6. PENYESALAN

19.3K 2K 864
                                    

Ada yang kangen?

Jam berapa kalian baca cerita ini?

Yang lupa, mumpung baru chapter 6 jangan lupa baca ulang, biar nyambung, oke?

Kalo ada typo jangan lupa benerin ya, jangan lupa spam komen sama vote👌

Happy reading...

Bella bukan wonder woman yang ada di film tentunya, dia tidak bisa mengangkat Radit yang pingsan di lantai dengan mudah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bella bukan wonder woman yang ada di film tentunya, dia tidak bisa mengangkat Radit yang pingsan di lantai dengan mudah. Bella menarik napas dalam-dalam lalu menaruh tangannya di atas kening cowok yang pinsan setengah mati itu

Apa harus Bella mengguyurnya dengan air satu ember?

Bella pun tercekat lalu berjalan mengitari seluruh ruangan mewah yang—sangat jauh dengan Radit dahulu. Apakah Radit selama ini menyembunyikan identitasnya? Padahal yang Bella tahu adalah Radit, cowok sederhana yang lucu.

Dia sangat berubah drastis, kesan sederhana yang dulu melekat tiba-tiba hilang tertiup angin. Matanya seolah tertutup rapat. Tanpa mau menengok ke belakang. Ini sangat—membuat Bella tidak nyaman.

Bella pun membuka sebuah pintu, dan dugaannya tepat. Itu adalah kamar Radit. Melihat ruangan yang berantakan tak terurus pun membuat Bella berdecak sebal. Dia lalu membawa bantal dan selimut, memberikannya pada Radit yang tergeletak di atas lantai.

"Ini, biar lo nggak kedinginan," ucap Bella lalu mengacak-acak rambut Radit. Kapan lagi, dia bisa melakukan hal itu?

Apa Bella harus menamparnya sekarang?

Tapi saat Bella tengah menyentuh pipinya, Radit lantas memegang tangan Bella dengan mata tertutup. Satu hal yang Bella yakini, Radit masih belum sadar sepenuhnya.

"Mau pipis," ucapnya membuat Bella tersenyum kecil.

"Kalau mau pipis, lo harus bangun dulu!" balas Bella, tapi Radit hanya menggelengkan kepalanya. Pening hebat membuat kepalanya terasa semakim berat.

"Radit?" tanya Bella dengan tangan yang masih berpegangan dengan cowok itu.

"Lo inget apa yang lo lakuin barusan?"

"..."

Bella mengembuskan napasnya kesal.

"Radit?"

"Lo bisa bangun? Jangan tidur di sini, gue nggak bisa gendong lo!" Radit masih tidak menanggapi, itu membuat Bella semakin bingung, seberapa banyak alkohol yang dia minum? Kenapa dia mabuk-mabukan seperti ini? Apa yang sebenarnya terjadi?

ISSABELA [MEMELUK HUJAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang