Keluarga Jonathan

3 1 0
                                    

Happy Reading.

***

Masih di posisi berdiri dan di depannya Allbert berdiri setelah mengenalkannya.

Jantunhnya berdetak lumayan kencang, ia harap-harap cemas dengan respon keluarga Jonathan.

"Inikah Puteri Mera?" Tanya Mirai antusias, Mera cukup senang ternyata Mirai menyukainya.

"Benar, tapi tolong Mera saja" Jawab Mera.

"kalau begitu duduklah di sini!" Ajak Mirai, Mera mendudukan dirinya di samping Mirai sementara Albert di sofa tunggal.

"Aku tak menyangka kau secantik ini" Puji Mirai.

"Anda juga sangat cantik Nyonya" Balas Mera.

"Tidak, Jangan panggil Nyonya Tapi Mirai saja"

"Oke"

"Jadi bagaimana Lucia, Lumina dan Gillbert?" Tanya Mirai.

"Apakah kita benar-benar akan menerimanya? Bukankah yang berhutang budi adalah generasi terdahulu" Protes Lucia.

Ah, Mera merasa ini tidak mudah. Untungnya ia juga sudah mengira ini akan terjadi.

"Benar, Papa. Aku juga tak setuju" Tambah Lumina.

"Kalian ini, Papa dan Mama sudah menjelaskannya semalam. Lagipula kalian sekarang tak akan memakai gaun mahal jika Raja Dami tak membantu generasi terdahulu" Tungkas Gillbert.

"Adik kalian benar, lagipula kita sudah sepakat semalam" Tambah Allbert.

Mirai berbisik di telinga Mera.

"Jangan khawar mereka juga akan menerimamu" Bisik Mirai, Mera mengangguk paham.

Yap emosi anak muda bergejolak, lagi pula Kedua perempuan itu masih berusia 17 dan 18 tahun jadi wajar jika mereka begitu.

"Pokoknya aku tidak suka" Tegas Lucia yang langsung meninghalkan Ruangan diikuti Lumina.

"Maafkan anakku Ya Mera" Ucap Allbert tak enak.

"Tidak masalah, aku mengerti diusia mereka pasti emosi bergejolak" Balas Mera dengan senyum.

"Jadi kami sudah sepakat bahwa kami akan mengangapmu anak saudara jauh" Ucap Mirai.

"Yap, rencana itu akan mempermudahmu untuk bergaul dengan yang lainnya" Tambah Allbert.

"Aku paham, sebelumnya terima kasih sudah menerimaku di sini" Balas Mera.

"Oh sayang tidak apa-apa" Ucap Mirai sambil mengelus surai merah Mera, wajah keibuan Mirai sangat memancarkan kelembutan.

"Bagaimana jika sekarang ku anatar untuk beristirahat di kamarmu" Tawar Mirai.

"Baiklah, kalau begitu aku pamit" Ucap Mera.

Allbert dan Gillbert menjawab dengan anggukan kepala.

Sepanjang perjalanan Mereka menerima hormat dari pelayan yang berlalu-lalang tak lupa Mirai banyak menceritakan keluarganya.

Beberapa kali mereka menaiki tangga dan berbelok saking besarnya kastil ini.

Satu hal yang Mera ketahui bahwa Mirai berasal dari benua Asia.

"Nah ini kamarmu, semoga kau suka. Beristirahatlah, sore nanti akan ada pelayan yang akan melayani kebutuhanmu" Ucap Mirai, tepat di depan pintu besar.

"Terima kasih banyak" Balas Mera dengan senyum.

Setelah Mirai pergi Mera membuka pintu itu dan masuk ke dalam. Di dalam Mera juga terkesima dengan tatanan barang-barang di sana, sangat nyaman walau tak sebesar kamarnya di Xichalla.

Keep A SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang