya. Baru kali ini mereka melihat Vanya seperti ini.

"Ada yg perlu saya beritahu pada kalian semua." ucap dokter itu membuat semua yg ada diruangan bingung.

"Apa itu dokter?" tanya Aryan

Dokter itu menghela nafasnya. Dia khawatir jika memberitahu mereka semua akan membuat mereka semakin panik.

"Ini bukan hanya sekedar luka tusukan biasa. Tapi di luka tersebut ada racun." jelas dokter itu sukses membuat mereka semua syok. Aryan sampe terduduk di kasur tepat samping Vanya.

Sedangkan Queen, Orin, Zeline, Zakeva,Zelva,Xala, Elziva, Alen sudah menangis melihat keadaan Vanya yg bisa dibilang terlalu menyakitkan.

Sedangkan para laki laki hanya bisa menatap lesu tubuh Vanya yg tergeletak lemah. Mereka merasa bersalah tidak bisa menjaga Vanya dengan baik.

Ini sudah resiko bagi mereka jika Vanya terluka. Karna ini ide dari Vanya. Jika saja mereka tak menyetujui ide Vanya, Vanya tak akan terluka seperti ini.

"Bang, maafin gw gak bisa jaga Vanya." ucap Vano menunduk tak berani menatap Aryan yg sedang menatap sedih Vanya.

Aryan hanya diam saja. Vano yg melihat itu hanya menghela nafas saja. Braga yg tepat di belakang Vano menepuk pundak Vano tanda memberi semangat.

"Untuk sekarang keadaan Vanya kritis. Tapi semaksimal mungkin kami akan coba mengobati luka dan mengeluarkan racun dari tubuh nya." jelas dokter itu yg di angguki mereka semua.

"Untuk itu beri kami ruang untuk mengobati Vanya. Yg hanya bisa disini Alpha Aryan saja." ujar dokter itu. Mereka yg mendegar hanya menghela nafas.

B4JIN9 the BLACK MAFIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang