Just You 09

129 70 19
                                    

"Maaf yah, abisnya Diara cape. " ucap Diara tertunduk ketakutan.

"Cape! Cape abis ngapain kamu Hah ?! . " tanya Ayah Johan tegas

"Halah! Palingan juga abis jual diri diluar sana, kemarin aja ga pulang. " tuduh kak Thania dengan kata kata pedasnya, yang baru saja memesat keluar dari arah dapur.

Diara beranjak dari duduknya. Sepertinya Diara memang tidak terima dengan fitnahan kakak keduanya. " kak Thania ngomong apa sih, sumpah demi allah aku ga ngelakuin yang macem macem diluaran sana. Kemarin aku nginep dirumah Liora sahabat aku, karna dia baik dan sayang sama aku makanya Liora mau ngukut aku kerumahnya. " jelas Diara menyatakan kebenaran.

"Ayah!! Diara kan pinter jadi bisa ajakan kalo bohong karna dia itu punya seribu kebusukan di otaknya. " Kak Thania benar benar menjelekan nama dan harga diri Diara dihadapan ayahnya.

"Yah! Ayah tolong percaya sama Diara, Diara bener bener ga seburuk yang kak Thania bilang. " ucap Diara sangat penuh permohonan.

'Plakkk'...

Satu tamparan berhasil mendarat di pipi putih Diara. Lantas siapa yang menampar Diara ? Ayah johan, iya si Ayah garang ini loh.

"Ayah... " lirih Diara menunduk seraya memegang pipinya yang tadi telah ditampar.

"Sekarang kamu ikut ayah ayo. " perintah Ayah Johan seraya menyeret satu tangan Diara dengan kasar. Walaupun Ayah Johan tau kalau kemarin Diara memang habis dari rumah Liora. Namun sayangnya Ayah Johan tetap kekeuh tidak percaya akan omongan Diara, dia hanya memikat ucapan kak Thania yang penuh kejelekan.

"Ayah mau bawa Diara kemana ?. " tanya Diara.

"Ayah mau hukum kamu, Ayah kerem kamu di gudang. " jawab Ayah johan dengan tegas.

"Ngga mau Yah, Diara gamau. " tolak Diara sangat menyedihkan.

Setelah Ayah Johan berhasil menaklukan anak bungsunya dengan melakukan hal bodoh mengunci Diara di gudang. Kini Ayah Johan tidak merasa bersalah dan tidak merasa berdosa karena telah memperbudak anak bungsunya.

"AYAH BENCI SAMA KAMU DIARA!!!. " teriak ayah Johan dari luar sana.

Tentu hati Diara dan batinnya merasa sedang tertusuk saat ini, gadis ini memang banyak membatin karena jarang membaurkan semua masalahnya kepada orang lain kecuali kepada Liora yang selalu siap untuk menerima curhatannya.

"Bunda... Diara cape Diara sakit, Diara mau Bunda pulang kerumah ini. Gaada yang sayang sama Diara dirumah ini. Apa disana Bunda juga kangen sama Diara ?. " Gumam Diara bertanya. 'yapp' air matanya mulai berjatuhan satu persatu di pipinya.

"Hati Diara itu sakit tapi mereka semua ga tau, mereka semua cuman pentingin urusannya sendiri. Sebenernya Diara udah ga tahan tinggal disini tapi Diara mau kemana. Bunda... kalo emang Bunda juga kangen sama Diara, tolong Bunda jemput Diara sekarang juga karna Diara ga bisa terus terusan hidup tanpa kebahagiaan kaya gini. "

Waktu sangat cepat berlalu. Kini jam menunjukan pukul 19:10 WIB. Hari sudah gelap dan Diara masih dalam pengawasan Ayahnya yang masih berada didalam gudang, tidak ada satupun orang rumah yang membuka kunci gudang.

"Aduuuh kepala gue pusing banget lagi, mana Ayah belum buka kuncinya. " lirih Diara kesakitan.

"Pokonya gue harus kuat sebelum Ayah datang buka pintu ini. Gue gamau dianggap lemah sama Ayah. " ucap Diara menguatkan diri.

"Keluar kamu!. " perintah seseorang dari balik pintu dan ternyata itu adalah Ayah Johan.

Diara berdiri sigap lalu menghapus air matanya. "Ayah ga bohongkan ?. " tanya Diara penuh semangat.

Just YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang