십 Serendipitous ⚜

384 77 53
                                    

💕행복한 독서💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💕행복한 독서💕

.

.

.

Padatnya kendaran di jam istirahat makan siang membuat Lily berulang kali menggigit bibir di balik kemudi. Hatinya diliputi perasaan cemas dan sejuta tanda tanya. Untuk kesekian kali, ekor matanya melirik ke spion kiri dengan gelisah, khawatir ada wartawan atau siapa pun dari pihak media yang berhasil membuntutinya.

Hiruk-pikuk dari luar membuat Lily mendesah. Biasanya ia akan bersandar santai di kursi penumpang kelas dua, memutar musik, dan tidur-tiduran dengan nyaman. Namun, peringatan Young Mi membuatnya bergegas, alih-alih menunggu Yohan dan Ara yang kesulitan mendapat akses keluar agensi karena banyak "paparazzi" yang siap mengikuti.

Untuk urusan berkendara sendiri, Lily sebenarnya cukup handal. Ia mengantongi izin mengemudi dan International Driving Permit. Akan tetapi, kemacetan lalu-lintas membuat kebas di kakinya mulai terasa. Udara sejuk dari penstabil suhu pun tak mampu mencengah keringat dingin turun mengalir di pelipisnya yang tertutup topi fedora.

Setelah hampir satu jam terjebak kemacetan lalu lintas, barulah Lily bisa bernapas lega. Ponselnya yang berdering sedari tadi kini menampilkan wajah Tae Yeon di layar. Beberapa saat sebelumnya Ha Neul juga menelpon.

Seulas simpul mengutas haru di wajah Lily. Dari semua kemungkinan, Lily tahu bila Kim bersaudara tersebut benar-benar mengkhawatirkannya. Namun berkebalikan dengan kehendak hatinya, Lily tidak mengindahkan panggilan tersebut.

Bukan Lily sengaja menghindar. Ia sungguh ingin bercerita dengan Tae Yeon, atau mungkin meminta nasehat dari Ha Neul yang dewasa dan bijak. Hanya saja, Lily tahu tidak boleh melibatkan teman-temannya dalam skandal ini. Tae Yeon sedang persiapan untuk konser solo dan Ha Neul masih dalam tahap syuting untuk sebuah drama baru. Lagipula, ia bisa mengatakan apa? Masa lalu keluarganya yang rumit? Tidak mungkin.

Tiiin ...!

Lily membunyikan klakson ketika mobil di depannya tiba-tiba berhenti. Beruntung tidak ada kendaraan dari arah belakang. Tidak lucu sekali bila tulang lehernya cedera di saat mendesak seperti ini.

"Aish, jinja!" Lily merutuk lalu memutar kemudi untuk mengambil haluan, tidak ingin memperpanjang perkara. Akan tetapi, pengemudi di depannya menahan dengan isyarat tangan yang dilambaikan lewat jendela. Sambil mendesis, Lily segera menurunkan topinya sekian derajat untuk menutupi wajah saat sosok pria berbadan tegap tampak mengambil ancang-ancang untuk keluar dari Ferrari merah metalik tersebut.

"Gawat! Kenapa pakai turun segala, sih!" ujar Lily panik. Tanpa menoleh pada laki-laki yang bersiap mengetuk jendelnya, Lily membanting setir sedemikian rupa lalu menancap gas. Membiarkan laki-laki tersebut mengetuk angin lalu.

Dari kejauhan, Lily menengok ke spion tengah dan pengemudi tadi rupanya sudah masuk kembali ke dalam mobil. Ya, siapapun dia. Lily memaafkannya. Sekarang ia dikejar waktu.

Perfect Scandals |HIATUS|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang