Zayn Gila

1 1 0
                                    

Happy Reading.

***

Mera memandang guru tatakramanya dengan bosan, Nyonya Elliza sedari tadi hanya bicara terus mengenai 'perempuan itu harus bagaimana'. Dan apa yang Mera rasakan sepertinya dirasakan semua orang di ruangan ini termasuk Lucia dan Lumina juga Anna.

Mera menulis sesuatu pada kertas di hadapannya lalu dengan diam-diam Mera mengopernya pada Anna yang duduk di sampingnya. Lalu oleh Anna diberikan kepada Lucia dan terakhir Lumina.

"Nyonya Elliza, apakah yang ku lihat diwajahmu adalah kerutan?" Tanya Lumina dengan nada kaget.

Sontak perkataan Lumina membuat Nyonya Elliza langsung memeriksa wajahnya.

"Di mana?" Tanyanya Panik.

"Ku rasa di bawah matamu nyonya" Jawab Lumina.

"kalau begitu kelas kita akhiri di sini saja" Tutur Nyonya Elliza langsung membereskan perlengkapannya dan pergi begitu saja.

Rencana Mera adalah membuat Nyonya Elliza panik dan segera pulang, dan sepertinya itu berhasil sebab Nyonya Elliza selalu sensitif jika menyangkut kecantikan padahal umurnya sudah kepala 5.

"Kerja bagus Lumina" Puji Mera.

"Ck, jangan salah sangka aku juga ingin segera selesai" Ucap Lumina.

"Anna, kau hadiri kelas dansa bersama mereka karena aku harus menemui Tuan Allbert" Ucap Mera.

"Tapi kak" Keluh Anna, pasalnya jika ia sendiri bersama dua gadis itu maka tidak mungkin dia akan dibully.

"Untuk kalian aku titip adikku ya" Tutur Mera yang mengerti maksud Anna.

"Enak saja" Protes Lucia.

"Kalau begitu, Anna segere bereskan barangmu kita pindah ke tempat Tuan Zayn" Balas Mera, Lucia terlihat kesal dengan perkataan Mera.

"Baik-baik, ayo Anna kita ke sana bersama" Ajak Lucia yang akhirnya mengalah.

Mera terus melihat mereka sampai mereka berbelok di ujung lorong, setelah itu ia juga membereskan beberapa buku dan segera pergi menemui Allbert.

Soalnya tadi pagi Allbert menawarkan untuk melihat teknis perdagangan secara langsung.

"Mera, kau sudah sampai" ucap Zayn ramah, sementara Gillbert yang ada di sana berdecak.

"Ah ya, nyonya Elliza mengakhiri kelas lebih awal" Jawab Mera mencoba ramah.

"Kalau begitu, ayo naik kereta bersamaku" ajak Zayn sambil meninjuk ke salah satu kereta di sana.
"Maaf Tuan Zayn, sepertinya Nona Mera akan satu kereta bersamaku" Hadang Gillbert sambil mengulurkan tangannya.

"Maaf Tuan Zayn tak enak jika kita satu kereta" Balas Mera sambil menyambut uluran tangan Gillbert.

Zayn langsung menampilkan wajah sedih dan ia segera menuju kereta yang ia tunjuk tadi.

"Dia mulai agresif sekarang" Komentar Gillbert saat mereka sudah berada di dalam Kereta menuju gudang yang sudah ada Allbert semenjak pagi.

"Ya, aku juga merasakan hal yang sama"  Balas Mera.

"Andai saja aku bisa menendangnya" Ucap Gillbert kesal, Mera hanya terkekeh mendengar ucapan pria 16 tahun di depannya.

"Sayangnya tak semudah itu, berbisnis dengan keluarga Obegail juga cukup menguntungkan dan lagipula berselisih dengan mereka bukan ide bagus" Balas Mera, Gillbert membuang nafasnya kasar.

"Tapi terima kasih soal tadi" Lanjut Mera.

"Puteri bisa berterima kasih dengan mengajarkanku beberapa ilmu pengobatan" Balas Gillbert.

"Sayangnya aku belum terlalu paham dengan ilmu pengobatan di sini" Tutur Mera, ia semalam hanya dikirimkan beberapa buku pengobatan oleh gurunya nanti.

"Tak masalah, aku ingin tau ilmu pengobatan versi kalian" Balas Gillbert.

"Tentu dengan senang hati"

***

Mereka bertiga akhirnya sampai di sebuah pasar besar.

"Gillbert ini di wilayah mana?" Tanya Mera sambil melihat ke sekeliling.

"Ini wilayah pinggiran ibu kota yang dijadikan tempat transaksi" Jelas Gillbert.

"Nona Mera biarkan saya mengandeng anda" Tawar Zayn.

Tapi lagi-lagi Mera berusaha untuk menolaknya dengan sangat halus.

"Maaf Tuan Zayn, tadi di kereta aku sudah terlanjur menerima tawaran Gillbert" Ucap Mera dengan nada yang dibuat seolah-olah merasa bersalah.

"Ah, sayang sekali. Kalau begitu bagaimana jika lain kali?" Tanya Zayn yang belum menyerah.

"Ya, mungkin lain kali" Balas Mera.

Setelah itu Gillbert dengan sopan mengandeng tangan Mera, kedua orang itu berjalan mendahului Zayn dengan seringai di bibirnya.

Mereka menuju tempat Allbert, di sana Allbert sedang berdiskusi dengan beberapa orang. Tapi saat melihat kedatangan mereka Allbert langsung mengalihkan perhatiannya.

"Ah, itu mereka" Ucap Allbert.

Orang-orang di sana langsung menatap kedatangan mereka.

"Nah, perkenalkan Ini Almeera Agatsuka. Dia adalah keluarga jauh kami" Ucap Allbert mengenalkan Mera kepada Mereka.

"Nona, biarkan kami juga mengenalkan diri. Kami adalah pemilik beberapa tempat di sini dan kami juga rekan bisnis Tuan Jonathan. Sudah beberapa tahun belakangan ini Tuan Jonathan menjadi penyuplai bahan baku di sini" Jelas salah satu dari mereka.

"Senang berkenalan dengan kalian" Balas Mera ramah.

Satu persatu di sana mengenalkan nama mereka, tak Lupa Allbert juga Mengenalkan Zayn sebagai rekan bisnisnya.

Satu hari itu Mera belajar banyak Ilmu perdagangan mulai dari yang dasar hingga cara licik.

"Nona terlihat senang" Ucap Zayb yang duduk dihadapan Mera.

Mau tidak mau Mera harus satu kereta dengan Zayn karena di kereta lain ditempati oleh Allbert dan Gillbert.

"Tentu saja, hari ini aku belajar banyak dari mereka" Balas Mera.

"Bolehkah aku bertanya sesuatu?"

Mera menyerit mendengar pertanyaan atau permintaan Zayn.

"Tentu silahkan" Balas Mera.

"Apakah Nona sudah punya tambatan Hati?"

Mera hampir melotot mendengar pertanyaan Zayn, seumur hidupnya bahkan keluarganya tidak ada yang pernah menanyakan itu kerena usia mereka yang panjang. Tapi pria 21 tahun di hadapannya berani menanyakan itu.

"Ah, mengapa Tuan menanyakan itu?" Tanya Balik Mera mencoba bersikap biasa.

"Aku tertarik padamu dari awal pertemuan kita" Jelas Zayn sambil mencondongkan badannya ke depan.

"Benarkah?"

"Tentu saja, jika Nona mengizinkan biarkan aku melamarmu" Tawar Zayn.

"Jika aku menolak?" Tanya Mera.

Zayn tersenyum misterius.

"Mungkin beberapa hari atau minggu kedepan keluarga Jonathan akan jatuh" Ucap Zayn dengan nada mengancam.

Mera terkekeh geli.

"Tuan pasti bercanda, aku dan Tuan baru bertemu beberapa hari. Ku rasa ini terlalu awal" Jelas Mera.

"Kalau begitu simpan saja lamaranku dan nanti aku akan menagihnya lagi" Putus Zayn.

"Tuan ternyata cukup pemaksa" Ucap Mera dengan nada jenaka.

"Hahaha, itulah kami keluarga Obegail"

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Keep A SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang