4. pernyataan cinta

3.8K 440 87
                                    

HAH, NIKAH?

Present

.
.
.

Happy Reading

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak hasta..."

Hasta menghentikan langkahnya seraya membalikkan badannya guna melihat sosok yang memanggil dirinya dengan suara yang sedikit gugup. Seketika raut mukanya pun berubah bingung.

Masalahnya, seseorang tersebut terbilang asing. Bahkan, sepertinya mereka berdua belum pernah bertemu secara langsung.

Sedangkan Lingga, dirinya terlihat biasa aja. Mungkin, sudah bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya.

Saking, seringnya.

Tanpa sadar dia pun menampilkan ekspresi jengahnya.

"Kak hasta... Eum... Aku... Aku..."

Gagap. Suara mahasiswi dengan rambut panjang yang tergerai rapi dan ber-make up agak berlebihan itu terdengar terbata-bata. Sehingga membuat Hasta mau nggak mau menunggunya sampai menyelesaikan ucapannya tersebut.

"Kak hasta... Mau... Eum... Mau..."

Lingga, yang sudah hatam dan sekiranya tau ke arah mana omongan cewek dihadapannya itu pun menginterupsinya, "mau jadi pacar lo gitu?"

Baik Hasta dan sosok yang sepertinya adik tingkatnya itu menoleh kearah Lingga, sementara orang yang di tatap dengan herannya tersebut malah bersedekap sambil menampilkan sikap santainya.

"Iy-iya... Kak hasta mau gak jadi pacar aku?"

Cengiran pada wajah sang adik tingkatnya terlihat kaku dan canggung, namun masih terlihat manis. Akan tetapi, rupanya nggak membuat seorang Hasta tertarik barang sedikit pun. seperti biasanya.

"Sori sebelumnya, tapi gue gak bisa."

Dan oknum tiang berjalan itu langsung melangkahkan kakinya begitu aja, meninggalkan dua sosok yang menatapnya dengan ekspresi yang berbeda.

Si cewek yang memberikannya tatapan sedih dan kecewanya, sedangkan Lingga tatapan heran atas kelakuan sahabat oroknya tersebut.

Nggak habis pikir dengan kebiasaan jelek Hasta yang selalu melarikan diri ketika dirinya mendapatkan pernyataan cinta.

"Sabar ya..." ujar Lingga seraya menepuk bahu sang adik tingkatnya yang terlihat patah hati, "lagian kalian itu gak pada capek apa ngejar orang yang udah tau pasti nolak kalian?" lanjutnya mengajukan pertanyaan yang sama persis dengan sebelum-sebelumnya.

Iya. Kejadian ini sudah sangat lumrah. Bukan, hanya sekali maupun dua kali. Tetapi, sudah berkali-kali sampai Lingga sendiri bosan melihatnya.

HAH, NIKAH? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang