" Terlalu sibuk bicara kekurangan mereka, sampai lupa, kita pun kurang dengan porsinya."
∘ ─── ᥊ ᥲ ᥎ ι ᥱ r ᥲ ༉ ───∘
Bandara Soekarno-Hatta.
" Selamat kembali", ujar Rara setelah menginjakan kakinya di bandara.
' haruskah aku menelfon mereka? ', batinnya.
"Okay, telfon saja", ucap Rara tiba-tiba. Dia segera membuka telfon genggamnya sambil berjalan menyusuri bandara untuk menemukan pintu keluarnya. Dia memakai hoddie berwarna hitam dan menutup kepalanya dengan topi berwarna putih. Dia mencari nomer seseorang di handphone nya. Setelah ketemu, dia segera menghubunginya.
" HAI SAYANG! KENAPA MENELFON?! MERINDUKANKU?!",Teriak dari seberang telfon.
" Jemput di Bandara"
" LU BERCANDA KAN DEK?!",
" tidak, kecilkan suaramu."
"TUNGGU AKU, 15 MENIT LAGI"
"Ya"
Tuttt. . .
Setelah menunggu selama 15 menit akhirnya orang yang tadi dia telfon datang dengan satu orang lagi yang memiliki paras yang hampir sama dengannya. Devan dan Gevan, itu mereka. Kakak dari Xaviera. Mereka berdua berlari menuju ke arah Xaviera setelah sampai didepannya mereka langsung memeluk Xaviera dengan erat.
Grepp. . .
" Ah, gw kangen banget", ujar Devan
"Gw gabisa napas bang", ucap Rara. Gevan langsung melepaskan pelukannya. Berbeda dengan Devan yang masih betah memeluk Rara.
"Lepasin bego", ujar Gevan sambil berusaha melepaskan pelukan Devan dari Rara.
"Iya, iya", ucap Devan sambil melepaskan pelukannya.
"ayo", ujar Rara tiba-tiba.
"Kemana?", tanya Gevan dan Devan bersamaan.
"Pulang", jawab Rara singkat dan datar.
"Oh iya"
"Ehh ayo hehe", ucap Gevan dan Devan bersamaan.Sesampainya di Rumah.
Devan, Gevan, dan Rara langsung turun dari mobil dan masuk ke rumah.
"ASSALAMUALAIKUM SEMU--pfttttt", teriakan Devan berhenti setelah Gevan membekap mulutnya.
"Berisik bego", ucapnya.
"Sakit anjir", lanjut Gevan karena tangan yang ia gunakan untuk membekap mulut Devan di gigit oleh Devan dengan keras."Tangan lu bau terasi pan", ucapnya.
"Berisik, ayo masuk", ujar Rara tiba-tiba. Rara langsung masuk kedalam rumahnya. Terlihat, di ruang tamu terdapat dua orang paruh baya yang ia ketahui adalah orang tuanya.
"ehmm", dehem Rara.
"ASTAGA RARA! KAMU SUDAH PULANG?! ", teriak Nadia--Bunda Rara.
" aishh, kau ini", keluh orang disampingnya sambil mengusap telinganya. Itu Rekhan--Ayah Rara. Nadia langsung berhamburan memeluk Rara, putri kesayangannya.
"Uhh, bunda sangat merindukanmu", ucap Bunda.
"Rara juga", jawab Rara sambil membalas pelukan bundanya tersebut.
"Apakah Rara tidak merindukan ayah?", tanya Ayahnya.
"Maybe", jawab Rara disertai kekehan kecil. Setelah itu, dia langsung melepaskan pelukan bundanya dan berniat memeluk ayahnya. Setelah dapat memeluk ayahnya, bundanya pun ikut memeluk mereka. Gaven dan Devan yang melihatnya pun saling melirik satu sama lain.
"Teletabis, berpelukan!", celetuk Devan tiba-tiba.
'merusak suasana'-batin Gevan.
Xaviera, bunda dan ayahnya yang mendengar celetukan Devan pun langsung mengakhiri acara seperti teletabis tersebut.
Takk. . .
"Kau ini mengganggu suasana saja", ucap Bundanya sambil menjitak kepala Devan.
" Rara ke atas dulu", ucap Rara.
" Ah iya Rara, besok kamu sekolah di SMA Garuda ya?", tanya Ayah tiba-tiba.
"Iya", ucap Rara singkat.
Keesokan harinya.
06.05
Tokk. . . Tokk. . . Tokk. . .
Suara ketukan pintu membangunkan seorang gadis yang sedang tertidur pulas. Dia, Rara.
"Ra, bangun. Cepat mandi, kata bunda bajunya udah bunda siapin di kamar mandi, ini hari pertama kamu sekolah dek!", ujar Gevan dari balik pintu kamar Rara.
"Ya", ujar Rara dan langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
06.25
Setelah selesai dengan ritual mandinya,Rara segera turun kebawah. Disana keluarganya sudah berkumpul untuk sarapan bersama.
"Morning sayang", ujar Bundanya yang sudah melihat Rara di tangga.
" Morning", jawabnya.
"Mau sarapan?", tanya Bundanya.
"Tidak usah, ini udah telat. ", jawab Rara.
"Ayah",lanjutnya memanggil ayahnya dan menatapnya."Hm, motor kamu sudah didepan", ucap ayahnya yang mengerti Rara ingin bertanya apa. Karena terlihat dari pakaian yang dikenakannya. Dia melapisi seragam putihnya dengan jaket hitam dan mengganti rok abu-abunya dengan celana jeans panjang.
"Terimakasih. Ah iya yah, jangan ada yang tau identitas Rara.",ucapnya.
"Ayah sudah tau"
"Yasudah Rara berangkat dulu", pamitnya.
"Hati - hati"
"Jangan ngebut oy"
"Nanti kami nyusul"
"Iya", ucap mereka semua.**********
*******
****
**
*
Pesan saya, jangan bosan baca cerita saya ya.
Jangan lupa vote dan komen juga.
Gvinanggara_

KAMU SEDANG MEMBACA
Xaviera.
AksiHappy Reading! Kayla Freya Nafiqoh Xaviera [ Xaviera ]. ␥ Perempuan dingin dengan segudang masalahnya. Perempuan yang dulunya bawel dan ceria ini berubah menjadi perempuan yang dingin dan cuek. ␥ Setiap harinya pasti ada saja masalah yang data...