🌹🌹🌹
Sekarang papah akan pergi ke luar negeri. Tetapi Rose dan Nazwa tidak percaya kalau papahnya pergi ke luar negeri. Mereka akan mengikuti papahnya dari belakang.
"Papah udah sarapan nih. Oiya ini buat Rose, ini buat Nazwa dan ini buat mamah sama nenek" papah memberikan uang kepada mereka.
"Banyak banget pah. Papah serius ngasih Rose lima juta?!" Rose terkejut.
"Ini Nazwa di kasih dua juta"
"Iya serius. Kalian masukin di bank aja biar kalau ada apa apa bisa diambil biar ngga hilang duitnya" kata papah.
"Tapi pah"
"Ngga ada tapi tapian. Papah mau ke kamar dulu" papah pergi ke kamar.
Papah turun dan membawa kopernya.
"Papah berangkat sekarang?" tanya mamah yang sedang menyiapkan bekal untuk papah.
"Iya. Kalian ngga papa berdua di rumah?. Kalau ngga papah besok besok aja perginya" papah khawatir dengan Rose dan Nazwa.
"Sebenernya kita pengin pa" tiba tiba Nazwa berhenti karena kakaknya mencubit tangannya.
"Eeee... Ngga papa kok pah. Papah pulang aja ke luar negeri, papah kan banyak kerjaan" Rose meyakinkan papah.
"Oke kalau begitu papah berangkat sekarang ya" papah berpamitan dengan keluarganya.
Papah pergi menuju garasi mobil dan menaiki mobilnya.
"Rose kamu mau kemana?" mamah penasaran.
"Kita sebenarnya mau pergi sekarang mah. Ngga papa ya" jawab Rose.
"Mau pergi kemana?. Mendingan kalian bantuin mamah sama nenek beres beres" sela nenek.
"Eeee.. kita mau masukin uang yang dikasih papah ke tabungan ya dek" Rose meyakinkan mamah dan neneknya.
"Ooh ya udah. Duitnya Nazwa di taruh di tabungan kakak aja ya" kata mamah.
"Iya mah".
"Papah pergi dulu ya" mobil papah berjalan perlahan lahan.
"Kita mau pergi sekarang ya mah" Rose langsung mengambil helmnya dan menaiki motornya.
"Nanti bisa kan. Jangan sekarang lah" mamah meyakinkan Rose agak dia tidak pergi sekarang.
"Rose sama Nazwa sebentar kok perginya. Ayok dek" sambil memberikan helm kepada Nazwa.
"Kalian ke bank pake kacamata item buat apa?" mamah penasaran.
"Ngga papa kok mah, kita cuma pengin pake kacamata baru. Kita berangkat ya mah" mereka berdua pergi.
"Ayok kak, lebih cepet lagi, nanti kita kehilangan jejak" Nazwa berteriak kepada kakaknya.
"Jangan berteriak di telinga kakak!!!. Tenang aja. Percaya kan ini semua pada Rose Elisa Putri" kata Rose.
"Kita harus ada di belakang mobil papaaah!!!" teriak Nazwa.
"Jangaan!!. Nantiii kalau papah liat kita di kaca spion gimanaaa!!!" teriak Rose.
"Tapi kita udah pake kacamata item. Papah ngga mungkin tau!!"
"Udah. Percaya aja sama kakak!!!!!!!" Rose agak kesal.
"Kak.. ini kan bukan jalan ke bandara" Nazwa bingung.
"Yaa siapa tau papah mau beli oleh oleh dari sini"
Mobil papah berbelok dan Rose langsung membelokkan motor nya.
"Aduh papah kok kesini" Rose kesal karena jalanan nya rusak.
"Papah mau kemana sih. Kayaknya kemaren kita ngumpet di mobil papah jalanan nya ngga ada lubang nya" Nazwa bingung.
Lama lama jalanan nya tidak berlubang.
"Semakin kesini jalanan nya semakin baguuus" kata Nazwa.
"Kak berhenti!!!!!!" sambil memukul helm Rose.
Mobil papah berhenti di sebuah rumah mewah.
"Kita turun disini kak. Nanti kalau turun di sana bisa bisa kita ketahuan" kata Nazwa sambil memukul helm kakaknya.
Akhirnya mereka turun dari motor.
"Kak papah ke rumah siapa tu" Nazwa menunjuk ke arah papah.
"Yuk kita ngintip di rumah itu" Rose menggandeng tangan Nazwa dan pergi ke rumah itu.
Mereka pergi ke rumah itu dan mengintip di kaca.
"Itu papah kenapa disitu" Nazwa bingung.
"Dek itu kan perempuan yang dulu pergi sama papah. Yang kita ngikutin papah itu" Rose menunjuk ke perempuan yang sedang mengobrol dengan papahnya.
"Eh papah mau kemana itu kak?!" Nazwa panik.
"Yuk kita ikutin. Kita intip lewat jendela" Rose dan Nazwa pergi ke jendela tempat papah dan perempuan itu pergi.
"Loh kok papah ke kamar. Perempuan itu ninggalin papah di kamar. Papah juga tiduran. Kayaknya papah mau tidur di sini deh" kata Nazwa.
"Ini kan bukan rumah papah" Rose bingung.
"Kak itu ada foto papah sama perempuan yang tadi" Nazwa menunjuk ke arah foto yang ada di kamar itu.
"Itu... Kenapa papah... Jadi papah nikah lagi. Yaudah ayok kita pergi dek" Rose pergi dari sana.
Mereka pergi ke taman dekat rumah.
"Kak.. kenapa papah disana" Nazwa menangis.
"Kakak juga bingung. Disana juga ada foto pernikahan ada papah juga disana" Rose juga menangis.
Tiba tiba ada seseorang yang memanggil Rose.
"Kamu Rose kan?" kata seseorang yang menghampiri mereka berdua.
"Fadel?!. Kenapa kamu disini?!" Rose terkejut.
"Emang kenapa kalau gue disini. Suka suka gue mau kemana. Lo sama siapa?" Fadel menjawab tegas.
"Ini adek aku. Namanya Nazwa" Rose memperkenalkan adeknya kepada Fadel.
"Kalian kenapa nangis?" Fadel penasaran.
"Ngga kok. Kita ngga lagi nangis. Kita cuma kelilipan" jawab Rose.
"Masa kelilipan berjamaah" Fadel tidak percaya.
"Ya emang kenapa?!. Ya udah kita mau pergi. Ayok dek" Rose dan Nazwa pergi.
"Eh jangan kayak gitu. Iya maaf gue salah. Kalau lagi nangis ngomong aja" kata Fadel.
"Kita emang mau pergi kok. Kita pergi dulu ya" Rose dan Nazwa pergi dari sana.
"Kita mau kemana kak?" tanya Nazwa.
"Kita ke bank aja. Kita kan mau masukin duit kita ke tabungan" jawab Rose.
"Oke"
"Kamu jangan nangis lagi. Kalau ketauan nangis gimana?" kata Rose sambil menghapus air mata Nazwa.
"Iya kak"
Mereka pergi ke bank dan pulang ke rumah.
"Mah kita pulang!" seru. Rose dan Nazwa.
"Loh mamah mau berangkat sekarang?" Rose terkejut karena tas mamah dan nenek ada di ruang tamu.
"Iya. Katanya kalau nanti kelamaan. Udah pada ngga sabar, jadinya berangkat sekarang" kata mamah sambil menggendong tasnya.
"Udah semua?" tanya Rose.
"Udah.. mamah sama nenek berangkat dulu ya" mamah berpamitan dengan Rose dan Nazwa.
"Hati hati ya nek. Hati hati mah" Rose dan Nazwa ke depan rumah.
Mamah dan neneknya sudah pergi. Sekarang tinggal Rose dan Nazwa yang ada di rumah. Mereka bosan karena hanya berdua di rumah. Dan mereka masih sedih karena papah mereka membohongi mereka.
🌹🌹🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
Popular Girl
Roman pour Adolescents[ Slow Update! ] "Posting foto kamu sekarang!!" seru Melody. "Ngga mau!!" sahut Rose singkat. "Udah post aja, nanti kamu jadi Populer, terus banyak yang ngefans" Vanya meyakinkan. "Menjadi populer itu tidak mudah.." jawab Rose sambil memandang ke ar...