Angin terasa sangat segar ketika Hyunjin memutuskan untuk keluar kelas menenangkan pikirannya setelah membuat keputusan yang cukup berat, Jeongin juga berpikir bahwa Hyunjin terlalu nekat untuk mengambil keputusan dan inilah hasilnya Hyunjin kembali berpikir keras atas keputusannya. Jeongin tau bahwa ia benar-benar harus bicara pada Hyunjin sebelum pria itu mulai menyiksa dirinya sendiri dan benar saja baru dua langkah Jeongin berjalan mendekat Hyunjin sudah seenaknya memukul-mukul kepalanya sendiri cukup keras.
"Hentikan Hyung!"
Tangan Hyunjin terhenti dan ia menangkap tangannya tengah ditahan oleh Jeongin yang menatapnya sendu seakan merasa kasihan padanya, Hyunjin terdiam membatu ketika menyadari Jeongin memperhatikannya.
"Kenapa kau ada disini?"
"Aku hanya penasaran kenapa kau begitu nekat menerima permintaan Minho Hyung?"
"Memang kenapa?"
"Bukankah kau.. Mencintai Han Hyung?"
Hyunjin benar-benar terdiam mendengar kata-kata yang baru saja Jeongin lontarkan dengan jelas padanya tanpa dapat diperkirakan sebelumnya , bahkan Hyunjin tidak tau Jeongin mengetahui tentang perasaannya pada Han.
"Apa maksudmu?"
"Hyung.. jujur saja padaku, aku tau sejak awal apalagi Han Hyung. Dia begitu menyayangimu sampai jika kalian bertengkar dia yang akan membuat dirinya lebih buruk darimu, sekarang pun kau juga menyayanginya kan?"
"Jeongin-ah"
"Hyung.. apa kata Han Hyung ketika melihatmu menjauh darinya nanti?"
"Cukup!"
Jeongin sedikit tersentak ketika Hyunjin tiba tiba berdiri dari duduknya berjalan beberapa langkah kedepan sebari mengacak rambutnya frustasi setelah mendengar semua kata-kata Jeongin, ia tidak menyangka Jeongin sudah mengetahui sejauh itu tentang dirinya dan Han. Hyunjin semakin merasa kebingungan, pertama Minho kedua Jeongin sungguh ini sesuatu diluar keinginannya.
"Hyung.. kau kenapa?"
Pada akhirnya memang harus ada yang tersakiti, mau dirinya maupun orang didekatnya. Lagipula Minho dan Jeongin sudah terlanjur mengetahuinya secepat itu meski ia dan Han sudah bersusah payah menyembunyikannya.
"Kau sendiri? Jujurlah padaku, aku tau jika kau juga menyukaiku, Yang Jeongin"
Hyunjin berbalik dan menemukan wajah Jeongin yang terpaku karena ucapannya, dugaannya benar tentang Jeongin. Tapi Jeongin langsung tersenyum kemudian setelah Hyunjin mengungkapkan kenyataan dan mulai berjalan kearah Hyunjin.
"Kau baru menyadarinya, Hyung? tapi tenang saja, Hyung. Kurasa perasaanku padamu tidak sebesar perasaan Han Hyung padamu, aku akan membantumu menemukan Han Hyung. Jangan pikirkan hal yang tidak penting, Hyung. Kau itu rapuh dan kau harus sadar itu"
Setelah menepuk bahu Hyunjin sekilas Jeongin benar-benar pergi dari hadapan Hyunjin dan kembali kedalam meninggalkan Hyunjin melamun seorang diri, ini benar-benar rumit baginya.
.
Kelas Rap dimulai lebih awal Hyunjin tetap menyendiri seperti biasa sebari melamun, ketika Saem memanggil nama Han ia semakin menundukan kepalanya karena semakin merasa terpuruk akan ketiadaan Han. Yongbok hanya dapat melihatnya dari kejauhan, pasti berat sekali menjadi Hyunjin.
"Hyunjin-ah, bisa kau coba rap ini? Aku ingin melihat perkembanganmu, ini lirik yang Han buat tahun lalu"
Hyunjin tanpa ragu langsung maju kedepan mengundang tatapan khawatir Bangchan dan Yongbok, mereka tau kondisi Hyunjin sangat buruk saat ini. Instrument mulai terdengar Hyunjin sudah siap dengan mic nya tetapi ia menolak naskah lyric dari saem nya seakan ia tidak membutuhkan itu semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angoscia (Derita)//[HYUNSUNG]√
Random"Sakit Hyung.."-Hyunjin "Tahan, aku tau kau kuat Hyunjin-ah. Kau harus bertahan, demi Han"-Bangchan . "Hyun-ie, kenapa tuhan tidak membiarkanmu bahagia? kenapa kau selalu sekarat? kenapa hidupmu menyedihkan?"-Han