Part 4, Biola dan Piano

238 27 0
                                    

.

.

.

.

Tibalah hari perlombaan.

Seperti yang dikatakan kuramochi, sawamura dan haruichi pergi bersama miyuki dan kuramochi menuju lokasi perlombaan di teater pusat kota. Karena mereka datang lebih awal dari jadwal, maka teater belum begitu ramai. Kuramochi terus saja ngobrol dengan haruichi, mereka dengan tenangnya membiarkan sawamura dan miyuki hanya terdiam di belakang.

"aku tidak ingin mengajak eijun-kun bicara hari ini. aku ingin dia jujur sama perasaanya." Bisik haruichi pada kuramochi.

"aku juga, aku ingin miyuki juga jujur pada perasaannya." Jawab kuramochi.

"maksud senpai? Jadi miyuki senpai juga gitu?" tanya haruichi.

Kuramochi mengangguk, "berarti sawamura juga?" tanya kuramochi. Haruichi mengangguk.

"sepertinya kalian senang sekali ngobrolnya ya.." bisikan menakutkan kini berada di depan haruichi dan kuramochi.

"ah, aniki? Aniki juga mau nonton?" tanya haruichi.

"kau belum tahu? Seluruh anggota osis diundang oleh aku dan miyuki. Jadi ketua, sekretaris, dan anggota yang lainpun ikut. Tentu saja anggota klub musik pun." Jawab kuramochi.

"kuramochi kun.. kau pikir bisa menyembunyikan hubunganmu dengan adikku dari diriku ini, hah?" ryousuke berbisik pada kuramochi.

"ahaha.. aku tak berniat menyembunyikannya kok, senpai. Beneran deh." Kuramochi menjawab dengan pelan. Mereka kemudian saling berbincang.

.

"semangat ya, main biola nya." Yuuki memberikan ucapan semangat pada miyuki.

"terima kasih, ketua. Aku senang ketua dan yang lainnya mau datang." Jawab miyuki.

"kau.. bukannya kau anggota tim kesehatan, ya?" yuuki bertanya pada sawamura.

"iya, ketua osis. Saya sawamura eijun. saya dari tim kesehatan." Jawab sawamura.

"baguslah kalau begitu. Tolong rawat miyuki ya.. dia biasanya akan kambuh kalau di perlombaan seperti ini." ucap yuuki.

"emang senpai sakit apa?" tanya sawamura pada miyuki.

"gapapa. Aku hanya punya penyakit genetik yang bikin aku gampang kelelahan meskipun aku sering olahraga." Jawab miyuki.

"hmm.. kalau begitu, aku siap bantu senpai nanti. Yang semangat ya lomba nya." Sawamura tersenyum pada miyuki.

Miyuki salah tingkah, ia kemudian melirik ke arah lain dan bergegas menarik tangan kuramochi,

"ka-kami harus siap-siap di balik panggung. Kami minta dukungan kalian ya, semuanya." ucap miyuki

"oi! Jangan tarik tangan gua! Sakit tahu!" teriak kuramochi.

.

.

.

Mereka semua sudah berada di teater tempat perlombaan dilaksanakan. Sawamura duduk diantara haruichi dan yuuki. Yang lainnya juga duduk berdekatan.

"perlombaan ini terdiri dari dua sesi. Sesi pertama itu semua pemain akan bergiliran menampilkan perform nya. Lalu, akan ada 4 tim yang terpilih. Dan 4 tim itulah yang akan bertanding di final. Kalo gak salah tim seido itu di nomor 3. Tahun ini seperti biasanya ada dua puluh sekolah yang berpartisipasi." Jelas yuuki.

Sawamura mengangguk, ia baru mengerti teknisnya.

"tim yang selalu berada di 4 top adalah seido, inajitsu, ichidai san, dan sakurazawa. Biasanya, tiap tahun tim itu akan sangat bersaing dengan ketat. Tapi, tahun kemarin seido menang dengan mutlak. Performa miyuki dan kuramochi benar-benar membuat juri utama, juri tambahan, dan juri masyarakat awam terpana. Aku juga tak pernah melihat pertunjukkan seindah itu." Jelas ryousuke.

"kebetulan aku satu sekolah dengan mereka berdua saat smp, mereka memang selalu memenangkan kejuaraan di tingkat smp. Dan aku tak sangka mereka akan tetap dalam satu tim di sekolah yang sama." Haruichi juga menjelaskan.

Sawamura terpukau dengan penjelasan rekan-rekannya.

"nomor 3 ya.. sebentar lagi nomor satu akan dimulai. Aku tak sabar ingin mendengar dan melihat penampilan miyuki senpai dan kuramochi senpai." Gumam sawamura dalam hatinya.

Haruichi, ryousuke, dan yuuki melirik ke arah sawamura, mereka tersenyum.

"jadi orang ini yang kuramochi maksud." Gumam yuuki dalam hatinya.

"miyuki.. seleramu aneh sekali." Gumam ryousuke dalam hatinya.

.

.

.

omake

Miyuki masih menarik tangan kuramochi dengan paksa. wajahnya benar-benar merah matang.

"oi baka yarou! lepasin tangan gua! gimana kalo nanti gua gak bisa main piano gegara tangan gua sakit?!" Kuramochi membentak Miyuki.

setelah mendengar bentakan kuramochi, Miyuki melepaskan pegangannya, mereka akhirnya berhenti berlari.

"lu kenapa sih, miyuki yarou!" kuramochi mengelus-elus tangannya yang tadi ditarik miyuki.

"a-aku gak bisa, mochi. aku benar-benar gak bisa." jawab miyuki dengan nada suara yang gemetar, ia tertunduk.

"maksud lu? lu gak bisa ikut lomba hari ini? kalo gitu, bahaya banget!" timpal Kuramochi.

"bu-bukan itu!" kini miyuki menatap wajah kuramochi dengan tatapan tajam.

Miyuki bermaksud untuk mengatakan bahwa bukan itu masalahnya lewat ekspresinya.

kuramochi menghela nafas, lalu ia memiringkan kepalanya.

"terus, lu gak bisa apa?" tanya kuramochi.

"aku-aku gak bisa bilang kalau aku menyukainya. ba-bahkan sepertinya aku tak bisa melihat wajahnya. dia benar-benar menyerang jantungku. senyuman dan wajahnya benar-benar tak baik bagi jantungku." jawab miyuki, ia mencoba menenangkan dirinya. rona merah di pipi miyuki kini menyebar ke seluruh wajahnya.

kuramochi terdiam sejenak, kemudian tertawa terbahak-bahak. ia bahkan kini memegangi perutnya, tak kuasa menahan tawa.

"ka-kau kenapa ketawa sih, mochi?" miyuki sedikit membentak, wajahnya masih memerah.

"gua kira lu gak bisa apa.. ternyata itu. tenang aja, lu gak perlu terburu-buru. gunakan kemampuan lu buat menarik perhatiannya secara halus." kuramochi kini menepuk pundak Miyuki.

"caranya?" tanya miyuki

"dengan permainan biola lu. lu harus menampilkan performa lu sebaik mungkin, dari hati, dan sepenuh hati. gua yakin ntuh bocah bakalan terpikat dengan permainan biola lu. dan saat lu main biola, coba lu bayangkan lu mainkan lagu itu untuk dia. gua yakin, lu bisa ngelakuinnya." KUramochi kini mengajak Miyuki masuk ke ruangan persiapan.

miyuki berfikir sejenak, ia memikirkan setiap perkataan kuramochi barusan.

kemudian miyuki mengangguk, mulai mempersiapkan tekadnya. dan mengikuti langkah kuramochi.

.

.

***

Terima kasih udah baca sampai sini. Vote dan komennya aku tunggu.

Sampai jumpa di bagian selanjutnya.

Salam dariku,

Takasugi Shiro

Sapu Tangan warna Biru MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang