Just You 11

124 54 15
                                    

Hallo semuanya selamat datang di
   Just You part 11. Oya, biasakan
          Follow dulu baru baca
             +vote Juga coment
                       Makasih

                          ______

Dirga tidak menghiraukan larangan Mamy nya. Dirga hanya tuntas pergi ke dalam rumah untuk membawa kunci mobil miliknya.

Sedangkan Fahri hanya tersenyum nihil melihat aksi Mamy Shara yang begitu greget dengan kelakuan Dirga.

"Aunty yang sabar oke! Dirga emang keras kepala kalo dibilangin. " ucap Fahri seraya terkekeh pelan.

"Kamu yang orang tuanya Dirga, apa aunty ? Yang lebih taukan aunty, kenapa kamu malah nyamber. " Mamy Shara menggerutu.

Dirga mengeluari rumahnya dengan tergesa gesa untuk menuju parkiran. Dirga memang sangat keras kepala dan susah dibilangin. Makanya Mamy nya sering kalah dengan kelakuannya.

Mamy Shara berteriak "DIRGA! LUKA KAMU DIKEPALA AJA BELUM SEMBUH, GIMANA MAU BISA NYETIR MOBIL KEBANDUNG!!. "

Fahri menenangkan dengan laun "Aunty, nyetirkan pake tangan bukan pake kepala. "

Totott!!

Klakson mobil punya Dirga. Dirga nyalakan untuk memanggil Fahri yang masih menjigrug dengan Mamy nya. "FAHRI, LU MAU IKUT GA SIH ?. " tanya Dirga berteriak dari dalam mobilnya. Ber merek SUV.

"I... IYA, bay Aunty minta doanya yah semoga lancara dalam perjalanannya dan selamat sampai tuj--- " ucapannya terpotong oleh suara klakson mobil Dirga yang kedua kali dinyalakan.

Fahri langsung memecir memasuki mobil milik Dirga dengan cepat tergesa gesa. Didalam sana Dirga sudah sangat kesal dengan kelambatan Fahri yang ngebacod terus bersama Mamy nya.

"Aneh ya lo. Gabung kok sama emak emak. " oceh Dirga seraya melajukan mobil pribadinya. Karena gerbang sudah terbuka luas.

Berbeda dengan Fahri. Fahri terus melambaikan tangannya kepada Mamy Shara untuk acara perpisahan ke Bandung.

                               ●●●

Diara hanya terus melamun di kursi luar rumah Eyangnya. Eyang menghampiri Diara dengan membawakan secangkir teh, karena memang cuaca disana sangat dingin.

Eyang duduk disebelah Diara lalu mengecup pucuk kepala Diara. "Seburuk buruknya orang tua, tapi dia tetep orang tua kamu. " ucap Eyang memberitahu.

Diara menoleh Eyang lalu bertanya. "Seburuk buruknya anak sama orang tua, tapi kalau anaknya ga punya salah tapi kenapa dia mesti benci sama anaknya ?. " Diara meminum teh yang dibawa oleh Eyang.

"Itu namanya takdir, takdir itu ga bisa dipungkiri--- " ucapan Eyang terpotong karena Diara beranjak dari duduknya.

"Diara mau kemana ?. "

"Diara mau ke kebun teh, biasanya kan waktu Diara masih kecil Diara suka nenangin diri disana sendirian. Jadi buat apa Diara kesini kalau ga ke kebun teh. " jawab Diara. Kemudian mencium tangan Eyang.

"DIARA... JANGAN PULANG TERLALU SORE. " teriak Eyang, karena Diara sudah melangkahkan beberapa kali kedua kakinya.

"Iya. " ucap Diara seraya berlari menuju tujuan masa lalunya.

                           🌞🌞🌞

Diara berlari pelan di kawasan kebun teh ini. Air matanya mulai mengalir dipipinya, tak lupa juga dia menghapus air matanya karna banyak pengolah teh disini.

Just YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang