🌼10

62 16 0
                                    

"Eh udah-udah keburu malem, hayuk kita berangkat." Ucap umi.

Selama diperjalanan zahra keponakan farid tidak mau diam, di seumuran zahra memanglah saat-saat nya aktif, loncat sana loncat sini. Padahal sekarang posisinya sedang di mobil, heboh dengan nyanyian yang di setel oleh farid lewat kaset. Suara Farah pun ikut menggema bernyanyi bersama keponakannya itu.

"Diam-diam melayap, datang ceekol nyamuk hap hap lalu ditangkap." Sembari memeluk Farah seakan-akan zahra menangkapnya.

Sekitar duapuluh menit diperjalanan keluarga farid pun sampai, semuanya hanya berpakaian biasa-biasa saja, dan hanya membawa mahar cincin emas untuk Kanaya. Bukannya tak ingin dimeriahkan, tapi untuk saat ini hanya akan ada akad setelah keadaan pak arsya baik-baik saja baru resepsi akan dilaksanakan.

Keluarga farid berjalan menuju lantai lima dengan menggunakan lift, didalam lift ternyata ia berpapasan dengan azam dan istrinya yang sedang hamil besar.

"Wah bro pas-pasan kita ketemu disini." Ucap azam.

Semuanya bersalaman dan tersenyum ramah.

"Zam dari lantai dua abis ngapain?" Tanya azam keheranan.

"Hehe ini biasa, calon ibu dari anak-anak ane. Cek-up lah katanya mah."

Orang yang dimaksud azam adalah Maryam istrinya. Ia hanya tersenyum ramah saat azam membicarakannya.

"Wah nak azam sudah siap jadi ayah ya." Ucap nisa umi farid.

"Hehe Iya nih mi."

"Semoga farid cepat menyusul ya." Ucap umi sembari tersenyum.

"Haha iya mi, biar Farah punya keponakan lagi. Eh tapi bakal cantik atau ganteng gak ya keponakannya kalo dari teh Kanaya." Ucap farah menimpali sembari berkata tidak mengenakan.

Farah memang dari awal saat tahu bahwa farid lebih memilih Kanaya ia sangat tak menyukainya, baginya hanya hana lah yang pantas dijadikan istri kakaknya. Dan pantas bergabung di keluarganya.

"Stt Farah."

"Loh kenapa memang? Kanaya baik kok." Ucap Maryam istri azam.

"Iya umi percaya kalau kanaya itu pasti baik. Ya kan rid."

Farid hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Gimana rid udah siap?"

"I..nsyaAllah." Jawab farid dengan ragu.

Entah kenapa setelah pertemuan singkat tadi dengan hana, sekarang yang ada dalam pikirannya hanyalah hana.

Tak lama mereka pun sampai dilantai lima.
Masuklah mereka kedalam ruangan pak arsya, kemarin masih diruangan ICU. Alhamdulillah nya hari ini sudah dipindahkan ke ruang rawat inap. Tandanya kondisi pak arsya sudah mulai membaik.

Didalam ruangan hanya terlihat pak arsya, istrinya dan siapa lagi kalau bukan kanaya. Dalam benak farid bertanya-tanya, sebenarnya kanaya tahu apa tidak kalau dirinya malam ini akan segera dihalalkan?

Semua orang bersalaman. Tampak terlihat jelas raut wajah pak arsya yang keheranan. Mungkin dalam pikirannya saat ini bertanya-tanya, kenapa mereka ramai-ramai kesini? Husnudzannya mungkin ingin menjenguk tapi kenapa ramai begini?

Namun berbeda dengan raut wajah istrinya yang begitu sumringah tersenyum ramah.
Azam pun langsung mendekati pak arsya seraya membisikan sesuatu padanya. Mungkin saja ia memberi tahu alasan kami sekeluarga datang kesini. Sebenarnya kemarin saat pulang setelah bertemu dengan farid, azam menyempatkan datang ke Rumah sakit ini untuk menjelaskan semuanya, namun pak arsya belum lah sadarkan diri, jadi hanya ada istrinya dan kanaya yang baru diberi tahu.

"Apa kabar pak?" Ucap abi seakan memulai pembicaraan malam ini.

"Alhamdulillah keadaan saya sudah membaik."

"Alhamdulillah, kenalkan saya zakariya abinya farid. Ini istri saya nisa, itu anak pertama saya Fawaz bersama istri dan anaknya, dan itu disebelah farid adalah adiknya bernama Farah" Ucap abi Zakariya sembari memperkenalkan satu persatu anggota keluarganya.
Jeda tiga detik abi Zakariya melanjutkan penjelasannya
"Tujuan kami kesini untuk menyampaikan niat baik anak saya, farid. Apabila diijinkan farid akan menghalalkan anak sulung bapak beranama kanaya malam ini juga."

"Saya tau nak farid ingin menerima Kanaya hanya sebatas tawaran dari azam. Tapi maaf saya tak bisa melepaskan anak saya hanya karena sebuah tawaran atau bahkan rasa kasihan pada saya. Alhamdulillah malam ini Allah ijinkan saya berbicara walau masih dalam keadaaan berbaring lemah di kasur rumah sakit yang tak begitu empuk ini. Tandanya Allah ingin saya untuk memutuskan akan kemana anak saya nantinya. Farid, saya tak bisa memaksakan semua ini. Begitu rumit rasanya untuk bisa memaknai cinta yang sebenarnya." Ucap pak arsya.

Lalu menoleh pada pak zakariya
"Pak Zakariya, saya sangat senang dan berterima kasih atas tujuan dan niat baik bapak. Namun kita sama-sama ingin yang terbaik untuk anak-anak kita" Ucap pak arsya dengan ketegasannya walau dibalut rasa lemahnya yang masih terbaring.

Semuanya hening tak sedikitpun bersuara kecuali pak arsya dan pak zakariya.

"Iya saya memaklumi itu pak, tapi ini adalah keputusan anak saya sendiri. Dua minggu yang lalu saya sudah menjodohkan farid dengan anak salah satu teman saya, kita sudah sama-sama sepakat akan segera melaksanakan pernikahannya awal bulan depan. Qadarullahnya farid lebih memilih Kanaya daripada pilihan awal yang saya tawarkan, saya sebagai orang tua hanya bisa bertawakal atas semua yang terjadi pak, perjodohan kami batalkan, dan sekarang datang kesini dengan tujuan dan niat yang baik. Tapi seterusnya saya serahkan pada keluarga bapak" Ucap abi Zakariya sembari menceritakan semuanya.

"Farid apa kamu mencintai Kanaya?" Tanya pak arsya.

Farid hanya mengangguk, ia bingung dengan perasaannya saat ini.
Ia tak mencintai kanaya, ia tak bisa berbohong kepada perasaannya.

"Jawab jujur nak tak apa-apa" Ucap umi nisa yang kini membuka suara.

"Bismillah.."

***

Eitss udah dulu deh hehe, biar makin penasaran apa jawaban dari farid
Yuk vote dan komen😍

"Kita kerap terluka, karena terkaan diri sendiri"
-Dia Jodohku-

Suasana nya lagi tegang huhu, kira-kira farid bakal pilih siapa ya?

Info: aku bakal update 3 hari sekali ya guys, sambil nunggu kalian ngevote dan komen.

Dia JodohkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang