십삼 | Cover Up ⚜

394 72 227
                                    

💕행복한 독서💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💕행복한 독서💕

.

.

.

Sehun memperlambat kelajuan begitu mobilnya berbelok ke salah-satu blok jalanan di Cheongdam-dong. Lily yang kembali disergap perasaan khawatir sejak memasuki kawasan Seoul menengok kanan-kiri ketika Sehun menahan rem tangan dan berhenti tepat di depan sebuah galeri.

“Ikut aku sebentar.” Sehun melirik Lily sekilas sebelum melihat ke spion tengah. “Aman. Tidak ada yang mengikuti kita.”

“Kau serius? Ini di tengah kota!” Lily berkeberatan, tetapi Sehun lebih dulu turun dari mobil dan membuka pintu untuknya.

“Kau ingat peraturan yang baru kita bahas di tengah jalan tadi?” Sehun menunjuk dirinya sebelum melepas jas guna menutupi tubuh Lily. “Aku akan mengantarmu pulang dengan selamat tanpa kekurangan satu hal apapun. Sebagai gantinya, kau harus mendengar semua arahanku.”

“Tapi ….”

“Tidak ada tapi, Barbie Lily. Sekarang aku sutradaranya.” Sehun mengamit lengan Lily dan menyeretnya masuk ke dalam galeri.

Dasar bar-bar! Lily berjalan di sebelah Sehun dengan setengah hati, tetapi mau tidak mau ia harus menurut. Perjalanan dari Gangseo ke Seoul yang memakan waktu cukup lama membuat mereka banyak berbicara sepanjang jalan, termasuk soal simbisosis mutualisme mereka saat ini. Lily harus membantu Sehun dengan berpura-pura sebagai kekasih agar bisa kembali ke Seoul dengan selamat. Ide yang sebenarnya tidak terlalu buruk, bila tidak ada pihak media yang gencar mencari berita tentangnya.

“Apa di sini tidak ada orang?” tanya Lily sambil mengintip sekitar dari balik jas Sehun. Wangi parfum yang menguar sedari tadi membuatnya terus-menerus menarik napas. Aroma berkelas yang sungguh memanjakan indra penciuman, bahkan parfum Lily tertutupi oleh wanginya. Tipikal seorang Oh Sehun yang terkesan ingin selalu mendominasi.

“Tidak ada. Galeri ini dibuka sesuai jadwal pemotretan.” Sehun melirik arlojinya guna memastikan tanggal dan waktu. “Kenapa kau menarik napas seperti itu?” tanyanya sedikit panik saat mendengar tarikan napas Lily di sebelahnya. “Kau punya gangguan pernapasan? Bronkhitis? Atau gejala dari serangan panik?”

“A-apa?” Lily berdeham, malu karena kedapatan sedang menikmati aroma tubuh Sehun. “Tidak! Jiwa, raga, dan mentalku seratus persen sehat!”

Sehun mendengkus, menyembunyikan perasaan leganya. “Aku meragukan yang pertama,” katanya mencibir.

Yaaa! Oh Sehun!” Lily menghujani lengan Sehun dengan cubitan kecil lalu berjalan lebih dulu, tetapi seruan Sehun membuatnya lantas memutar badan.

“Pintu masuknya di sebelah sini.” Sehun menahan tawa melihat Lily mengerucutkan bibir saat kembali berjalan ke arahnya.

“Oh, apa itu sensor biomekanik?” Mata Lily membola melihat Sehun sedang mensejajarkan posisi mata dengan sebuah panel yang tertanam di dinding.

Perfect Scandals |HIATUS|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang