Disc@MK
Pair: Sasuhina
.
A/n:
Sesuai chap kemarin, kali ini normal pov oke? Sekian.
.
.
Happy Reading!!
.
.Hari ini, adalah hari tunangannya Hinata dengan sasuke. Selama seminggu kemarin, keduanya masih tutup mulut dengan kabar tunangan ini. Hari yang ditunggu tiba. Yah, sebenernya yang nunggu itu cuma para ortu. Katanya pengen cepet-cepet jadi besan.
Acaranya di selenggarakan di halaman keluarga Uchiha. Yang diundang juga gak banyak.
Hinata masih di rias di kamar mikoto. Pake gaun panjang warna putih. Rambut digelung. Pake aksesoris. Make up natural. Udah kayak bidadari tau nggak. [Author iri mode on].
Selesai di rias. Hinata boleh keluar nemuin tamu-tamu yang udah pada dateng. Meskipun acaranya masih kurang sekitar setengah jam lagi, tapi tamunya udah banyak yang dateng.
"Eh, hinata?" Suara seseorang membuat hinata menoleh dengan gerakan patah-patah. Ibarat di slow motion.
"Ah, ino." Menggaruk tengkuknya agar mengurangi kegugupan.
"Kok kamu disini?" Tanya Ino. Di sebelahnya ada Naruto sama Sai.
"Emm, i-itu, anu.." saat hinata hendak menjawab, suara mic mengintrupsi semua orang. Acara sudah di mulai. Hinata di giring oleh mikoto buat ke panggung sama sasuke.
Acara di mulai dengan sambutan-sambutan singkat. Yah kan uchiha sama hyuuga mulutnya gak panjang-panjang. Au ah.
Dan tiba saatnya sasuke sama hinata bertukar cincin. Temen-temennya yang tadi nyapa hinata langsung kaget dengan ekspresi tak elite. Ino dengan mulut menganga, Sai matanya udah kayak tanda titik. Naruto njingkat sambil merem melek. Untung gak ada yang merhatiin mereka berdua. Gak tau juga sih. Au ah pusing :v.
Cincin sudah di tukar, suara meriah tepukan tangan mengisi acara. Lalu dilanjut dengan acara-acara lainnya.
Saat sasuke sama hinata turun panggung, ino dkk ngehampiri mereka berdua [author: ekhem berdua//udah thor...].
"Ja-jadi kalian tu-tunangan? Kenapa nggak bilang?! Btw, selamat babe" ucap ino. Naruto dengan ekspresi tak terbaca meninggalkan mereka ber empat.
"Hehe, iya makasih no. Eh naruto kok tiba-tiba ngilang" ucap hinata.
"Iya. Udah kayak jin aja dia" sahut sasuke. Mereka pun berbincang-bincang sebentar.
.
.
.Keesokan harinya, mereka berdua pergi sekolah seperti biasa. Sasuke naik mobil, hinata diantar. Tapi istimewanya hari ini, Hinata diantar oleh papi Hiashi yang kebetulan mau balik ke london nanti malam.
Dikelas, suasana seperti biasa. Tetep amburadul. Dan kali ini sasuke sudah masuk sekolah setelah keabsenannya kemarin.
.
.
.Pelajaran pertama telah usai. Yuhu~ iruka sensei selaku guru Bahasa dan sastra jepang hari ini absen. Menghela napas lega, "eh no. Ke kantin kuy" ajak hinata pada ino yang duduk di depannya.
"Males hin." Menopang dagu menghadap hinata.
"Hin. Dari pada ke kantin mendingan dengerin aku nyanyi aja deh" sahut toneri.
"Gak makasih. Gak punya uang retjeh" mereka bertiga pun tertawa bersama.
Naruto datang menghampiri meja hinata.
"Hin, nanti istirahat kita ketemu di taman ya" ucapnya."Ehh? Emang kenapa?" Hinata heran. Gak biasanya tuh anak make privasi. Biasanya teriak-teriak.
"Dateng aja, sendiri tapi, yah" ujar naruto lagi.
"Oke" hinata menyetujuinya.
"Hin, lu gak curiga?" Tanya Shikamaru yang duduk di sebelah ino didepan toneri. Faham kan gimana? Oke lanjuuut.
"Eh, tumben lu bangun?" Toneri menyahut.
Shikamaru menatap toneri malas. "Mungkin aja penting, shik" jawab hinata acuh mengedikkan bahu.
Tbc,
A/n:
Hai. Ketemu lagi😊 emmm, gatau mau ngomong apa. Intinya terimakasih buat yang udah mampir😉 kalo gak suka boleh tekan exit. Author gak maksa😊.Jangan kemana-mana, di rumah aja! Mending baca wattpad di rumah dari pada keluyuran kesana-sini😀. Ayoklah, turutin apa kata pemerintah😐 jangan egois, oke?😊 #Dirumahaja
Dan, jangan lupa juga, beritahu kesalahannya author lewat kolom komentar. Juga sarannya😀 author usahain bales😁. Jangan lupa vote🤗🌟. Sekian.
See you!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Family Absurd || SasuHina✔
Humor[COMPLETED] Sasuhina garis keradd!! Judul awal: My (Absurd) Husband Judul pengganti: Family Absurd || SasuHina Pernah bayangin gimana 'sengklek'-nya klan Uchiha dan Hyuuga yang terkenal kolot itu? Dan disini kita bisa melihat betapa absurd-nya kedu...