"Hyung! Cepat kau lambat!"
"Hwang Hyunjin aku lebih tua darimu! sopanlah sedikit!"
Lama-lama rasanya rambut Bangchan akan rontok seperti Hyunjin jika setiap hari di suguhi teriakan seperti ini, Changbin memang anggota paling lelet diantara yang lain. Bahkan ini sudah terlambat 15 menit dan mereka belum berangkat karena menunggu seorang Seo Changbin, Hyunjin sepertinya sudah terlalu kesal hingga pada akhirnya pria itu beradu mulut dengan Changbin di depan pintu.
"Aku tidak akan sopan jika kau terus seperti ini"
"Sudahlah ayo berangkat"
Mendengar perintah Bangchan pada akhirnya semua mulai meninggalkan asrama menuju perusahaan, untuk berlatih tentu saja. Setelah kejadian Yeji yang ke dua kalinya itu, Hyunjin menjadi sangat bawel. Bahkan sepertinya Seungmin saja kalah, terkadang pria itu bawel pada Yongbok karena selalu bermain game tanpa istirahat begitu pula dengan Minho dan Han yang selalu ia marahi karena berisik ditengah malam lalu pagi ini Changbin yang menjadi sasaran Hyunjin.
Latihan kali ini cukup santai tapi berat, itulah yang dirasakan para member termasuk Minho padahal pria itu sendiri penari utama tapi masih merasa berat. Kali ini gerakan dibuat oleh Hyunji, jadi baik Minho maupun Yongbok yang juga penari di grup mereka tidak bisa berkuasa sepenuhnya.
"Jeongin-ah, jangan tumpukan berat badanmu di bahu"
"Maaf hyung-"
"Kau sudah tiga kali salah, jika terus seperti ini semua junior kita di perusahaan bisa menyusulmu"
Baiklah ini aneh, Hyunjin tidak pernah semarah ini pada Jeongin. Han yang merasa ada yang salah pada kekasihnya itupun langsung berjalan kearah Hyunjin dan menepuk bahunya agar pria itu sadar apa yang baru saja ia katakan pada Jeongin, setelah mendapat tepukan di bahunya Hyunjin langsung mengusap wajahnya frustasi dan menatap Jeongin dengan tatapan bersalah.
"M-maaf, lanjutkan saja aku keluar dulu"
Bangchan langsung mengambil alih memimpin member lain ketika Hyunjin benar benar keluar dari studio diikuti Han yang berlari kecil mengikuti Hyunjin, mereka berjalan menuju toilet yang sepi. Sedari tadi Hyunjin tidak bisa berpikir dengan tenang dan malah melampiaskannya pada Jeongin tadi sungguh sangat tidak dewasa sekali, pria itu memutuskan untuk mencuci mukanya di wastafel keramik tanpa menyadari Han memperhatikannya sebari duduk diatas samping wastafel yang tengah Hyunjin gunakan.
"Hey, kau baik-baik saja?"
"Aku tidak tau"
Melihat Hyunjin menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan Han sudah tau jika pria itu tengah banyak pikiran yang ia yakin pasti pikiran yang sangat tidak penting, tangah Han terangkat untuk menangkup kedua pipi Hyunjin yang terlihat semakin kurus membuat pria itu tersenyum miris akan kondisi Hyunjin yang sepertinya semakin lemah.
"Apa masih sakit Hyun-ie?"
Mendengar pertanyaan Han yang mempertanyakan kondisinya sedikit membuat Hyunjin senang sekaligus kembali memikirkan hal yang tidak ingin ia pikirkan saat ini, tapi pria itu malah tersenyum dan bergeser menjadi tepat berada di hadapan Han menempatkan dirinya diantara kaki ramping pria itu sebari memeluk pinggang ramping Han. Ahh rasanya nyaman bisa mencium aroma tubuh Han ketika Hyunjin menumpukan kepalanya di dada Han, sementara pria yang tengah dipeluknya itu malah menciumi kepala Hyunjin tanpa henti.
"Sung-ah, kau harum"
"Lihat aku"
"Hm?"
Cup
Tepat setelah Hyunjin mengadah untuk menatap Han tiba-tiba bibirnya merasakan sebuah benda kenyal yang sudah dipastikan bibir Han kini menciumnya, meski terkejut Hyunjin tetap ikut memejamkan matanya dan membalas ciuman Han. Aneh, rasanya mereka jarang sekali melakukan hal ini. Merasa Han menekan tengkuknya Hyunjin juga semakin erat memeluk tubuh Han seakan ingin semua pikirannya terlampiaskan pada ciuman ini, setelah merasa Hyunjin cukup tenang Han menyudahi kegiatan mereka dan saling menatap entah kenapa saat ini melihat mata sayu Han membuat Hyunjin sedikit..kagum? sexy sekaligus manly dalam waktu bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angoscia (Derita)//[HYUNSUNG]√
Random"Sakit Hyung.."-Hyunjin "Tahan, aku tau kau kuat Hyunjin-ah. Kau harus bertahan, demi Han"-Bangchan . "Hyun-ie, kenapa tuhan tidak membiarkanmu bahagia? kenapa kau selalu sekarat? kenapa hidupmu menyedihkan?"-Han