Part 5

3 2 0
                                    

"Perkenalkan,namaku D." Kata Denny."D? Orang jenius itu kan?" Kata sahabat Mira."Ya,bagaimana kalian tahu?" Kata Mira."Kami adalah penggemar beratnya,semenjak dia memecahkan kasus pembunuhan di perusahaan roti milik tuan Kevin." Kata sahabat Mira."Oh,itu? Aku hanya menanyakan beberapa hal saja,dan akhirnya dia mengakui kesalahannya." Kata Denny."Hebat ya? Hanya dengan menanyakan beberapa hal,D bisa memecahkan kasus pembunuhan itu!" Kata sahabat Mira."Ah,kalian bisa saja." Kata Denny."Kau hebat sekali,D! Tidak salah aku jadi temanmu." Kata Mira."Ah,masa?" Kata Denny."Kenapa kalian berteman? Kenapa tidak pacaran saja?" Kata sahabat Mira."Anu...bagaimana ya? Emmm..." Kata Mira."Begini,kita tinggal tunggu waktunya saja." Kata Denny."Ah,iya! Tinggal tunggu waktunya saja!" Kata Mira."Oh,begitu?" Kata sahabat Mira.Mereka pun mengobrol sampai malam hari."Oh iya,kamu tinggal dimana sekarang?" Kata sahabat Mira."Aku tinggal dengan D dirumahnya,tapi itu karena keinginan D." Kata Mira."Ya,aku mau dia tinggal denganku." Kata Denny."Kamu beruntung sekali ya? Sudah cantik,pernah jadi pemusik,ada cowok yang membantumu,cowoknya orang jenius lagi." Kata sahabat Mira."Ah,kalian pasti bercanda ya?" Kata Denny.Mereka pun tertawa."Ya sudah,kami pulang dulu." Kata Mira."Ya,sampai nanti." Kata sahabat Mira.Kemudian mereka pulang kerumah."Kok mulutku senyum terus ya? Aku tidak bisa menggerakkan mulutku,apa karena D? Aduh,hatiku juga terasa beda jika mendengar kata D." Kata Mira dalam hati."Ada apa dengan Mira ya? Kenapa dia senyum-senyum sendiri? Apa aku terlihat seperti anak-anak?" Kata Denny dalam hati."Aku ungkapkan tidak ya? Kalau aku ungkapkan,nanti takut ditolak mentah-mentah.Tapi kalau tidak,nanti takut tidak bisa tidur dengan tenang." Kata Mira dalam hati."Ada apa,Mira? Apa aku terlihat aneh?" Kata Denny."Ah,tidak! Kau terlihat manis...eh!?" Kata Mira."Ah? Apa?" Kata Denny."A...maksudku,kau terlihat sangat bagus dengan baju merah itu." Kata Mira."Oh,ini hanya pakaian biasa.Tapi karena kau bilang begitu,jadi aku mau bilang terimakasih." Kata Denny."Sama-sama,aku juga cin...eh? Maksudku,aku pernah punya cincin yang bagus,tapi sudah hilang." Kata Mira."Kenapa dari tadi,kau salah bicara?" Kata Denny."Ah,tidak ada.Aku memang seperti ini jika berbicara." Kata Mira."Oh,baiklah." Kata Denny.Lalu mereka sampai dirumah."Mira,kau mau tidur di kamarku?" Kata Denny."Kamarmu?" Kata Mira."Ya,aku mau kita tidur bersama,agar ada yang menemaniku saat tidur." Kata Denny."Aaaa,apakah aku bermimpi!? Aku tidak percaya,ini terjadi juga!" Kata Mira dalam hati."Jadi,apa kau mau?" Kata Denny."Aku mau kok." Kata Mira."Bagus,jadi sekarang aku tidak kesepian lagi!" Kata Denny.Mira pun bersiap-siap untuk tidur."D,kau tidak tidur?" Kata Mira."Begini,aku baru ingat kalau aku harus tetap bergadang,karena akan ada kasus baru yang terjadi." Kata Denny."Tapi kau yakin,tidak mau tidur denganku?" Kata Mira."Sebenarnya,aku mau tidur.Tapi bagaimana ya? Aku terpaksa bergadang dulu,sampai jam 12.Jika tidak ada telepon atau kasus kejahatan,aku akan tidur." Kata Denny."Kalau begitu,aku temani ya?" Kata Mira."Tidak usah,kau tidur saja." Kata Denny."Tidak apa-apa,aku mau menemanimu kalau kau tidak bisa tidur." Kata Mira."Terimakasih banyak,Mira.Maaf ya,karena membuatmu tidak tidur." Kata Denny."Tidak masalah." Kata Mira.Mereka pun bergadang sampai jam 12."Sudah jam 12,tapi tidak ada telepon atau kasus kejahatan.Baiklah,ayo kita tidur!" Kata Denny."Baik,D." Kata Mira.Lalu mereka tidur.Keesokan harinya,Denny dan Mira jalan-jalan di kota.Lalu mereka bertemu dengan Riz."Hei,kalian mau kemana?" Kata Riz."Kami sedang jalan-jalan." Kata Denny."Oh,baiklah.Ingat,kejahatan ada dimana-mana.Jadi jaga diri kalian baik-baik!" Kata Riz."Baik,Riz." Kata Denny."Dan satu lagi,berhati-hatilah dengan pria yang mengenakan tuxedo! Dia adalah buronan polisi,saya dan teman-teman saya niatnya mau menangkapnya nanti." Kata Riz."Pria yang mengenakan tuxedo? Baiklah,dimengerti!" Kata Denny."Baiklah,kami pergi dulu ya." Kata Mira."Ya,sampai nanti." Kata Riz.Mereka pun lanjut jalan-jalan."Siapa ya pria yang dimaksud oleh Riz tadi?" Kata Denny."Aku juga tidak tahu." Kata Mira.Tiba-tiba mereka bertemu dengan pria yang mengenakan tuxedo itu."Hei,bukannya itu yang dikatakan oleh Riz?" Kata Denny."Benarkah?" Kata Mira."Sepertinya begitu,karena dia satu-satunya yang mengenakan tuxedo disana." Kata Denny.Lalu pria itu mengeluarkan pistolnya."Dia akan membunuh seseorang!" Kata Mira."Tenang,biar aku yang mengatasinya! Kau diam disini!" Kata Denny."Baiklah." Kata Mira.Setelah itu,Denny mengeluarkan pistolnya."Berhenti!" Kata Denny.Dengan cepat,pria itu menembak Denny."Banyak bacot!" Kata pria itu.

You Can't Lie MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang